Virus Corona

Kematian Akibat Covid-19 Dibandingkan dengan Lakalantas, PAN: Kenapa Tidak Sekalian dengan PD II?

Saleh Partaonan Daulay menilai pernyataan Mahfud MD membandingkan kematian akibat kecelakaan lalu lintas dengan kematian akibat Covid-19, tidak bijak.

TRIBUNNEWS/HERUDIN
Menko Polhukam Mahfud MD 

WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR Fraksi PAN Saleh Partaonan Daulay menilai pernyataan Mahfud MD yang membandingkan kematian akibat kecelakaan lalu lintas dengan kematian akibat Covid-19, tidak bijak.

Sebab, apa pun alasannya, keselamatan diri dan jiwa warga negara adalah tanggung jawab negara.

"Lagi pula, kenapa perbandingannya kecelakaan lalu lintas dan beberapa penyakit katastrofe?"

SEBARAN Kasus Covid-19 di Indonesia 28 Mei 2020: Aceh Tambah 1 Pasien Positif Jadi 20 Orang

"Kenapa tidak sekalian dibandingkan dengan kematian akibat perang dunia II?"

"Kematian akibat perang dunia pasti jauh lebih banyak," kata Saleh melalui keterangan yang didapat wartawan, Jumat (29/5/2020).

Pernyataan Mahfud MD itu menurut Saleh mengindikasikan beberapa hal.

Beberapa Hari Terakhir Cuaca Panas dan Gerah, Begini Penjelasan BMKG

Pertama, Pemerintah Indonesia terkesan sudah tidak mampu melawan penyebaran Covid-19.

Padahal, pemerintah sudah melakukan banyak upaya.

Namun, upaya-upaya itu ternyata belum mampu mengontrol laju penyebaran Covid-19.

Kapolri Terbitkan Telegram Soal Skenario New Normal, Ini Ancaman Hukuman Pidana Bagi yang Melanggar

"Karena itu, masyarakat yang diminta untuk tidak takut berlebihan," ujar Saleh.

Kedua, pemerintah saat ini memang sedang membangun kesadaran baru warga masyarakat untuk kembali menjalani kehidupan sebagaimana biasa.

Hal itu diperlukan agar roda perekonomian kembali berjalan normal.

DKI Tunggu Indikator Pelonggaran PSBB dari Kemenkes, Targetkan Reproduksi Covid-19 di Bawah 1

"Sebab, kebijakan PSBB yang diterapkan selama ini secara nyata berdampak langsung pada perekonomian di tingkat nasional, bahkan global," ucapnya.

Ketiga, Saleh menilai pemerintah menjadikan penyelamatan ekonomi sebagai prioritas utama.

Sementara, penanganan Covid-19 hanya akan dilakukan sebagaimana penanganan penyakit menular lain yang ada di Indonesia.

UPDATE 28 Mei 2020: Tambah 103, Pasien Covid-19 di Jakarta Jadi 6.929 Orang

Ini tentu bertentangan dengan keputusan pemerintah yang telah menjadikan Covid-19 sebagai bencana nasional.

Dan kemarin, Gugus Tugas menegaskan status bencana nasional itu belum berakhir.

"Kalau Pak Mahfud meminta agar masyarakat tidak takut berlebihan, lalu kenapa sejak awal ini ditetapkan sebagai bencana nasional?"

Pemerintah Disarankan Berikan BLT untuk Warga Terdampak Covid-19, Tak Perlu Tas Presiden Merah Putih

"Bukankah suatu bencana, apalagi itu statusnya bencana nasional, sangat wajar ditakuti dan dikhawatirkan?," ujar Saleh.

Karena itu, Saleh mendesak agar para pejabat pemerintah lebih bijak dalam memberikan pernyataan.

Dengan begitu, masyarakat tetap punya optimisme dalam melawan Virus Corona.

UPDATE Kasus Covid-19 di Indonesia 28 Mei 2020: 24.538 Orang Positif, 6.240 Sembuh, 1.496 Meninggal

"Optimisme dan semangat masyarakat harus tetap dibangun."

"Karena dengan mereka dan bersama mereka lah perlawanan terhadap Corona ini dapat dilakukan," ucapnya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD mengajak masyarakat tidak menganggap enteng Covid-19.

Indonesia Kehilangan 4 Juta Wisatawan Asing Selama Pandemi Covid-19

Meski begitu, ia juga mengajak masyarakat tidak terlalu takut dengan Covid-19.

Hal itu ia sampaikan dalam acara halalbihalal Idul Fitri 1441 Hijriah Keluarga Besar Universitas 11 Maret via daring.

 IPW Minta Kapolda Jatim Jangan Lebay Hukum Kapolsek Gubeng yang Tidur, Diminta Contoh Prabowo

Acara ini disiarkan langsung lewat kanal YouTube Universitas Sebelas Maret, Selasa (26/5/2020).

"Maksud saya, saudara jangan anggap enteng Corona, tapi juga jangan takut betul," katanya.

Dasar Mahfud MD mengatakan hal tersebut adalah data yang menurutnya menjelaskan perbandingan angka rata-rata kematian di Indonesia, dengan angka rata-rata kematian warga Indonesia yang disebabkan Covid-19.

 Maruf Amin: Ternyata Anak Muda Tidak Kuat Menahan Jenuh, Tak Mau Diam di Rumah

"Ada data yang disiarkan oleh Kompas."

"Berapa data orang mati di dunia ini karena penyakit."

"Saya katakan di Indonesia itu orang mati setiap hari 4.884 orang rata-rata setiap hari."

 UPDATE 25 Mei 2020: RS Darurat Wisma Atlet Rawat 909 Pasien Positif Covid-19, 17 PDP, dan 7 ODP

"Yang mati karena Corona, dari tanggal 1 Januari sampai dengan akhir April, 131 hari itu, sehari rata-rata cuma 17."

"Angka kematian karena kecelakaan lalu lintas itu 9 kali lebih banyak dari Corona," tutur Mahfud MD.

Tidak hanya itu, menurut data yang disampaikannya, jumlah kematian di dunia karena AIDS, diare, dan kanker lebih besar dibandingkan dengan Covid-19.

 Kecelakaan Maut Bajaj Vs Transjakarta di Ancol, Satu Penumpang Tewas

"Berkali-kali lebih banyak orang mati karena AIDS dan karena diare."

"Di dunia itu yang mati karena diare selama 131 hari itu 560 ribu."

"Yang mati karena corona cuma 280 ribu."

 Aceh Provinsi Paling Landai Kasus Covid-19, Achmad Yurianto Sebut Masyarakatnya Luar Biasa Patuh

"Itu seluruh dunia."

"Yang mati karena kanker itu tiga juta orang," beber Mahfud MD.

Mahfud MD menuturkan, hingga kini pemerintah belum mengambil keputusan terkait wacana new normal untuk menghadapi pandemi Covid-19.

 Dokter RSUP Persahabatan Minta Masyarakat Sabar di Rumah, Sakit Dulu Baru Senang Kemudian

Meski begitu, Mahfud MD mengatakan pemerintah tengah merancang sejumlah model perhitungan matematis terkait hal tersebut.

Ia mengatakan, model tersebut telah diajukan oleh sejumlah kementerian dan lembaga, di antaranya Bapennas dan Kantor Staf Presiden dalam sidang kabinet.

"Saudara, sekarang ini pemerintah, karena tadi disebut Menkopolhukam, ada wacana, belum keputusan."

 MUI Pastikan Surat Berantai Rapid Test Covid-19 Modus Operandi PKI Hoaks

"Wacana bagaimana tentang new normal itu."

"Oleh karena itu ada model-model perhitungan. Perhitungan matematis."

"Di dalam sidang kabinet itu ada tiga sumber," papar Mahfud MD.

 Amien Rais: New Normal Salah Arah dan Pengelabuan

Mahfud MD mengungkapkan, pemerintah terus memantau dan menghitung perkembangan data setiap daerah di Indonesia.

Termasuk, membandingkan tingkat penularan di tiap wilayah.

"Oh ini ada penurunan kalau ada pembatasan."

 ‎Rambut Digunduli di Nusakambangan, Bahar Smith: Tanpa Paksaan, Tidak Ada yang Bisa Paksa Saya

"Tapi semuanya bisa dihitung."

"Jakarta sekarang sudah 0,9."

"Ada sembilan provinsi yang sekarang di bawah satu, nih lumayan bagus."

 Bantah Dipukuli hingga Bonyok, Bahar Smith: Saya Diperlakukan Lembut

"Tapi ada juga yang tinggi sekali, di Gorontalo, Jawa Timur, dan macem-macem itu."

"Itu ada perhitungannya."

"Nah, di dalam keadaan itulah kita berpikir bagaimana kita hidup normal dengan fakta-fakta itu," jelas Mahfud MD.

 Amien Rais: Pemimpin Harus Lebih Cerdas, Tambah Utang Jangan Dianggap New Normal

Selain itu, ia pun mengungkapkan pemerinrah juga mendengarkan perdebatan yang ada terkait new normal.

Perdebatan tersebut di antaranya dari kalangan dokter, ulama, bahkan sosiolog.

"Kita harus mengambil keputusan yang terbaik."

 New Normal di Tempat Kerja, Menteri Kesehatan Minta Sif Malam Hingga Pagi Hari Ditiadakan

"Bagaimana yang terbaik, mari kita diskusi, belum ada keputusan soal itu, semua masih dalam wacana dan kontroversi masih ada."

"Dan kita harus terbiasa, harus menghadapi itu," ucap Mahfud MD. (Chaerul Umam)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved