Virus Corona Jabodetabek

Pasien di RS Wisma Atlet Kerap Sharing Penyebab Terpapar Covid-19, Shock Saat Hasil Tes Swab Positif

Menjadi salah satu tenaga medis yang terjun langsung di zona merah saat pandemi Covid-19, membuat Putra Pratama (35) kerap berinteraksi dengan pasien.

TRIBUNNEWS/CECEP BURDANSYAH
Petugas medis memberikan penanganan kepada pasien di RS Darurat Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Jumat (1/5/2020). Wisma Atlet Kemayoran telah dialihfungsikan menjadi RS Darurat Covid-19, setelah pandemi Virus Corona mendera Indonesia. TRIBUNNEWS/CECEP BURDANSYAH 

WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Menjadi salah satu tenaga medis yang terjun langsung di zona merah saat pandemi Covid-19, membuat Putra Pratama (35) kerap berinteraksi dengan pasien Virus Corona.

Putra mengaku kerap menyaksikan para pasien bertukar informasi satu sama lain, terutama terkait penyebab utama mereka terpapar Covid-19.

"Jadi sebetulnya mereka itu berusaha mengingat kembali, apa sih yang menjadi penyebab utama masuk ke sini (RS Wisma Atlet)?" ungkapnya ketika dihubungi Tribunnews, Minggu (24/5/2020).

KASUS Covid-19 di Indonesia Tembus 22.271, Achmad Yurianto: Pekerjaan Kita Masih Cukup Berat

"Biasanya ketika bersama teman sekamar atau yang berada dalam satu lingkungan, biasanya mereka saling sharing penyebab utamanya (terpapar)," imbuhnya.

Pria asal Jakarta tersebut juga mengatakan, banyak pasien yang down secara mental begitu mereka tahu positif Covid-19 pasca-melakukan swab test.

"Banyak mereka yang shock setelah hasil swab test-nya diumumkan positif, mereka down mentalnya."

Tips Kabid Humas Polda Bengkulu Lawan Covid-19: Hadapi dengan Tenang, Jangan Lupa Berdoa

"Nah, itu tugas kita nih untuk mengedukasi Corona itu bisa sembuh," jelasnya.

Untuk bekerja di lingkungan seperti ini, Putra mengakui cukup berat.

Apalagi, pertambahan pasien terus terjadi setiap hari, dan dirinya juga bekerja di bagian High Care Unit (HCU).

UPDATE Kasus Covid-19 di Indonesia 24 Mei 2020: 22.271 Pasien Positif, 5.402 Sembuh, 1.372 Meninggal

Namun, ada satu hal yang membuatnya tetap semangat bekerja dan bertugas sebagai tenaga medis.

Yakni, ketika ada pasien sembuh dan berhasil pulang dari rumah sakit.

"Yang bikin kita tetap semangat, pertama ketika pasien sembuh atau pulang dari rumah sakit."

Kecewa Banyak Masyarakat Abaikan Jaga Jarak, Perawat RS Wisma Atlet: Kami Kan Kangen Keluarga Juga

"Karena saya bertugas di HCU yang notabene tingkat penyakitnya lebih krusial."

"Jadi ketika melihat pasien itu sembuh atau pindah ke rawat inap itu senang sekali kita."

"Itu jadi motivasi bagi kita," cetus Putra.

Larangan Mudik Kemungkinan Diperpanjang Bareng Penerapan The New Normal, Bakal Lebih Ketat?

Sebelumnya Wartakotalive memberitakan, di Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriah, Putra Pratama, perawat di RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran, menjalani fase karantina selama dua minggu di Tower 3, Minggu (24/5/2020).

Dia bukannya terjangkit Covid-19.

Namun, sesuai protap yang berlaku di RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet, para tenaga medis bekerja hanya sebulan lebih, yang dilanjutkan dengan dua minggu fase karantina atau masa libur.

 Maruf Amin: Kami Pemerintah Mohon Maaf Bahaya Corona Belum Hilang

Protap ini dilakukan agar tenaga medis tak kelelahan dan membuat risiko ketularan Covid-19 bertambah.

Apalagi, mereka berada di garda terdepan.

"Saya sebagai perawat, bertugas sejak Bulan April, sudah satu bulan lebih di Wisma Atlet Kemayoran," ujar Putra ketika dihubungi Tribunnews, Minggu (24/5/2020).

 Hacker Klaim Curi Data 2,3 Juta Pemilih Pemilu 2014, Begini Respons KPU

"Saat ini sedang tidak bertugas (off duty)."

"Sedang karantina."

"Jadi satu bulan lebih on duty, dua minggu masuk fase karantina terkait ambang batas jangan sampai kelelahan. Protapnya gitu," jelasnya.

 39.783 Napi Ikut Program Asimilasi dan Integrasi, 126 Diantaranya Melanggar, Termasuk Bahar Smith

Meski tengah menjalani masa libur atau off duty, Putra tetap berada di Tower 3 di RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran, tempat tenaga medis tinggal.

Bisa saja dia memilih pulang, namun batinnya berkecamuk.

Mengingat, dia bisa membawa virus kepada keluarganya.

 Motor Listrik Jokowi Dilelang Lagi, Banyak Berani Tawar di Atas Harga yang Dimenangkan M Nuh

Oleh karena itu, perawat dari lembaga Ners Indonesia tersebut memilih memendam rasa rindu kepada keluarganya.

"Kalau pulang sebenarnya bisa. Tapi ada protap, lebih baik tidak."

"Bahayanya ke keluarga kita, karena saya berhubungan langsung dengan pasien."

 M Nuh Pemenang Lelang Motor Listrik Jokowi Tak Dihukum, Dikira Dapat Hadiah, Takut Saat Ditagih

"Jangan sampai kita jadi carrier untuk pandemi ini."

"Jadi tidak menjadi pemutus mata rantai, malah jadi mata rantai baru kalau kita pulang," bebernya.

Putra menjelaskan, RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran  menegaskan ada tiga waktu jaga atau sif bagi tenaga medis.

 22 Mei 2020 Jadi Hari Kerja Biasa, Cuti Bersama Lebaran Digeser ke Juli Atau Desember

Dibagi menjadi sif pagi, siang, dan malam. Setiap tenaga medis bekerja selama delapan jam setiap harinya.

Biasanya sif pagi dimulai pukul 08.00-16.00, sit siang pukul 16.00-24.00, dan sif malam pukul 24.00-08.00.

"Tapi di Bulan Ramadan ada perubahan sedikit."

 LIVE STREAMING Sidang Isbat Penentuan 1 Syawal 1441 Hijriah, Pakai Protokol Covid-19

"Yang biasa pukul 08.00 menjadi 03.00."

"Sehingga sif pagi sampai pukul 11.00."

"Sementara sif siang pukul 11.00 sampai 19.00, dan dilanjutkan pukul 19.00 sampai 03.00," jelas Putra.

 Bahar Smith Tempati Sel Sendirian di Nusakambangan, Bisa Dipindahkan Jika Ada Perubahan Perilaku

Putra mengungkapkan, para tenaga medis di RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran tak bekerja dengan waktu yang sama dengan waktu di rumah sakit pada umumnya.

Di RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran, kata dia, dalam seminggu mereka hanya bekerja selama 36 jam.

"Ambang batasnya kita seminggu kerja 36 jam."

 Dukung Pencegahan Covid-19, Penghuni 35 Apartemen di Jakarta Diimbau Tidak Mudik

"Jadi 8 jam x 3, sudah termasuk aman."

"Kalau di rumah sakit biasa lebih panjang (sifnya)," terangnya.

Alih Profesi

Tak semua orang yang bertugas di RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran berlatar belakang tenaga medis.

Salah satunya adalah Putra Pratama.

Pria berusia 35 tahun tersebut beralih profesi untuk menjadi perawat pasien Covid-19 di kawasan zona merah.

 Duga Langgar HAM, Pengacara Bahar Smith Minta DPR Panggil dan Tegur Keras Menkumham Serta Dirjen PAS

Awalnya, Putra bekerja sebagai Koordinator Safety di Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di sebuah pertambangan.

"Pekerjaan saya itu malah sudah alih profesi sebenarnya."

"Saya Koordinator Safety di K3 pertambangan," ujar Putra ketika dihubungi Tribunnews, Minggu (24/5/2020).

 Di Kabupaten Bekasi, Cuma Warga Dua Kecamatan Ini yang Boleh Salat Idul Fitri di Masjid dan Lapangan

Namun, skill yang digelutinya lebih banyak ke arah medis.

Dia pun aktif di lembaga Ners Indonesia.

Oleh karena itu, dia memutuskan membantu pasien Covid-19.

 Anak Bontot Hary Tanoesoedibjo Jadi Pemenang Lelang Motor Listrik Jokowi, Harga Tetap Rp 2,55 Miliar

Di sisi lain, faktor kemanusiaan atau humanity juga menjadi penggerak lainnya untuk terjun bersama para relawan lainnya.

Menurutnya, penting agar kaum muda berjuang membela bangsa di waktu seperti ini.

"Jadi faktor humanity juga berperan."

 24 Tenaga Medis RSUD Kota Depok Positif Covid-19, Tiga Orang Lagi Masih Tunggu Hasil Tes Swab

"Saya sebagai Ketua Divisi Kemanusiaan di lembaga Ners Indonesia, karena sering bergerak di bidang kebencanaan, di situ sisi humanitynya keluar, apalagi pandemi ini global," paparnya.

Putra juga mengaku kaget dan khawatir ketika pertama kali menjejakkan kaki di RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran.

Sebab, dia tak menyangka sedemikian banyaknya masyarakat yang terpapar Covid-19 dan harus mendapat perawatan.

 UPDATE Kasus Covid-19 di Indonesia 22 Mei 2020: 20.796 Pasien Positif, 5.057 Sembuh, 1.326 Meninggal

"Lebih kepada khawatir, empati terhadap pasien yang masuk ke Wisma Atlet."

"Itu sangat miris sekali sebetulnya. Kaget karena banyak juga yang masuk," akunya.

"Kalau saya enggak ada masalah, karena datang dengan niat rela berkorban."

"Jadi ketika pandemi ini saya memutuskan untuk membantu sebagai relawan," imbuh Putra. (Vincentius Jyestha)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved