Virus Corona

UPDATE Anggota DPRD Medan Nantang Polisi untuk Memberi Virus Corona Biar Ditelannya, PAN Sesalkan

Anggota DPRD Medan Ini Nantang Polisi untuk Memberi Virus Corona Biar Ditelannya. PAN Medan menyayangkan ulah anggotanya

Capture Youtube KompasTV
Anggota DPRD Medan debat dengan polisi soal penanganan virus corona, saat menjenguk rekannya meninggal diduga karena Covid-19. Ia bahkan nantang minta diberi corona untuk ditelannya sebagai bukti ia tak takut mati. 

WARTAKOTALIVE.COM, MEDAN-- Sebuah video yang memperlihatkan anggota DPRD Medan Sumatera Utara terlibat cekcok dengan polisi beredar di media sosial.

Dalam rekaman video amatir yang memperlihatkan adu mulut antara anggota DPRD Medan dari Fraksi PAN di Saputra.

Edi terlihat emosi karena polisi meminta agar jenazah PDP corona langsung dimakamkan tanpa disemayamkan di rumah duka.

Dalam video ini, Edi Saputra berkali-kali memperkenalkan dirinya kalau dia adalah anggota DPRD Medan.

Karena pihak kepolisian yang bertugas menyampaikan bahwa mereka akan tetap melakukan tugasnya,

Edi Saputra pun tetap bersikeras menentang. Mereka berdebat terkait protokol penanganan virus corona.

Penumpang Turun 80 Persen, Jumlah Perjalanan KA yang Dibatalkan Jadi 44 KA, Ini Daftar Lengkapnya

Gaji Gubernur Jabar Dipotong Demi Covid-19, Wali Kota Depok Malah Memotong Gaji Kepala OPD

Bahkan Edi menantang supaya polisi memberinya virus corona untuk dia telan sebagai bukti bahwa dia tidak takut sama virus corona dan kematian.

Duduk Perkara

Seperti diketahui, Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid 19 berinisal SA meninggal  dunia di RS Madani Medan, Senin (30/3/2020).

Almarhum adalah politisi PAN.

 Anggota DPRD Medan Edi Saputra turut menyambangi rumah duka Jalan Air Bersih.

Di sana, Edi Saputra cekcok dengan polisi dari Polsek Medan Area.

Edi Saputra terlihat emosi karena pihak kepolisian melarang almarhum disalatkan.

 Kebijakan Darurat Sipil Diprotes, Dinilai Bentuk Lari dari Tanggung Jawab, Ciptakan Otoritarianisme

Pihak Polsek Medan Area meminta agar jenazah langsung dimakamkan tanpa disemayamkan di rumah duka.

"Cara abang itu salah, nanti abang kutuntut," ucap Edi Saputra sambil menunjuk anggota kepolisian, disadur Warta Kota dari Tribunmedan.com.

 Kemarahan Edi viral dalam rekaman video yang beredar.

Dalam video tersebut Edi Saputra berkali-kali memperkenalkan dirinya kalau dia adalah anggota DPRD Medan.

 Yah, Ojol dan Taksol Kena PHP, Ternyata Aturan Relaksasi Kredit Khusus Bagi Positif Corona Saja

Bahkan seorang pria berbaju ASN Pemko Medan diancamnya, dan mengatakan akan dipanggilnya ke RDP DPRD Kota Medan, karena tidak mendukungnya.

Karena pihak kepolisian yang bertugas menyampaikan bahwa mereka akan tetap melakukan tugasnya, Edi Saputra pun tetap bersikeras menentang.

"Kami panggil kalian nanti, berlebihan kalian itu, jangan begitu, aku aja gak takut mati, kenapa kalo mati, matinya itu. Tembak aja kami biar mati. Siapa bilang positif (corona), kalian aja polisi," teriaknya.

 Klarifikasi Presenter Soraya Rasyid dan Angela Tee Terkait Viral Video Mesum di Media Sosial

 Lima Fakta Maria Vania, Presenter dan Model Seksi yang Sering Dijuluki Pemersatu Bangsa

 Ia pun menuturkan bahwa dia tidak takut mati dan menyatakan bahwa negara ini sudah tidak betul lagi, lantaran hendak melakukan pemakaman sesuai SOP PDP Covid-19 pada pasien tersebut.

Bahkan dia menantang supaya polisi memberinya Virus Corona, untuk dia telan, sebagai bukti bahwa dia tidak takut sama virus corona dan kematian.

"Sini virus coronanya, biar saya telan," ujarnya dalam video tersebut.

Penjelasan petugas medis

Sementara itu Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumatera Utara, dr. Aris Yudhariansyah, mengatakan, satu berstarus PDP meninggal dunia setelah sempat dirawat di Unit Gawat Darurat di Rumah Sakit Madani Medan, Senin (30/3/2020).

Informasi yang dihimpun, PDP tersebut berjenis kelamin laki-laki dan meninggal sekitar pukul 06.00 WIB.

"Yang pasti pada saat masuk ke dalam UGD, berdasarkan pemeriksaan dokter yang ada di situ, dia ditetapkan sebagai pasien dalam pengawasan," katanya saat dihubungi melalui telepon pada Senin (30/3/2020) sore.

Namun demikian, untuk mendiagnosa positif atau negatif belum dilakukan.

Ini Penjelasan dr Erlina Burhan Soal Ketatnya SOP Penangan Pasein Covid-19 yang Meninggal

Dalam hal ini, pihaknya menerima laporan berdasarkan dokter rumah sakit yang menerimanya pertama kali.

"Kalau soal berapa lama dirawat, kayaknya satu malam. Karena posisi masih di UGD kan," katanya.

Sementara itu, terkait petugas yang mengenakan alat pelindung diri (APD) saat menangani jenazah, Aris menjelaskn, hal itu sudah sesuai prosedur.

"Apalagi berdasarkan gejala itu mengarah ke sana, kan ada standar penanganan jenazah yang diduga Covid-19, itu standar Kemenkes. Kalau gejala sakitnya, mungkin dokter yang merawat yang lebih paham," katanya.

Kaget Disalip, Truk Terguling di Tol Dalam Kota

 Ketua PAN Sumut Sesalkan

Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Amanat Nasional (PAN) Provinsi Sumatera Utara, Yahdi Khoir menyesalkan perilaku kadernya yang mengamuk kepada aparat kepolisian di rumah duka pasien dalam pemantauan (PDP) Corona atau Covid-19.

Yahdi mengatakan, bahwa kadernya tersebut tidak paham bagaimana SOP yang telah dan seharusnya dilakukan terhadap pasien dengan gejala Covid 19.

"Saya sebagai Ketua DPW PAN sangat menyangkan hal itu, harusnya sebagai anggota legislatif paham dan mengerti masalah yang kita hadapi bersama ini," kata dia melalui sambungan telepon, Senin (30/3/2020).

 Menurutnya, pastinya ada prosedur yang harus dilakukan tehadap PDP Corona meninggal dunia.

Yahdi prihatin dengan kadernya yang merupakan anggota DPRD Medan itu mengamuk kepada aparat kepolisian.

Dokter Seluruh Indonesia Siap Perang Lawan Covid-19, Minta Pemerintah Mempersenjatainya dengan APD

"Harus ada prosedur yang harus dilalui, kalau memang pihak rumah sakit mencurigai pasien dan ada indikasi ke Covid-19, karena statusnya juga PDP. Gak perlu pakai embel-embel lah anggota DPRD lah," jelasnya.

 Hingga sampai dengan saat ini, dirinya belum mengetahui secara jelas bagaimana perdebatan antara kadernya dengan aparat kepolisian.

Ia mengatakan, pihaknya akan menelusuri dan mempelajari terlebih dahulu mengenai video perseteruan tersebut.

Apabila nantinya Edi Saputra bersalah, karena sikapnya sebagai anggota dewan yang berlawanan dengan pemerintah akan diberikan teguran hingga sanksi disiplin dari partai.

 Roy Suryo: Hentikan Masuknya TKA Cina, Tunda Pemindahan Ibukota, Pecat Menteri dan Jubir yang Ngaco

"Kita belum ada menjatuhkan sanksi, tetapi kita akan pelajari dulu mengenai video yang beredar itu. Saya belum lihat videonya, nanti kami akan telusuri dulu, kalau itu mengarah kepada tindakan tidak terpuji kita berikan teguran," ujarnya.

Yahdi mengatakan, berdasarkan informasi yang dirinya dapatkan dari adik alm SA meninggal dunia karena memiliki riwayat penyakit asam lambung.

Ini Madu yang Ampuh Bisa Sembuhkan Berbagai Penyakit !

"Kalau kita belum tahu sampai sejauh itu, kalau keterangan adek alm, meninggalnya karena sakit asam lambung," kata dia.

Hingga sampai dengan saat ini, pihaknya sendiri belum mengetahui apakah SA meninggal karena terjangkit virus Corona atau tidak. Sebab, belum ada hasil lab yang menyatakan bahwa dirinya terkontaminasi wabah tersebut.

"Karena menyarakan positif harus tes lab dan lama harus menunggu hasilnya. Apakah sample darahnya diambil atau tidak, itu yang kita gak tahu," pungkasnya.

Sebagian Artikel Ini telah tayang di Kompas.com dengan judul  "Fakta Viral Anggota DPRD Cekcok dengan Polisi di Medan, Sebut Tak Takut Mati dan Telan Corona", 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved