Berita Tangerang

Terungkap, Ini Fakta Baru Kasus Bullying Siswa SMPN di Tangerang Selatan yang Berakhir Kematian

Kasus dugaan perudungan (bullying) yang menimpa MH (13), siswa SMPN di Tangerang Selatan, terus diselidiki kepolisian.

istimewa
BULLYING DI SEKOLAH - Ilustrasi bullying. Kasus dugaan perudungan (bullying) yang menimpa MH (13), siswa SMPN di Tangerang Selatan, terus diselidiki kepolisian. 

Ringkasan Berita:
  • Kasus dugaan perudungan (bullying) yang menimpa MH (13), siswa SMPN di Tangerang Selatan, terus diselidiki kepolisian
  • Sejak kematian MH pada akhir Oktober 2025, masyarakat menuntut kejelasan terkait dugaan perundungan yang disebut berlangsung sejak masa MPLS

 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Kasus dugaan perudungan (bullying) yang menimpa MH (13), siswa SMPN di Tangerang Selatan, terus diselidiki kepolisian.

Temuan terbaru dari pihak sekolah dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tangsel mengungkap detail yang belum pernah disampaikan sebelumnya, termasuk riwayat izin sakit korban, upaya mediasi, serta kondisi psikologis terduga pelaku, R (13), yang kini berada di bawah tekanan.

Sejak kematian MH pada akhir Oktober 2025, masyarakat menuntut kejelasan terkait dugaan perundungan yang disebut berlangsung sejak masa MPLS.

Baca juga: Cegah Tawuran hingga Bullying di Sekolah, Kapolda Metro Jaya Resmikan Program Polisi Siswa

Temuan terbaru justru menunjukkan kompleksitas kasus ini dari sisi sekolah maupun keluarga.

Kepala SMPN Tangsel, Frida Tesalonik, menyebutkan, MH tercatat tujuh kali tidak masuk sekolah sejak awal tahun ajaran baru.

"Menurut informasi dari wali kelasnya, anak ini sering tidak masuk, izin sakit dari sejak Juli 2025, kurang lebih ada tujuh kali," kata Frida saat ditemui di Serpong, Tangsel, Selasa (18/11/2025).

Baca juga: Keluarga Ungkap Kondisi Hisyam Sebelum Meninggal, Korban Bullying SMPN 19 Tangsel

Absensi tersebut tercatat rapi dan dilaporkan ke kepolisian, meski belum dipastikan disertai surat keterangan dokter. 

Menurut wali kelas, izin tidak masuk korban itu disampaikan hanya melalui chat.

Frida menegaskan, MH tidak menunjukkan tanda-tanda perundungan dan selama kegiatan belajar tetap mengikuti pelajaran seperti biasa.

Baca juga: Siswa SMPN di Tangsel Meninggal Karena Bullying, PGRI: Guru Perlu Dilatih, Siswa Mesti Peran Aktif

Wali kelas bahkan rutin mengecek kondisi psikososial siswa melalui berbagai metode, baik itu secara polling dan catatan manual.

MH selalu menuliskan tidak memiliki masalah dengan teman-temannya.

Frida membantah tudingan sekolah abai dan menyebut pihak sekolah langsung melakukan mediasi setelah orang tua korban melaporkan kasus bullying pada 21 Oktober 2025.

Baca juga: Siswa SMPN 19 Tangsel Meninggal Diduga Korban Bullying, Ini Seruan PB PGRI

"Saat pertama kali diketahui, kami langsung melakukan mediasi," kata Frida.

Sejak mediasi itu, sekolah menyebutkan, keluarga korban sempat datang kembali untuk laporan lanjutan, namun diteruskan untuk ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangsel.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved