Polemik Kereta Cepat

Prabowo Siap Tanggung Jawab Bayar Utang Proyek Whoosh, Tifa Minta 'Bos Termul' Jangan Senang Dulu

Menurut Tifa, pemilihan frase 'tanggung jawab' oleh Prabowo, bukanlah untuk mengabaikan dugaan niat jahat

Editor: Feryanto Hadi
Istimewa
POLEMIK KERETA CEPAT - Kolase Presiden ketujuh RI, Joko Widodo (Jokowi) dan Pegiat media sosial sekaligus dokter ahli saraf nutrisi Tifauzia Tyassuma atau dikenal Dokter Tifa. Dokter Tifa meminta agar Jokowi tak senang dulu soal pernyataan Prabowo yang akan bertanggungjawab mengenai utang proyek Whoosh 
Ringkasan Berita:
  • Prabowo Subianto buka suara soal polemik utang proyek kereta cepat yang kian menumpuk
  • Prabowo mengaku siap bertanggungjawab mencari cara membayarkan utang tersebut
  • Dokter Tifa menilai, pernyataan Prabowo justru menjadi peringatan bagi pihak-pihak yang 'bermain' dalam proyek itu
  • Menurut Tifa, pemilihan frase 'tanggung jawab' oleh Prabowo, bukanlah untuk mengabaikan dugaan niat jahat dalam proyek tersebut.

 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA- Pegiat media sosial sekaligus dokter ahli saraf nutrisi Tifauzia Tyassuma turut menganalisa pernyataan Presiden Prabowo Subianto soal utang proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung atau Whoosh

Sebelumnya, Prabowo Subianto buka suara soal polemik utang proyek kereta cepat yang belakangan menjadi sorotan masyarakat Indonesia. 

“Enggak usah khawatir, apa itu ribut-ribut soal Whoosh, saya sudah pelajari masalahnya, saya tanggung jawab nanti itu Whoosh semuanya,” 

“Jangan dihitung untung, untung, rugi, rugi, enggak, hitung manfaat gak untuk rakyat? Di seluruh dunia begitu, ini namanya Public Service Obligation,” jelas Prabowo seperti dimuat Youtube Sekretariat Presiden. 

Dokter Tifa menilai, pernyataan Prabowo justru menjadi peringatan bagi pihak-pihak yang 'bermain' dalam proyek itu

Baca juga: Disebut Akan Jadi Tersangka oleh Relawan Jokowi, Roy Suryo: Polda Aja Nggak Yakin Ijazahnya Asli

"Saya baca pernyataan Presiden @prabowo ini sebagai peringatan keras bagi oknum yang terlibat dalam proyek Whoosh yang ugal-ugalan. "Saya tanggungjawab" bukan berarti Presiden mau ambil alih kerugian maupun kemungkinan mark up dan korupsi yang terjadi pada proyek Whoosh ini," tulis dokter Tifa dikutip Warta Kota dari X, Selasa (4/11/2025)

"ibarat Presiden jadi pencuci piring kotor yang ditinggal pesta pora para tikus curut codot kodok rezim kemarin," imbuhnya

Menurut Tifa, pemilihan frase 'tanggung jawab' oleh Prabowo, bukanlah untuk mengabaikan dugaan niat jahat dalam proyek tersebut.

"Tanggung jawab bukan dengan melindungi kejahatan para penjahat. Tetapi "tanggung jawab" di sini adalah untuk rakyat. Jika rakyat mengalami kerugian akibat kongkalingkong rezim sebelumnya, maka Presiden tentu akan tanggungjawab memeriksa, menginvestigasi, menangkap, dan memborgol siapapun oknum yang bermain di proyek Whoosh dan menghasilkan kerugian bagi rakyat selama puluhan tahun ke depan," papar Tifa

" Jadi Boss Termul dan para Termul jangan happy dulu kalian ya dengan pernyataan Presiden ini. Tanggung jawab Presiden bukan dengan melindungi para koruptor, tetapi kepada kepentingan rakyat," tandasnya

Pernyataan Prabowo

Prabowo sebelumnya bicara soal soal polemik utang proyek kereta cepat yang belakangan menjadi sorotan masyarakat Indonesia. 

Pernyataan Prabowo soal polemik utang kereta cepat Indonesia-China itu disampaikan saat meresmikan Stasiun Tanah Abang yang baru direnovasi pada Selasa (4/11/2025). 

Dalam pernyataannya, Prabowo mengaku akan terus menggenjot transportasi kereta sebagai pemenuhan fasilitas publik. 

Bahkan, Kepala Negara RI itu juga berjanji akan membangun jaringan kereta di Kalimantan dan terus memperluas rel di Sulawesi dan Sumatra. 

Kemudian Prabowo menyinggung soal polemik utang kereta cepat Whoosh yang belakang disorot. 

Sambil gebrak meja, Prabowo menyebut dirinya sudah mempelajari polemik utang tersebut. 

Hasilnya kata Prabowo, proyek kereta cepat tersebut sama sekali tidak bermasalah. 

Prabowo sendiri sepakat dengan pernyataan Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) yang menyebut bahwa proyek kereta cepat Indonesia-China bukan hanya mencari keuntungan semata. 

Melainkan kata Prabowo, kereta cepat sebagai bentuk negara menyediakan Public Service Obligation (PSO) untuk masyarakat. 

Public Service Obligation (PSO) adalah kewajiban yang diberikan pemerintah kepada perusahaan (sering kali BUMN) untuk menyediakan layanan publik yang terjangkau, bahkan jika itu tidak menguntungkan secara komersial. 

Tujuan utamanya adalah memastikan akses layanan penting seperti transportasi umum, energi, dan layanan pos tersedia bagi seluruh lapisan masyarakat, di mana sektor swasta mungkin enggan menyediakannya.

Baca juga: Prabowo Banyak Ngobrol Soal BUMN dengan Jonan, Bakal Jadi Kepala Badan?

Sehingga kata Prabowo, sebagai Presiden saat ini, dia akan bertanggung jawab untuk proyek utang kereta cepat yang disebut telah membuat PT KAI terus merugi karena terbebani pembayaran cicilan utang setiap tahun.

“Enggak usah khawatir, apa itu ribut-ribut soal Whoosh, saya sudah pelajari masalahnya, saya tanggung jawab nanti itu Whoosh semuanya,” 

“Jangan dihitung untung, untung, rugi, rugi, enggak, hitung manfaat gak untuk rakyat? Di seluruh dunia begitu, ini namanya Public Service Obligation,” jelas Prabowo seperti dimuat Youtube Sekretariat Presiden. 

Terlihat wajah Direktur Utama PT KAI Bobby Rasyidin pun tersenyum lega saat Prabowo mengaku mau tanggung jawab perihal polemik utang kereta cepat

Namun demikian Prabowo tidak menjelaskan bagaimana solusi yang akan diambil negara dalam membenahi beban utang Whoosh

Prabowo hanya menyebut solusi itu sudah disampaikannya kepada Menteri Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)

KPK Melempem

Sebelumnya Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi, menyoroti lambatnya kinerja Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Meskipun KPK telah menyelidiki proyek Whoosh sejak awal 2025, hingga kini progresnya tidak jelas.

Karenanya ia mendesak DPresiden Prabowo Subianto membentuk tim independen untuk mengusut dugaan kerugian negara dalam proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh era Joko Widodo (Jokowi) semakin menguat.

Nama mantan Menko Polhukam, Mahfud MD, diusulkan untuk memimpin tim tersebut.

“KPK lamban dan melempem,” ujar Muslim (2/11/2025).

Ia menduga pimpinan KPK saat ini tersandera “utang budi” pada Jokowi, sehingga takut mengusut tuntas kasus yang diduga melibatkan penanggung jawab utama proyek tersebut.

Baca juga: Dipanggil ke Istana dan Diskusi 2 Jam dengan Prabowo, Jonan Sebut Tak Bahas Whoosh Tapi Soal Ini

Muslim Arbi memaparkan, dugaan adanya mark up dalam proyek ini sangat terang benderang. Ia membandingkan biaya proyek Whoosh dengan proyek serupa di negara lain.

Investasi proyek KCIC mencapai sekitar US$ 7,27 miliar atau setara Rp 120,38 triliun. 

Sekitar 75 persen pembiayaan proyek yang dimulai sejak 2016 ini berasal dari pinjaman China Development Bank (CDB).

Besarnya pembengkakan biaya (cost overrun) menjadi salah satu latar belakang penyelidikan dugaan korupsi tersebut.

Whoosh sendiri resmi beroperasi pada 2 Oktober 2023 dan menjadi kereta cepat pertama di kawasan Asia Tenggara.

“Kereta Cepat Jakarta-Bandung dengan jarak 142 Km biayanya hampir mencapai Rp120 triliun,” jelasnya.

Sementara di Arab Saudi, proyek kereta cepat dengan jarak 1.500 Km (lebih dari 10 kali lipat) menelan biaya Rp112 triliun.

Dengan perbandingan sederhana ini, publik dapat menilai adanya pembengkakan biaya yang tidak wajar.

Karena KPK dianggap “kagok” dan tidak transparan, pembentukan tim independen dipandang sebagai solusi mendesak untuk menyelamatkan keuangan negara.

Muslim menilai Mahfud MD, dengan latar belakangnya sebagai mantan Hakim MK, adalah sosok yang tepat untuk memimpin tim tersebut.

“Presiden Prabowo harus segera mengeluarkan Keppres untuk bagi Mahfud MD dkk segera bekerja,” tuturnya.

Muslim juga menyarankan agar rencana perpanjangan proyek Whoosh Jakarta-Surabaya tidak dipikirkan terlebih dahulu, mengingat proyek yang ada saat ini masih sarat masalah.

Namun dengan pernyataan Prabowo terbaru, harapan Muslim ini dipastikan hanya angan-angan belaka.

Baca berita WartaKotalive.com lainnya di Google News dan WhatsApp

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved