Berita Nasional

Efektivitas Kinerja Polri Capai 92 Persen, Masuk Tiga Besar Dunia Versi WISPI 2023

Efektivitas kinerja Polri di bawah kepemimpinan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menunjukkan peningkatan signifikan

Istimewa
KINERJA POLRI NAIK -   Efektivitas kinerja Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) di bawah kepemimpinan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menunjukkan peningkatan signifikan dalam menjaga stabilitas keamanan nasional. Hal itu tercermin dalam laporan World Internal Security and Police Index (WISPI) 2023, yang menempatkan Polri sebagai salah satu institusi kepolisian dengan performa terbaik di dunia, seperti diungkap pengamat Haidar Alwi. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA --  Efektivitas kinerja Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) di bawah kepemimpinan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menunjukkan peningkatan signifikan dalam menjaga stabilitas keamanan nasional.

Hal itu tercermin dalam laporan World Internal Security and Police Index (WISPI) 2023, yang menempatkan Polri sebagai salah satu institusi kepolisian dengan performa terbaik di dunia.

Dalam laporan terbaru tersebut, Polri meraih skor 0,920 pada dimensi hasil (outcome) — tertinggi ketiga setelah Denmark dan Finlandia.

Baca juga: Polri Tarik Irjen Argo Yuwono dari Kementerian UMKM Usai Putusan MK

Skor tinggi pada dimensi ini menunjukkan bahwa efektivitas kinerja Polri dalam mereduksi tingkat kejahatan, menjaga rasa aman publik, serta memberikan respons cepat terhadap gangguan keamanan berada di atas rata-rata global.

Pencapaian tersebut disampaikan Pendiri Haidar Alwi Institute (HAI) sekaligus Wakil Ketua Dewan Pembina Ikatan Alumni ITB, R. Haidar Alwi, pada Jumat (21/11/2025).

“Capaian ini merefleksikan meningkatnya rasa aman masyarakat, terkendalinya tingkat kriminalitas, serta tumbuhnya kepercayaan publik terhadap kompetensi Polri,” ujar Haidar.

Menurut Haidar, capaian tersebut semakin menonjol jika melihat tantangan internal Polri, khususnya terkait rasio personel terhadap jumlah penduduk.

Saat ini, rasio kepolisian Indonesia berada di kisaran 1:631, jauh dari standar ideal PBB yakni sekitar 1:350.

Dengan rasio tersebut, satu personel Polri harus melayani dan menjaga keamanan ratusan warga dalam konteks negara dengan keragaman sosial, kondisi geografis, dan dinamika keamanan yang sangat kompleks.

“Keterbatasan infrastruktur dan personel seharusnya berdampak pada kualitas pelayanan keamanan. Namun Polri mampu mengompensasinya melalui strategi operasional yang adaptif, modernisasi teknologi, dan penguatan kehadiran di tengah masyarakat,” jelas Haidar.

Kondisi ini pula yang membuat dimensi kapasitas Polri dalam WISPI hanya mencatat skor 0,380, menandakan masih perlunya peningkatan personel, infrastruktur, serta dukungan peralatan modern untuk tugas-tugas kepolisian.

WISPI juga memberikan Polri skor 0,580 untuk dimensi legitimasi, menunjukkan tingkat dukungan dan kepercayaan publik yang relatif baik.

Haidar menyebut penguatan legitimasi ini tidak terlepas dari implementasi Program Polri PRESISI (Prediktif, Responsibilitas, dan Transparansi Berkeadilan), yang dinilai berhasil memperbaiki layanan publik, memperluas transparansi, dan meningkatkan interaksi polisi dengan masyarakat.

Baca juga: Mahfud Ungkap Prabowo Beli Data LN Soal Pebisnis Makan Uang Negara Puluhan Tahun, Kapolri Gak Guna

“Reputasi institusi keamanan sangat ditentukan oleh legitimasi sosialnya. Skor ini menunjukkan Polri berada pada jalur positif dalam membangun kembali kepercayaan publik setelah berbagai tantangan kasus internal beberapa tahun terakhir,” katanya.

Meski mencatat kinerja baik pada dimensi hasil dan legitimasi, Polri mendapatkan skor terendah pada dimensi proses, yakni 0,130.

Sumber: WartaKota
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved