Kematian Dosen Untag

Keluarga Dosen Untag Curiga: AKBP Basuki Panik dan Minta Barang Korban Saat Olah TKP

Keluarga dosen muda Untag DLL menilai terdapat sejumlah kejanggalan saat AKBP Basuki panik dan minta barang korban ke penyidik yang olah TKP

Instagram @Kapolres_Blora
AKBP BASUKI PANIK - Keluarga dosen muda Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Semarang, Dwinanda Linchia Levi (35) atau DLL menilai terdapat sejumlah kejanggalan dalam penanganan kasus kematian korban. Salah satu hal yang dipertanyakan adalah sikap AKBP Basuki, perwira polisi yang diketahui tinggal satu atap dengan korban, saat proses olah tempat kejadian perkara (TKP) dilakukan, dimana Basuki panik dan meminta barang pribadi korban ke penyidik yang olah TKP. 

WARTAKOTALIVE.COM -- Keluarga dosen muda Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Semarang, Dwinanda Linchia Levi (35) atau DLL menilai terdapat sejumlah kejanggalan dalam penanganan kasus kematian korban.

Salah satu hal yang dipertanyakan adalah sikap AKBP Basuki, perwira polisi yang diketahui tinggal satu atap dengan korban, saat proses olah tempat kejadian perkara (TKP) dilakukan.

Kuasa hukum keluarga, Zainal Petir, mengatakan pihaknya masih menunggu hasil autopsi resmi.

Baca juga: Asmara AKBP Basuki dan Dosen Untag Terbongkar Serumah 5 Tahun Tanpa Nikah

Namun Zainal mengungkap adanya dugaan sementara bahwa korban mengalami pecah jantung sebelum meninggal.

“Kami mempertanyakan apakah sebelum meninggal korban mengonsumsi obat berdasarkan resep dokter, atau ada obat lain yang diminumnya karena dipaksa orang yang bersamanya,” ujarnya dilansir dari laman Tirto, Jumat (21/11/2025).

DLL ditemukan meninggal dalam keadaan tanpa busana di kamar Kostel Mimpi Inn, Gajahmungkur, Kota Semarang, Senin (17/11/2025) pagi.

Sebelumnya, korban diketahui memiliki riwayat tekanan darah mencapai 190 dan gula darah hingga 600, setelah menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Tlogorejo pada 15–16 November 2025.

Zainal mengatakan, keluarga juga mempertanyakan foto kondisi jenazah yang sempat dikirim AKBP Basuki kepada kerabat korban.

Dalam foto tersebut, diduga terdapat bercak darah di bagian paha dan perut korban.

Namun foto itu belum sempat disimpan karena diduga sudah dihapus oleh Basuki.

Kepanikan AKBP Basuki Dianggap Janggal

Menurut Zainal, kejanggalan paling mencolok terlihat saat polisi melakukan olah TKP.

Ia menuturkan bahwa AKBP Basuki terlihat panik dan sempat meminta penyidik menyerahkan barang-barang pribadi korban berupa laptop dan ponsel.

“Permintaan itu ditolak oleh penyidik di lapangan. Kepanikan Basuki justru menimbulkan dugaan bahwa ada sesuatu yang ingin disembunyikan,” kata Zainal.

Keluarga semakin terkejut ketika mengetahui bahwa nama korban tercantum dalam satu Kartu Keluarga (KK) dengan AKBP Basuki. DLL dicantumkan dengan keterangan hubungan family lain.

Sumber: WartaKota
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved