Kematian Dosen Untag

Keluarga Dosen Untag Curiga: AKBP Basuki Panik dan Minta Barang Korban Saat Olah TKP

Keluarga dosen muda Untag DLL menilai terdapat sejumlah kejanggalan saat AKBP Basuki panik dan minta barang korban ke penyidik yang olah TKP

Instagram @Kapolres_Blora
AKBP BASUKI PANIK - Keluarga dosen muda Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Semarang, Dwinanda Linchia Levi (35) atau DLL menilai terdapat sejumlah kejanggalan dalam penanganan kasus kematian korban. Salah satu hal yang dipertanyakan adalah sikap AKBP Basuki, perwira polisi yang diketahui tinggal satu atap dengan korban, saat proses olah tempat kejadian perkara (TKP) dilakukan, dimana Basuki panik dan meminta barang pribadi korban ke penyidik yang olah TKP. 

Basuki Jadi Saksi Kunci

Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Pol Artanto, menjelaskan bahwa pengusutan kasus kematian DLL dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan dugaan pelanggaran etik yang menyeret AKBP Basuki.

Basuki, yang menjabat Kasubdit Dalmas Direktorat Samapta Polda Jawa Tengah, kini menjalani penahanan khusus karena diduga menjalin hubungan dengan korban sejak 2020 meski sudah berkeluarga.

“Yang bersangkutan berada di kamar bersama korban dan menyaksikan langsung detik-detik korban mengembuskan napas terakhir. AKBP B merupakan saksi kunci dalam penyelidikan ini, baik untuk dugaan pidana maupun kode etik,” jelas Artanto.

Keluarga mendesak Polda Jawa Tengah menangani kasus ini secara transparan dan profesional, mengingat banyaknya kejanggalan yang muncul sejak awal temuan jenazah.

Sebelumnya AKBP Basuki membantah memiliki hubungan asmara dengan korban dan menyebut hanya membantu Levi karena rasa simpati.

Pengakuan itu muncul di tengah sorotan publik terhadap hubungan keduanya, yang sebelumnya disampaikan mahasiswa dan keluarga korban.

Dari pihak kampus, mahasiswa Levi mengaku dosen mereka sempat menyinggung sosok polisi berpangkat AKBP.

Ketua Umum Komunitas Muda Mudi Alumni Untag Semarang, Jansen Henry Kurniawan, mengatakan Levi pernah bercerita bahwa dirinya mengenal seorang polisi yang menjabat sebagai Kasubdit Pengendalian Massa.

Jansen menduga keduanya memiliki kedekatan khusus.

Ia menilai kematian Levi janggal karena kehadiran anggota polisi tersebut di kamar hotel, terlebih bukan bagian dari aparat yang menangani pidana.

Ia meminta penyelidikan dilakukan secara terbuka dan tidak ada upaya melindungi institusi.

Di tengah berbagai dugaan, AKBP Basuki justru menyampaikan versi berbeda.

Ia membantah memiliki hubungan asmara dengan Levi dan mengaku hanya mengenalnya karena rasa simpati setelah orang tua Levi meninggal.

Ia bahkan mengklaim membantu biaya wisuda doktor Levi.

Baca juga: Dosen Untag Semarang Tewas di Kostel, Polisi Ungkap Dugaan Penyebab Kematian

Sumber: WartaKota
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved