Berita Nasional

Indonesia Urutan Kedua Kasus TBC Terbanyak di Dunia, Ini Pesan Saan Mustofa

Indonesia di Bawah India sebagai Negara dengan Kasus TBC Terbanyak, Ini Pesan Tegas Saan Mustofa

Penulis: Muhammad Azzam | Editor: Dwi Rizki
Warta Kota
TBC - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia, Saan Mustofa menghadiri Baksos NasDem pemeriksaan TBC di Desa Pisang Sambo, Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten Karawang pada Sabtu (15/11/2025). Dirinya meminta pemerintah serius tangani tuberculosis (TBC). 
Ringkasan Berita:
  • Indonesia menempati posisi kedua dunia untuk jumlah kasus TBC, menandakan masalah kesehatan yang jauh lebih besar dari yang tampak.
  • Saan Mustofa menilai pemerintah perlu langkah ekstra serius untuk mencapai target eliminasi TBC pada 2030.
  • Dengan estimasi 1,09 juta kasus dan 134.000 kematian per tahun, angka TBC menunjukkan skala ancaman yang sering tidak disadari masyarakat.
  • Minimnya pengetahuan publik membuat banyak pengidap TBC tidak terdeteksi, membuka potensi penyebaran yang lebih luas.

WARTAKOTALIVE.COM, KARAWANG - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia, Saan Mustofa meminta pemerintah serius tangani tuberculosis (TBC).

Pasalnya, Indonesia nomor urut kedua dunia dengan jumlah penderita TBC terbanyak.

Saan mendorong pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia untuk mengentaskan tuberculosis secara serius menuju eliminasi TBC tahun 2030.

"Komisi 5 DPR RI juga sudah membicarakan ini secara serius. TB isu nasional, menjadi isu dunia yang mendapat perhatian khusus," kata Saan di Baksos NasDem pemeriksaan TBC di Desa Pisang Sambo, Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten Karawang pada Sabtu (15/11/2025).

Baca juga: Rano Sesali Ada Kantor yang Pecat Karyawan Karena Menderita Sakit TBC

Wakil Ketua Umum DPP NasDem juga menerangkan, Indonesia saat ini menempati peringkat kedua dunia dengan kasus TBC terbanyak setelah India.

Jumlah kasusnya diestimasikan sekitar 1,09 juta kasus pertahun dengan angka kematian sekitar 134.000 jiwa.

Semua elemen harus bersatu dalam upaya bukan hanya penanganan TBC. Akan tetapi pendeteksian dini kepada masyarakat.

"kita kan belum secara detail tau, masih banyak pengidap yang belum diketahui, karena tingkat pengetahuan masyarakat masih minim, mereka gak terlalu peduli," katanya.

Sehingga menurutnya, upaya pendeteksian dini harus ditingkatkan. Bahkan, pemerintah harus jemput bola mendatangi masyarakat kampung untuk pendeteksian dini TBC.

"Jangan nunggu masyarakat periksa sendiri, tapi jemput bola datangi masyarakat di perkampungan untuk skrining tuberculosis," katanya.

Kasus TBC di Jakarta

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta ditargetkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk menemukan lebih dari 70.000 kasus tuberkulosis (TBC) sepanjang 2025.

Dikutip dari Kompas.com, target tersebut merupakan bagian dari strategi nasional menuju eliminasi TBC di Indonesia pada 2030. 

“Tahun ini Jakarta ditargetkan oleh Kementerian Kesehatan untuk menemukan 70.000 lebih kasus TBC,” ujar Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ani Ruspitawati usai bertemu Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Benjamin Paulus Octavianus di Balai Kota Jakarta, Jakarta Pusat, Kamis (13/11/2025).

Saat ini, Pemprov DKI telah menemukan sekitar 49.000 kasus TBC. Dari jumlah tersebut, lebih dari 90 persen pasien sudah memulai pengobatan.

“Kami terus mencari tugasnya terus setidaknya sampai 70.000 itu semuanya ketemu. Dan dari 49.000 yang sudah ketemu, 90 persen lebih di antaranya sudah memulai pengobatan,” lanjut Ani.

Ani menjelaskan, penemuan kasus menjadi langkah penting dalam pemberantasan TBC.

Dengan menemukan pasien lebih awal, rantai penularan bisa segera diputus sehingga jumlah penderita baru dapat ditekan.

Sementara itu, Wamenkes Benjamin menyebut pemerintah tengah menyiapkan revisi Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2021 tentang Penanggulangan TBC.

Revisi itu akan memperluas keterlibatan lembaga kementerian dan badan agar penanganan penyakit itu lebih komprehensif.

“Revisi perpres 67 tahun 2021 akan diubah karena tadinya melibatkan 15 kementerian akan menjadi 35 kementerian dan badan, termasuk TNI, Polri. Kenapa? Pemberantasan TBC bukan hanya segera ngobatin pasien yang sakit,” ucap Benjamin.

Ia menambahkan, Indonesia saat ini menempati urutan kedua kasus TBC terbanyak di dunia, menyumbang sekitar 10 persen dari total kasus global.

Tahun ini, jumlah kasus TBC di Indonesia mencapai sekitar 1,09 juta, dengan lebih dari 700.000 pasien telah menjalani pengobatan.

Benjamin menegaskan, meningkatnya temuan kasus bukan berarti situasi memburuk, melainkan menandakan deteksi dini semakin baik.

“Kalau kasusnya ditemukan, itu justru bagus karena bisa diobati. Yang bahaya itu kalau tidak ditemukan dan menular di tengah masyarakat,” ucapnya.

Pemerintah menargetkan seluruh kasus TBC di Indonesia bisa ditemukan dan diobati pada 2030.

DKI Jakarta menjadi salah satu daerah yang diprioritaskan karena memiliki sistem layanan kesehatan yang memadai dan jumlah tenaga medis yang besar.

“DKI ini kan enak kotanya jelas, dokternya banyak, perawatnya banyak. Beliau siap mensupport sudah ada pasukan putih, pasukan putih ada, kader ada. Ini tinggal kita makin menguatkan sama pencatatan pelaporan,” kata Benjamin.

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di WhatsApp.

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved