PUBG Dibatasi Istana Imbas Ledakan SMAN 72, Nasib E-Sport Jakarta di Tangan Pramono

Dalam waktu singkat, gim ini memecahkan rekor unduhan dan menjadi salah satu gim e-sport paling populer di platform ponsel.

Di Indonesia, kehadiran PUBG Mobile mendorong lahirnya turnamen nasional hingga internasional, membuat jutaan anak muda bercita-cita menjadi atlet e-sport.

Untuk perangkat dengan spesifikasi rendah, Tencent juga merilis PUBG Mobile Lite, sehingga aksesibilitas gim ini semakin luas.

Di platform Google Play Store, PUBG telah diunduh lebih dari 500 juta kali, menunjukkan pengaruhnya yang luar biasa di pasar gim global. Hubungan Krafton dan Tencent semakin menguat ketika Tencent berinvestasi di Krafton.

Hasilnya, Krafton tetap menjadi pemilik intelektual PUBG, sementara Tencent melalui Level Infinite mengelola penerbitan PUBG Mobile secara global.

Diduga Memicu Kekerasan

Meski PUBG memiliki sejarah panjang dalam perkembangan e-sport, kekhawatiran mengenai dampaknya terhadap anak-anak tak bisa diabaikan.

Mensesneg Prasetyo Hadi menyatakan, gim tersebut berpotensi menormalisasi kekerasan dalam pikiran anak.

“PUBG. Itu kan di situ, kita mungkin berpikirnya ada pembatasan-pembatasan ya, di situ kan jenis-jenis senjata, juga mudah sekali untuk dipelajari, lebih berbahaya lagi," ujar Prasetyo, di depan kediaman Prabowo, Jakarta, Minggu (9/11/2025) malam.

Prasetyo pun mengisyaratkan bahwa pemerintah akan mengkaji kembali pembatasan game online untuk membatasi pengaruh terhadap anak Indonesia.

Pembatasan tersebut dilakukan sebagai respons terhadap peristiwa ledakan yang terjadi di SMAN 72 Jakarta, Kelapa Gading, Jakarta, pada Jumat (7/11/2025).

“Beliau (Presiden Prabowo) tadi menyampaikan bahwa kita juga masih harus berpikir untuk membatasi dan mencoba bagaimana mencari jalan keluar terhadap pengaruh-pengaruh dari game online," ujar Prasetyo.

"Karena, tidak menutup kemungkinan, game online ini ada beberapa yang di situ, ada hal-hal yang kurang baik, yang mungkin itu bisa memengaruhi generasi kita ke depan," sambung dia.

Pandangan PB E-Sport Indonesia

Namun, Ketua Bidang Hubungan Internasional Pengurus Besar E-Sports Indonesia (PB ESI), Eddy Lim, punya pandangan berbeda berdasarkan pengalaman panjangnya di industri ini. Ia mengaku sudah menggeluti dunia turnamen gim sejak 1999. 

“Saya jalani game itu sudah lama, sudah 27 tahun. Selama saya menjalankan turnamen game, rata-rata gamer itu justru kurang agresif,” ujar dia.

Menurut Eddy, anggapan bahwa gim aksi membuat pemain menjadi agresif tidak sepenuhnya benar.