Berita Jakarta
Soal Isu Bau, Pakar ITB Sebut RDF Rorotan Dilengkapi Alat Kontrol Polusi Udara
Soal Isu Bau, Pakar ITB Sebut RDF Rorotan Dilengkapi Air Pollution Control Devices (APCD), Sehingga Aman bagi Lingkungan dan Kesehatan.
Ringkasan Berita:
- Setelah perbaikan dan evaluasi teknis, pabrik pengolah sampah terbesar di dunia ini memenuhi standar emisi Euro-6.
- Dari 2.500 ton sampah per hari, pabrik menghasilkan 875 ton bahan bakar RDF, dijual ke pabrik semen dengan harga USD 24–44 per ton.
- Sistem berlapis seperti Cyclone, Baghouse Filter, Wet Scrubber, Wet ESP, dan filter karbon aktif menangkap polutan dan gas penyebab bau.
- Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menyebut sumber bau berasal dari air lindi truk sampah, bukan sistem RDF.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Isu bau menyengat yang sempat dikeluhkan warga sekitar fasilitas Refuse Derived Fuel (RDF) Plant Rorotan kini mulai terjawab.
Setelah dilakukan serangkaian perbaikan dan evaluasi teknis, pabrik pengolah sampah terbesar di dunia itu dinyatakan bebas dari bau dan asap, bahkan telah memenuhi standar emisi Euro-6.
RDF Plant Rorotan kini mampu mengolah 2.500 ton sampah per hari menjadi 875 ton bahan bakar RDF, yang dijual ke pabrik semen seperti Indocement dengan harga USD 24–44 per ton.
Ahli Teknik Lingkungan dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Haryo Satriyo Tomo sebelumnya menyampaikan RDF Plant Rorotan aman bagi lingkungan dan kesehatan warga.
“RDF Plant Rorotan telah dilengkapi Air Pollution Control Devices (APCD) dengan konfigurasi menyeluruh untuk mereduksi polutan secara optimal,” ujar Haryo, dikutip dari laman resmi Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta pada Senin (10/11/2025).
Menurutnya, sistem pengendalian pencemaran udara di RDF Rorotan menggunakan kombinasi unit penyaring canggih, mulai dari Cyclone, Baghouse Filter, Wet Scrubber, Wet Electrostatic Precipitator (Wet ESP), hingga filter karbon aktif.
Baca juga: Tidak Dihentikan, Kapasitas Pengolahan Sampah Dikurangi saat Uji Coba di RDF Rorotan Jakarta Utara
“Standar baku mutu yang digunakan merujuk pada Peraturan Menteri LHK Nomor 70 Tahun 2016, dan hasil uji emisi terakhir sudah memenuhi kriteria Euro-6,” jelasnya.
Haryo menambahkan, proses pengeringan sampah menjadi RDF dilakukan dengan pembakaran sebagian produk RDF pada suhu 800–1.000°C.
Kemudian, gas panas hasilnya disaring secara berlapis sebelum dilepas melalui cerobong.
“Sistem berlapis ini menangkap partikulat, sulfur dioksida, oksida nitrogen, hingga gas penyebab bau. Jadi udara yang dilepaskan sudah aman,” paparnya.
Air Lindi dari Truk Sampah
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung yang menyebut bahwa sumber bau bukan berasal dari sistem RDF itu sendiri.
“RDF Plant Rorotan sekarang sudah bebas dari bau dan asap. Masalah bau yang sempat muncul ternyata berasal dari air lindi yang menetes dari truk pengangkut sampah,” ungkap Pramono.
Untuk sementara, Pemprov DKI menurunkan kapasitas RDF Rorotan dari 2.500 ton menjadi 1.000 ton per hari, sambil menunggu kesiapan truk compactor baru yang mampu menahan air lindi agar tidak berceceran di area sekitar.
Menurut Pramono, uji coba RDF Rorotan tidak dihentikan, melainkan kapasitas pengolahan sampahnya dikurangi untuk sementara waktu.
"Tidak dihentikan, sekarang kapasitasnya dibatasi sampai 1.000 (ton sampah)," kata Pramono di Balai Kota Jakarta, Kamis (6/11/2025).
Baca juga: Sudah Penuh Sampah, Pemkab Bekasi Dorong Percepatan Pembangunan PSEL di TPA Burangkeng
Sebelumnya, fasilitas RDF Rorotan sempat beroperasi dengan kapasitas 2.000 hingga 2.500 ton sampah per hari.
Namun, peningkatan kapasitas tersebut justru menimbulkan sejumlah masalah teknis dan lingkungan, terutama bau tak sedap yang tercium hingga ke permukiman warga.
"Saat dinaikkan jadi 2.000 (ton), bahkan sempat 2.500 (ton), muncul problem, sampah kena hujan, prosesnya terganggu, lalu truk-truk pengangkut yang lama meneteskan air lindi dan menimbulkan bau," jelasnya.
Baca juga: Warga Kembali Tolak RDF Rorotan Usai Uji Coba, Pramono Akui Ada Masalah Bau Sampah
Oleh karena itu, Pemprov DKI Jakarta memutuskan untuk menurunkan sementara kapasitas RDF Rorotan menjadi 1.000 ton per hari agar proses lebih stabil dan tidak ada lagi keluhan warga.
"Ketika 1.000 ton (sampah), masyarakat di sana juga diajak melihat cerobongnya bersih, tertata baik, dan sampahnya teratur karena sampah yang digunakan untuk RDF sebaiknya dua sampai lima hari," katanya.
Ia juga memastikan uji coba RDF Rorotan terus berjalan.
Baca juga: Pengolahan Sampah di RDF Rorotan Bikin Warga Kesal, Pramono Minta Uji Coba Dihentikan
Untuk mendukung kelancaran distribusi sampah, Pemprov DKI Jakarta akan memperbarui armada truk pengangkut yang sudah berumur agar tidak lagi meneteskan air lindi di jalan.
"Sekarang ada 93 truk dari pengadaan 2024, dan pengadaan 2025 akan dipercepat, truk lama ditarik untuk keperluan lain," ucap Pramono.
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di WhatsApp.
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News.
| Pramono Bakal Ganti 1.000 Sopir JakLingko: Nyetir Kayak Punya Sendiri |
|
|---|
| BREAKING NEWS Kejari Jaktim Geledah Kantor Sudin PPKUKM Jakarta Timur Terkait Dugaan Korupsi |
|
|---|
| Ternyata karena Ini Matel dan Ormas Terlibat Bentrok Sengit di Cengkareng Jakarta Barat |
|
|---|
| Pramono Usulkan Kota Tua dan RS Sumber Waras Jadi Proyek Strategis Nasional |
|
|---|
| Pramono Anung Masih Bimbang soal Rencana Kenaikan Tarif Transjakarta |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/wartakota/foto/bank/originals/DLH-DKI-memahami-aspirasi-dan-kekhawatiran-masyarakat-soal-pengoperasian-RDF-Plant-Rorotan.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.