Kasus DBD

Suhu Udara Lembab Picu Kasus DBD di Jakbar yang Cenderung Naik pada 2025

Cuaca yang tak menentu di Jakarta saat ini, memicu kasus DBD cenderung naik selama 2025.

Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Valentino Verry
wartakotalive.com/nur ichsan
KASUS DBD BAIK - Dalam tiga bulan terakhir di tahun 2025 ini kasus DBD di Jakarta Barat cenderung naik. Karena itu perlu beberapa upaya untuk mengatasinya seperti fogging. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Pemerintah kota (Pemkot) Jakarta Barat melalui Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) melaporkan jika tren kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayahnya meningkat sejak awal tahun 2025.

Diungkap oleh Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Sudinkes Jakarta Barat, Arum Ambarsari, total ada 186 kasus DBD yang tercatat pada Januari 2025.

Jumlah itu terus bertambah pada Februari menjadi 211 kasus dan pada Maret menjadi 254 kasus.

Baca juga: Fogging Dilakukan Setelah Korban Berjatuhan, Mitigasi DBD di Jakarta Dipertanyakan

"Demikian tren jumlah kasus DBD wilayah Jakarta Barat tiga bulan terakhir. Untuk April 2025, hingga tanggal 10 April pukul 12.30 WIB, baru tercatat 53 kasus," kata Arum kepada wartawan, Rabu (16/4/2025).

Menurut Arum, salah satu faktor yang paling memengaruhi eskalasi kasus DBD di Jakarta Barat adalah kelembaban.

"Berdasarkan prediksi BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika), kesesuaian iklim untuk DBD pada Februari 2025, kelembaban udara mencapai 81 persen," jelas Arum.

Sementara kelembaban optimum untuk nyamuk berada pada kisaran 71 persen sampai dengan 83 persen.

Baca juga: Kasus DBD di Jakarta Barat Diprediksi Naik pada Mei 2025, Ini Penyebabnya

Di Jakarta Barat sendiri, suhu udara berkisar pada rentang 25-32° C, dari suhu rata-rata optimum untuk perkembangan nyamuk 25°C - 27°C.

"Prediksi angka insiden DBD bulanan di Jakarta Barat itu 7.1 kasus per 100.000 penduduk," ujar Arum.

Sudinkes Jakbar terus menggencarkan pemantauan vektor atau jentik nyamuk DBD dengan melakukan sidak jentik nyamuk ke rumah-rumah warga melalui juru pemantau jentik (jumantik).

"Pemantauan itu dilakukan dengan utamakan peran masyarakat dan meningkatkan promosi kesehatan tentang DBD," imbuh Arum.

Sementara itu, salah satu warga Kebon Jeruk bernama Pandi (31) terkena gejala DBD sejak Jumat (11/4/2025).

Menurutnya, hal yang dirasakan selama bergejala tersebut adalah demam, pegal-pegal, hingga kehilangan napsu makan.

"Udah cek darah kemarin, hasilnya kurang bagus. Disuruh banyakin minum air putih, istirahat," kata Pandi kepada Warta Kota, Rabu.

Ia pun mengimbau agar berhati-hati dengan penyakit ini lantaran cuaca sedang kurang baik. 

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved