Korupsi

Penyuap Hakim Agung Punya Kebiasaan Aneh Saat di Rutan KPK, Telanjang Sambil Senam di Tengah Malam

Penyuap Hakim Agung Punya Kebiasaan Aneh Saat di Rutan KPK, Telanjang Sambil Senam di Tengah Malam

TRIBUNNEWS/HERUDIN
Suasana ruang tahanan KPK di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Jumat (6/10/2017). Rumah Tahanan Negara klas I Jakarta Timur cabang rutan KPK tersebut berkapasitas 37 orang, dilengkapi area tunggu tamu tahanan, ruang kunjungan keluarga, serta ruang olahraga. Penyuap Hakim Agung Punya Kebiasaan Aneh Saat di Rutan KPK, Telanjang Sambil Senam di Tengah Malam 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Eks Wali Kota Bekasi, Rachmat Effendi alias Pepen mengungkapkan ada sejumlah kebiasaan pribadi yang dilakukan tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) saat mendekam di rumah tahanan (rutan).

Pepen mengungkapkan itu saat menjadi saksi dalam perkara pungutan liar (pungli) di Rutan KPK.

Awalnya, jaksa mengonfirmasi ihwal penyewaan sel khusus di Rutan KPK.

Baca juga: Nurhadi Ungkap Pungli di Rutan KPK, Sewa HP Rp 20 Juta dengan Istilah Botol, Plus Bulanan Rp 5 Juta

Pepen kemudian mengungkap bahwa ada sel khusus yang berada di ujung Rutan KPK yang berbayar.

Menurutnya, mantan Wali Kota Yogyakarta, Haryadi Suyuti, sebagai adalah salah satu tahanan KPK yang rela membayar kamar tahanan itu untuk menyuntik insulin ke tubuhnya karena penyakit diabetes atau gula darah.

“Memang dia sudah sering tiap hari itu menggunakan yang gula itu, insulin. Jadi dia memanfaatkan sel yang ujung dan itu berbayar,” ujar Pepen di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat, Senin (7/10/2024).

Pepen mengaku sempat menjadi korting yakni istilah bagi tahanan yang dipercaya petugas untuk mengumpulkan pungli.

Pepen menyampaikan kepada penjaga rutan mengenai sosok Heryanto Tanaka, pengusaha yang menjadi penyuap Hakim Agung.

Menurut Pepen, Heryanto Tanaka tidak mau membaur dengan tahanan lain di dalam ruangan tahanan.

Baca juga: RK Pamer Dekat dengan Prabowo, Pramono: Siapa pun Gubernurnya Harus Bisa Kerja Sama dengan Presiden

Selain itu, debitur Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Intidana itu juga disebut memiliki kebiasaan yang dinilai bisa mengganggu tahanan lain.

“Dia penginnya sendiri. Karena kalau jam dua malam dia telanjang sambil senam,” ujar Pepen.

“Sehingga mengganggu yang di kamar. Orang mau tahajud jam dua atau setengah dua, dia telanjang sambil senam di kamarnya,” tambah Pepen.

Karena tidak nyaman berbaur dengan tahanan lain, Tanaka kemudian mengikuti cara Haryadi menyewa kamar di ujung.

Penyewaan kamar khusus ini, menurut Pepen, juga diikuti oleh mendiang mantan Gubernur Papua, Lukas Enembe.

“Maka dia (Heryanto), setelah Pak Enembe dateng, bertiga itu (yang sewa kamar khusus). Akhirnya pada saat ada tahanan baru masuk memang mereka keluar dulu, sampai dengan isolasi selesai, 2-3 hari, setelah itu mereka masuk,” kata Pepen. 

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved