Berita Nasional
Bila Tak Dipecat PDIP, Tia Rahmania Dilantik Hari Ini, Berikut Daftar Caleg DPR dari Dapil Banten I
Bila Tak Semprot Nurul Gufron dan Dipecat PDIP, Tia Rahmania Dilantik Jadi Anggota DPR RI Hari Ini, Berikut Urutannya
Tia Rahmania Dipecat PDIP, Warga: Serem Ya Jadi Orang Bener di Sini
Buntut videonya semprot Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Nurul Ghufron, Tia Rahmania akhirnya dipecat PDIP.
Tia yang merupakan Anggota DPR RI Dapil Banten 1 itu akhirnya gagal dilantik menjadi anggota DPR RI.
Kabar pemecatan yang disampaikan Ketua DPP PDIP Bidang Ideologi dan Kaderisasi, Djarot Saiful Hidayat itu kembali menghebohkan publik.
Masyarakat menilai PDIP tidak adil dalam menyikapi keputusan Tia yang menginterupsi Nurul Ghufron.
Diketahui, Dalam Forum Pementapan Nilai-nilai Kebangsaan untuk Anggota DPR Periode 2024-2029 di Lemhannas itu, Tia menyemprot Gufron sebelum akhirnya walkout meninggalkan ruangan.
Peristiwa tersebut terjadi ketika Gufron menyampaikan materi tentang penguatan antikorupsi di Lemhannas pada Minggu (22/9/2024).
Kabar pemecatan Tia pun kembakllil viral.
Satu di antaranya diunggah oleh akun twitter @Kafuur1 pada Kamis (26/9/2024).
Dalam postingannya, dirinya menyesali keputusan PDIP yang memecat Tia Rahmania.
Baca juga: Said Didu Bingung Statusnya Soal Restoran Raffi Ahmad-Kaesang Viral: Kok Komennya Malah Mesin Cuci?
Baca juga: Viral RPH Pegirian Surabaya Eksekusi Sapi dengan Cara Ditembak, Ini Faktanya
"Parah sih, kacau sistem kepartaian kita, guru. Anggota DPR RI 2024-2029 terpilih, Tia Rahmania, dipecat PDIP setelah agak ngegas dikit ke Nurul Ghufron KPK. Otomatis, ga jadi dilantik. Bayangin, rakyat uda pilih dia, ehh sblm dilantik uda dipecat partai dan gagal ke Senayan," tulis @Kafuur1.
Postingan tersebut pun ramai ditanggapi masyarakat.
Sebagain besar menyatakan kekecewaannya kepada PDIP.
Sebagian lainnya mengaku simpati dengan integrasi yang ditunjukkan Tia soal pemberantasan korupsi.
@BL3H0_212: Di sisi lain Bu Tri menjunjung tinggi martabat Partai perjuangkan Kebenaran, tp di sisi lain Partainya yg menyingkirkan Kader @PDI_Perjuangan sebagai keanggotaan & mencabut Kursi beliau di DPR-RI.. apa Figur-figur beliau sdh tidak diperlukan lagi di Negara yg Sakit ini?
@DidikTurbine: Tia Rahmadani kalah di Mahkamah Partai di Dapil nya. Sehingga harus mengundurkan diri, karena tdk mau mengundurkan diri maka, sesuai mekanisme KPU dia Harus dikeluarkan dari Partai. Dan objective dia kalah kok sama Bonnie Triyana. Dia di Lemhanas ya cari simpati aja menurut saya.
@Aboengkoez: Payah yah @PDI_Perjuangan nanti dianggap gak serius berantas korupsi, ingat KPK didirikan era Presiden Megawati
@yourepetrichor: serem ya jadi orang bener disini
@Udyiana1: We Stand With Tia Rahmania
@evi_sufiani: Parah sih @PDI_Perjuangan
@Adityed: Kalah karena kebijakan komandante?
@pastiakandatang: Enak banget ya masukin org ke DPR
@joyfanra2: Membuktikan sebagai partai terkorup di Indonesia
@nor_solichin: Rusak negara dari ketum partai
@ivanbaeek: Mknya gw kagak pernah suka sm pdip
@HimawanHibar: Pjbt yg hrsnya mnjlnksn tgsnya mlh baperan kyk gini ....giveway ya gini
@SIR_Pribadi: Rakyat yang milih partai yang mecat, somplak bener..... Gak usah pemilu kalau gitu, suruh partai tunjuk orang aja.
@SatrioLEL0N0: Jadi apalah artinya suara rakyat yang memilihnya, menitipkan suara dan aspirasi krpadannya kalau ternyata ParTai yang lebih punya kuasa seseorang jadi wakil rakyat atau tidak...... Semakin muak dengan segala macam ParTai yg hanya mengatas namakan rakyat untuk mengejar jabatan.
Alasan PDIP Pecat Tia Rahmania
Pendapat yang diutarakan masyarakat dibantah oleh Djarot Saiful Hidayat.
Menurut Djarot, PDIP tidak ujuk-ujuk memecat Tia Rahmania tanpa alasan yang kuat.
Tetapi, karena Tia Rahmania melakukan manipulasi suara, saat menjadi Anggota DPR RI terpilih dari Dapil Banten I.
Hal itu diketahui setelah Mahkamah Partai menerima gugatan calon anggota legislatif (caleg) PDIP dari daerah pemilihan (dapil) yang sama.
Baca juga: Viral Semprot Nurul Ghufron di Lemhanas, Tia Rahmania Kini Dipecat PDIP, Batal Jadi Anggota DPR

"Nah itu ada gugatan, ada laporan tentang perselisihan perolehan suara," kata Djarot, Kamis (26/9/2024).
Djarot menyebut, panitera Mahkamah Partai telah menerima bukti-bukti formulir C1 terkait adanya pengalihan suara.
Bahkan, Mahkamah Partai telah memanggil serta memeriksa Tia Rahmania dan pelapor.
"Nah, itu diperiksa semuanya. Itu ada pengalihan suara, ya kan? Penambahan suara di internal partai dan ini diputus, dilihat setelah misalkan dia mengalihkan suara si A atau si B, itu terbukti dengan formulir C1 itu," kata Djarot.
Terkait hal itu, pihak partai pun mengambil tindakan tegas, melakukan pemecatan.
Keputusan ini, lanjut Djarot, telah dibahas sejak lama oleh PDIP.
Baca juga: Viral Video Anggota PDIP Tia Rahmania Semprot Nurul Ghufron di Lemhannas, Minta Kiat Sukses Korupsi
"Makanya prosesnya lama, bukan tiba-tiba itu. Nah, DPP PPDIP kemudian mengambil keputusan," ucap Djarot.
Sebelum memberhentikan, lanjut Djarot, PDIP telah meminta Tia Rahmania untuk mengundurkan diri.
"Lho enggak, bukan dipecat, dipanggil ke bidang kehormatan. Kalau enggak mau muncul, ya berarti ya diberhentikan dong. Iya, biar mengundurkan diri," ujar Djarot.
Video Anggota PDIP Tia Rahmania Semprot Nurul Ghufron di Lemhannas
Video Anggota DPR Terpilih, Tia Rahmania dari Fraksi PDI-P yang menginterupsi Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Nurul Ghufron viral di media sosial.
Dalam Forum Pementapan Nilai-nilai Kebangsaan untuk Anggota DPR Periode 2024-2029 di Lemhannas itu, Tia semprot Gufron sebelum akhirnya walkout meninggalkan ruangan.
Peristiwa tersebut terjadi ketika Gufron menyampaikan materi tentang penguatan antikorupsi di Lemhannas pada Minggu (22/9/2024).
Dalam presentasinya, Ghufron awalnya membahas isu korupsi dan dampaknya terhadap tujuan negara.
Dirinya turut memaparkan Indeks Integritas Nasional 2023 serta menyoroti masih adanya praktik penerimaan hadiah di kalangan penyelenggara negara.
"Menganggap tanda terima kasih itu dianggap budaya timur. Ini yang penting, sekali lagi, budaya berterima kasih itu kalau antar tetangga, tapi kalau antar rakyat kepada pemerintah yang melayaninya, pemerintahnya baik dan diberikan hadiah, itu tetap tidak boleh karena kita sudah digaji untuk melayani rakyat," kata Ghufron.
Namun, paparan Ghufron dihentikan oleh Tia Rahmania.
Baca juga: Pasukan Berani Mati Jokowi Gagal Bikin Aksi, Habib Rizieq Langsung Bertolak ke Arab Saudi
Baca juga: Rhoma Irama Keras ke Habib Rizieq Soal Pasukan Berani Mati Jokowi: Baalwi Hentikan Rencana Anda Ini
"Saya Tia Rahmania, PDI Perjuangan, Banten 1, kenapa saya tidak membuka jaket ini, karena KPK ini adalah lembaga yang didirikan oleh Presiden Kelima Republik Indonesia, Ketua Umum Kami, Ibu Megawati Soekarnoputri," ujar Tia.
"Pak Nurul Ghufron yang terhormat, daripada Bapak bicara yang teori seperti ini, kita semua tahu Pak, negara ini berada dalam kondisi tidak baik-baik saja," ungkap Tia.
"Mending Bapak bicara kasus Bapak, bagaimana Bapak bisa lolos dewas, Dewan Etik, kemudian di-PTUN kan sukses, bagaimana kasus Bapak memberikan rekomendasi pada ASN? Bagaimana kasus-kasus Bapak yang lain, Bapak bisa lolos?" bebernya.
Ia menegaskan, Ghufron bukanlah produk dari Anggota DPR Terpilih periode 2024-2029 dan menekankan bahwa korupsi adalah persoalan etika dan moral.
Tia juga meminta panitia acara untuk mencari pembicara yang lebih kredibel.
"Mohon maaf Pak, Bapak bukan produk dari kami. Korupsi itu intinya etika dan moral, Pak. Saya adalah salah satu dosen anti-korupsi, Pak. Izin ya, Pak, terima kasih karena Bapak sendiri, Pak Ghufron sendiri yang membuka," ucapnya.
Sebelumnya, Dewan Pengawas KPK menjatuhkan sanksi etik sedang kepada Nurul Ghufron karena terbukti melakukan pelanggaran etik.
Ghufron dinilai telah menyalahgunakan pengaruhnya sebagai pimpinan KPK untuk memutasi pegawai di Kementerian Pertanian berinisial ADM.
Nurul Gufron Langgar Etik
Dikutip dari Kompas.com, Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi (Dewas KPK) menjatuhkan sanksi etik sedang kepada Pimpinan KPK Nurul Ghufron.
Nurul Ghufron terbukti melanggar etik dengan menggunakan pengaruhnya sebagai pimpinan KPK untuk memutasi pegawai Kementerian Pertanian (Kementan) berinisial ADM.
"Menjatuhkan sanksi sedang kepada terperiksa berupa teguran tertulis agar terperiksa tidak mengulangi perbuatannya, dan senantiasa menjaga sikap dan perilaku dan melaksanakan kode etik," kata Ketua Dewas KPK Tumpak Hatorangan Panggabean di Gedung ACLC KPK, Jakarta, Jumat (6/9/2024).

Dalam putusannya, Dewas KPK menyatakan bahwa Ghufron melanggar Pasal 4 Ayat (2) huruf b Peraturan Dewan Pengawas (Perdewas) KPK Nomor 3 Tahun 2021. Ghufron terbukti secara sah dan meyakinkan telah menyalahgunakan pengaruhnya untuk kepentingan pribadi.
Akibat pelanggaran ini, Dewas KPK menjatuhkan sanksi agar Ghufron tidak mengulangi perbuatannya dan terus mematuhi kode etik dan kode perilaku KPK.
Selain teguran tertulis, sanksi juga mencakup pemotongan gaji sebesar 20 persen selama enam bulan.
"Dan pemotongan penghasilan yang diterima setiap bulan di KPK sebesar 20 persen (dua puluh persen) selama 6 (enam) bulan," kata Tumpak. Sebelumnya, Ghufron diproses etik karena diduga menggunakan pengaruhnya untuk memutasi pegawai di Kementan berinisial ADM.
Menurut Ghufron, peristiwa yang menjadi obyek laporan etik itu terjadi pada Maret 2022.
Saat itu terdapat pegawai Kementan berinisial ADM yang sudah mengajukan mutasi namun belum juga dikabulkan meski sudah sesuai ketentuan.
Ia ingin tinggal bersama suami dan anaknya yang masih balita di Malang.
Ghufron kemudian mengaku mengingatkan pihak Kementan bahwa secara aturan permohonan tersebut bisa dikabulkan.
“Saya tidak ada penekanan dan tidak ada apa-apa,” kata Ghufron saat ditemui awak media di Gedung KPK lama, Jakarta Selatan. Menurut Ghufron, karena terjadi pada 2022, kasus itu seharusnya sudah kedaluwarsa karena baru dilaporkan pada 2023.
Daftar 580 Anggota DPR RI
Daftar 580 Anggota DPR Terpilih 2024-2029
Dikutip dari Kompas.com, sebanyak 580 anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) terpilih periode 2024-2029 akan dilantik pada hari ini, Selasa (1/10/2024).
Mereka yang lolos ke DPR adalah hasil pemilihan legislatif (Pileg) 2024 yang digelar pada 14 Februari 2024 lalu.
Daftar para anggota DPR terpilih itu tercantum dalam Keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Nomor 1206 Tahun 2024 tentang Penetapan Calon Terpilih Anggota DPR RI dalam Pemilu 2024, yang dirilis pada Minggu (25/8/2024).
Berikut ini daftar lengkap 580 anggota DPR terpilih yang akan dilantik pada hari ini:
1. Aceh I
Irmawan (PKB): 125.234 suara Zulkarnaini Ampon Bang (Partai Golkar): 91.816 suara Nazaruddin Dek Gam (PAN): 140.614 suara Muslim Ayub (Partai NasDem): 73.995 suara Jamaluddin Idham (PDI Perjuangan): 71.608 suara Teuku Riefky Harsya ( Partai Demokrat): 88.00 Ghufran (PKS): 46.713 suara
2. Aceh II
Ilham Pangestu (Partai Golkar): 204.199 suara Ruslan Daud (PKB): 141.953 suara Irsan Sosiawan (NasDem): 66.009 suara Khalid (Partai Gerindra): 73.873 suara Samsul Bahri Tiyong ( Partai Golkar): 86.109 suara Nasir Djamil (PKS): 59.552 suara
3. Sumatera Utara I
Sofyan Tan (PDI Perjuangan): 279.334 suara Musa Rajekshah ( Partai Golkar): 190.990 suara Ade Jona Prasetyo (Partai Gerindra): 136.085 suara Tifatul Sembiring (PKS): 92.704 suara Prananda Surya Paloh (Partai NasDem): 103.019 suara Ashari Tambunan (PKB): 134.226 suara Yasonna H Laoly (PDI Perjuangan): 83.045 suara Muhammad Lokot Nasution (Partai Demokrat): 56.688 suara Meutya Hafid (Partai Golkar): 147.004 suara Husni (Partai Gerindra): 61.622 suara
4. Sumatera Utara II
Lamhot Sinaga (Partai Golkar): 158.973 suara Rapidin Simbolon (PDI Perjuangan): 102.546 suara Martin Manurung (Partai NasDem): 116.649 suara Gus Irawan Pasaribu (Partai Gerindra): 87.343 suara Andar Amin Harahap (Partai Golkar): 140.063 suara Sabam Sinaga (Partai Demokrat): 69.969 suara Trinovi Khairani (Partai Golkar): 99.419 suara Marwan Dasopang (PKB): 49.175 suara Saleh Partaonan Daulay (PAN): 77.914 suara Sihar P H Sitorus (PDI Perjuangan): 86.341 suara
5. Sumatera Utara III
Ahmad Doli Kurnia Tandjung (Partai Golkar): 141.846 suara Bob Andika Mamana Sitepu (PDI Perjuangan): 94.621 suara Rudi Hartono Bangun (Partai NasDem): 103.387 suara Sugiat Santoso (Partai Gerindra): 58.226 suara Ansory Siregar (PKS): 66.736 suara Delia Pratiwi BR Sitepu (Partai Golkar): 119.047 suara Bane Raja Manalu (PDI Perjuangan): 91.169 suara Hinca IP Pandjaitan (Partai Demokrat): 74.375 suara Nasril Bahar (PAN): 59.947 suara Mangihut Sinaga (Partai Golkar): 59.947 suara
6. Sumatera Barat I
Lisda Hendrajoni (Partai NasDem): 94.553 suara Andre Rosiade (Partai Gerindra): 114.914 suara Zigo Rolanda (Partai Golkar): 58.107 suara Atharo Ghauthi Ardi (PAN): 91.221 suara Rahmat Saleh (PKS): 67.522 suara Alex Indra Lukman (PDI Perjuangan): 68.393 suara Shadiq Pasadigoe (Partai NasDem): 50.458 suara Rico Alviano (PKB): 35.942 suara
7. Sumatera Barat II
Nevi Zuairina (PKS): 68.564 suara Arisal Aziz (PAN): 107.117 suara Mulyadi (Partai Demokrat): 103.683 suara Cindy Monica Salsabila Setiawan (NasDem): 97.677 suara Benny Utama (Partai Golkar): 75.255 suara Ade Rezki Pratama (Partai Gerindra): 68.418 suara
8. Riau I
Syamsuar (Partai Golkar): 101.876 suara Dewi Juliani (PDI Perjuangan): 99.345 suara Hendry Munief (PKS): 50.085 suara Iyeth Bustami (PKB): 80.750 suara Achmad (Partai Demokrat): 80.186 suara Muhammad Rahul ( Partai Gerindra): 87.102 suara Karmila Sari (Partai Golkar): 89.835 suara
9. Riau II
Yulisman (Partai Golkar): 72.183 suara Abdul Wahid (PKB): 104.229 suara Siti Aisyah (PDI Perjuangan): 37.331 suara Syahrul Aidi Maazat (PKS): 104.142 suara Muhammad Rohid (Partai Gerindra): 55.219 suara Sahidin (PAN): 43.168 suara
10. Jambi
Cek Endra (Partai Golkar): 100.112 suara Edi Purwanto (PDI Perjuangan): 81.984 suara Rocky Candra (Partai Gerindra): 64.026 suara Elpisina (PKB): 63.261 suara Zulfikar Achmad (Partai Demokrat): 50.927 suara Syarif Fasha (NasDem): 72.885 suara Bakri (PAN): 67.792 suara Hasan Basri Agus (Partai Golkar): 87.884 suara
11. Sumatera Selatan I
Kahar Muzakir (Partai Golkar): 185.597 suara Fauzi H Amro (Partai NasDem): 281.499 suara Kartika Sandra Desi (Partai Gerindra): 105.879 suara Yulian Gunhar (PDI Perjuangan): 78.317 suara Prana Putra Sohe (PKB): 103.369 suara Yudha Novanza Utama (Partai Golkar): 123.382 suara Mohd Iqbal Romzi (PKS): 47.004 suara Ishak Mekki (Partai Demokrat): 76.475 suara
12. Sumatera Selatan II
Ahmad Wazir Noviadi (Partai Gerindra): 161.595 suara Irma Suryani (Partai NasDem): 180.607 suara Dewi Yustisiana (Partai Golkar): 115.429 suara Wahyu Sanjaya (Partai Demokrat): 122.393 suara Giri Ramanda N Kiemas (PDI Perjuangan): 94.474 suara Bertu Merlas (PKB): 128.017 suara Iskandar (PAN): 78.747 suara Sri Meliyana (Partai Gerindra): 131.297 suara Askweni (PKS): 28.873
13. Bengkulu
Derta Rohidin (Partai Golkar): 136.113 suara Dewi Coryati (PAN): 152.052 suara Eko Kurnia Ningsih (PDI Perjuangan): 100.505 suara Erna Sari Dewi (NasDem): 52.795 suara
14. Lampung I
Ahmad Muzani (Partai Gerindra): 110.161 suara Mukhlis Basri (PDI Perjuangan): 83.393 suara Muhammad Kadafi (PKB): 127.640 suara Rycko Menoza (Partai Golkar): 53.813 suara Rahmawati Herdian (Partai NasDem): 94.133 suara Putri Zulkifli Hasan (PAN): 127.600 suara Zulkifli Anwar (Partai Demokrat): 80.492 suara Al Muzzammil Yusuf (PKS): 65.452 suara Ruby Chairani Syiffadia (Partai Gerindra): 66.710 suara Sudin (PDI Perjuangan): 82.744 suara
15. Lampung II
Hanan A Rozak (Partai Golkar): 93.830 suara Dwita Ria Gunadi (Gerindra): 132.105 suara I Ketut Suwendra (PDI Perjuangan): 62.907 suara Chusnunia (PKB): 143.422 suara Marwan Cik Asan (Partai Demokrat): 159.162 suara Tamanuri (Partai NasDem): 63.978 suara Irham Jafar Lan Putra (PAN): 72.819 suara Junaidi Auly (PKS): 58.806 suara Aprozi Alam (Partai Golkar): 55.008 suara Bob Hasan (Partai Gerindra): 64.491 suara
16. Kepulauan Bangka Belitung
Melati (Partai Gerindra): 80.969 suara Rudianto Tjen (PDI Perjuangan): 80.969 suara Bambang Patijaya (Partai Golkar): 87.970 suara
17. Kepulauan Riau
Rizki Faisal (Partai Golkar): 73.664 suara Endipat Wijaya (Partai Gerindra): 105.413 suara Randi Zulmariadi (Partai NasDem): 85.670 suara Sturman Panjaitan (PDI Perjuangan): 59.460 suara
18. DKI Jakarta I
Mardani Ali Sera (PKS): 176.584 suara Putra Nababan (PDI Perjuangan): 105.559 suara Habiburokhman (Partai Gerindra): 96.914 suara Eko Hendro Purnomo (PAN): 93.673 suara Hasbiallah Ilyah (PKB): 80.895 suara Anis Byarwati (PKS): 64.304 suara
19. DKI Jakarta II
Hidayat Nur Wahid (PKS): 227.974 suara Once Mekel (PDI Perjuangan): 60.623 suara Himmatul Aliyah (Partai Gerindra): 94.543 suara Abraham Sridjaja (Partai Golkar): 76.945 suara Uya Kuya (PAN): 81.463 suara Ida Fauziyah (PKB): 76.092 suara Kurniasih Mufidayanti (PKS): 62.755 suara
20. DKI Jakarta III
Charles Honoris (PDI Perjuangan): 97.016 suara Adang Daradjatun (PKS): 95.773 suara Erwin Aksa (Partai Golkar): 186.897 suara Ahmad Sahroni (Partai NasDem): 163.292 suara Rahayu Saraswati Djojohadikusumo (Partai Gerindra): 52.932 suara Sigit Purnomo (PAN): 50.222 suara Nurwayah (Partai Demokrat): 34.661 suara Darmadi Durianto (PDI Perjuangan): 95.553 suara
21. Jawa Barat I
Atalia Praratya (Golkar): 234.065 Ledia Hanifa (PKS): 131.455 Melly Goeslaw (Gerindra): 75.369 Junico BP Siahaan (PDIP): 56.516 Habib Syarief Muhammad (PKB): 51.801 Fathi (Demokrat): 39.048 Nurul Arifin (Golkar): 63.203
22. Jawa Barat II
Cucun Ahmad Syamsurijal (PKB): 267.788 TB Ace Hasan Syadzily (Golkar): 107.704 Ahmad Heryawan (PKS): 145.034 Rachel Maryam Sayidina (Gerindra): 114.749 Dede Yusuf Macan Effendi (Demokrat): 210.179 Denny Cagur (PDIP): 58.043 Ahmad Najib Qodratullah (PAN): 91.769 Rajiv (NasDem): 58.018 Asep Romy Romaya (PKB): 78.772 Dadang M Naser (Golkar): 100.690
23. Jawa Barat III
Budhy Setiawan (Golkar): 74.533 Kamrussamad (Gerindra): 70.309 Muhamad Abdul Azis Sefudin (PDIP): 97.123 Ecky Awal Mucharam (PKS): 109.825 Neng Eem Marhamah Zulfa Hiz (PKB): 49.991 Eddy Soeparno (PAN): 66.703 Ananda Tohpati (NasDem): 24.383 Ilham Permana (Golkar): 61.731 Endang Setyawati Thohari (Gerindra): 54.833
24. Jawa Barat IV
Heri Gunawan (Gerindra): 91.748 Dewi Asmara (Golkar): 123.216 Slamet (PKS): 64.044 Zainul Munasichin (PKB): 63.780 Iman Adinugraha (Demokrat): 67.885 Desy Ratnasari (PAN): 78.306
25. Jawa Barat V
Fadli Zon (Gerindra): 149.258 Ravindra Airlangga (Golkar): 152.168 Achmad Ru’yat (PKS): 92.775 Tommy Kurniawan (PKB): 100.656 Adian YY Napitupulu (PDIP): 87.288 Primus Yustisio (PAN): 128.892 Asep Wahyuwijaya (NasDem): 63.902 Marlyn Maisarah (Gerindra): 82.478 Anton Sukartono Suratto (Demokrat): 58.033
26. Jawa Barat VI
Mahfudz Abdurrahman (PKS): 118.727 Ranny Fahd Arafiq (Golkar): 177.508 Nuroji (Gerindra): 74.878 Sukur Nababan (PDIP): 111.793 Sudjatmiko (PKB): 135.241 Muhammad Kholid (PKS): 107.251
27. Jawa Barat VII
Dedi Mulyadi (Gerindra): 375.658 Puteri Komarudin (Golkar): 142.046 Ahmad Syaikhu (PKS): 165.976 Rieke Diah Pitaloka (PDIP): 94.201 Cellica Nurrachadiana (Demokrat): 152.084 Putih Sari (Gerindra): 111.118 Syaiful Huda (PKB): 82.391 Saan Mustopa (NasDem): 74.695 Verrell Bramasta (PAN): 94.810 Obon Tabroni (Gerindra): 52.238
28. Jawa Barat VIII
Daniel Mutaqien Syafiuddin (Golkar): 89.357 Rokhmin Dahuri (PDIP): 94.081 Kardaya Warnika (Gerindra): 64.425 Dedi Wahidi (PKB): 88.462 Satori (NasDem): 70.708 Netty Prarsetiyani (PKS): 67.263 Herman Khaeron (Demokrat): 78.033 Dave Akbarshah Fikarno (Golkar): 80.526 Selly Andriany Gantina (PDIP): 63.910
29. Jawa Barat IX
Elita Budiati (Golkar): 96.498 Jefry Romdonny (Gerindra): 98.290 Hasanuddin (PDIP): 79.525 Ateng Sutisna (PKS): 81.286 Farah Puteri Nahlia (PAN): 146.014 Maman Imanul Haq (PKB): 60.886 Galih Dimuntur Kartasasmita (Golkar): 91.816 Ujang Bey (NasDem): 31.546
30. Jawa Barat X
Ida Nurlaela Wiradinata (PDIP): 64.040 Rokhmat Ardiyan (Gerindra): 104.307 Agun Gunandjar (Golkar): 61.935 Rina Sa’adah (PKB): 59.992 Surahman Hidayat (PKS): 71.497 Herry Dermawan (PAN): 47.460 Shohibul Imam (NasDem): 56.776
31. Jawa Barat XI
Muhammad Husein Fadlulloh (Gerindra): 188.083 Ade Ginanjar (Golkar): 216.938 Imas Aan Ubudiah (PKB): 126.813 Mohamad Sohibul Iman (PKS): 76.661 Dony Maryadi Oekon (PDIP): 97.925 Muhammad Hoerudin Amin (PAN): 85.917 Mulan Jameela (Gerindra): 83.526 Ferdiansyah (Golkar): 97.464 Oleh Soleh (PKB): 125.198 Lola Nelria Oktavia (NasDem): 48.097
32. Jawa Tengah I
Mochamad Herviano Widyatama (PDIP): 230.113 Firnando H Ganinduto (Golkar): 63.881 Muh Haris (PKS): 64.945 Samuel JD Wattimena (PDIP): 67.812 Alamudin Dimyati Rois (PKB): 86.016 Sugiono (Gerindra): 62.855 Sukawijaya Alias Yoyok Sukawi (Demokrat): 98.265 Fadholi (NasDem): 91.487
33. Jawa Tengah II
Nusron Wahid (Golkar): 204.248 Musthofa (PDIP): 82.90 Fathan (PKB): 130.155 Lestari Moerdijat (NasDem): 107.293 Jamaludin Malik (Golkar): 118.402 Abdul Wachid (Gerindra): 68.843 Gilang Dhielafararez (PDIP): 71.437
34. Jawa Tengah III
Haryanto (PDIP): 135.086 Marwan Fajar (PKB): 87.631 Sudewo (Gerindra): 125.601 Harmusa Oktaviani (Demokrat): 125.601 Evita Nursanty (PDIP): 114.060 Firman Soebagyo (Golkar): 96.215 Sri Wulan (NasDem): 57.822 Edy Wuryanto (PDIP): 98.008 Eva Monalisa (PKB): 69.457
35. Jawa Tengah IV
Bambang Wuryanto (PDIP): 118.384 Dolfie (PDIP): 107.552 Juliyatmono (Golkar): 97.157 Hamid Noor Yasin (PKS): 92.242 Rinto Subekti (Demokrat): 122.943 Sriyanto Saputro (Gerindra): 58.130 Diah Pikatan O Putri Haprani (PDIP): 101.125
36. Jawa Tengah V
Puan Maharani (PDIP): 297.366 Singgih Januratmoko (Golkar): 125.067 Adik Sasongko (Gerindra): 142.405 Aria Bima (PDIP): 115.123 Abdul Kharis Almasyhari (PKS): 103.853 Rahmad Handoyo (PDIP): 76.414 Muhammad Hatta (PAN): 72.369 Mohamad Toha (PKB): 67.215
37. Jawa Tengah VI
Sudjadi (PDIP): 169.106 Abdullah (PKB): 106.817 Vita Ervina (PDIP): 123.516 Prasetyo Hadi (Gerindra): 105.580 Panggah Susanto (Golkar): 91.866 Bramantyo Suwondo (Demokrat): 118.361 Nafa Urbach (NasDem): 67.652 Sofwan Dedy Ardyanto (PDIP): 115.094
38. Jawa Tengah VII
Utut Adianto (PDIP): 116.794 Taufiq R Abcullah (PKB): 116.279 Aqib Ardiansyah (PAN): 64.934 Darori Wonodipuro (Gerindra): 62.152 Rofik Hananto (PKS): 126.658 Amelia Anggraini (NasDem): 131.481 Bambang Soesatyo (Golkar): 80.468
39. Jawa Tengah VIII
Kaisar Kiasa Kasih Said Putra (PDIP): 132.872 Novita Wijayanti (Gerindra): 163.920 Siti Mukaromah (PKB): 79.505 Teti Rohatiningsih (Golkar): 84.800 Adisatrya (PDIP): 132.482 Wastam (Demokrat): 131.643 Sugeng Suparwoto (NasDem): 97.341 Yanuar Arif Wibowo (PKS): 31.438
40. Jawa Tengah IX
Shanty Alda Nathalia (PDIP): 196.355 Eka Widodo (PKB): 94.160 Harris Turino (PDIP): 105.967 Mohamad Hekal (Gerindra): 107.954 Agung Widyantoro (Golkar): 93.669 Abdul Fikri Faqih (PKS): 107.427 Shintya Sandra Kusuma (PDIP): 91.305 Wahyudin Noor Aly alias Goyud (PAN): 52.299
41. Jawa Tengah X
Ashraff Abu (Golkar): 177.436 M Hanif Dhakiri (PKB): 88.244 Dede Indra Permana Soediro (PDIP): 130.131 Ramson Siagian (Gerindra): 80.552 Doni Akbar (Golkar): 154.476 Yoyok Riyo Sudibyo (NasDem): 81.781 Rizal Bawazier (PKS): 56.355
42. DIY
Maria Yohana Esti Wijayanti (PDIP): 257.923 Gandung Pardiman (Golkar): 94.777 Siti Hediati Soeharto (Gerindra): 145.489 Sukamta (PKS): 112.482 Kaisar Abu Hanifah (PKB): 109.955 Totok Daryanto (PAN): 70.800 GM Totok Hedi Santosan (PDIP): 73.350 Subardi (NasDem): 83.275
43. Jawa Timur I
Bambang Haryo Soekartono (Gerindra): 190.741 Puti Guntur (PDIP): 108.181 Arzeti Bilbina (PKB): 62.790 Arizal Tom Liwafa (PAN): 69.195 Adies Kadir (Golkar): 147.185 Lita Machfud Arifin (NasDem): 68.456 Dhani Ahmad Prasetyo (Gerindra): 134.227 Reni Astuti (PKS): 50.057 Indah Kurnia (PDIP): 61.705 Lucy Kurniasari (Demokrat): 48.227
44. Jawa Timur II
Faisol Riza (PKB): 214.779 Anwar Sadad (Gerindra): 93.471 Moh Haerul Amri (NasDem): 56.311 Mohammad Irsyad Yusuf (PKB): 83.884 Mukhamad Misbakhun (Golkar): 98.736 Mufti Anam (PDIP): 77.048 Syaiful Nuri (PAN): 64.989
45. Jawa Timur III
Nihayatul Wafiroh (PKB): 122.829 Sonny Tri Danaparamita (PDIP): 75.440 Zulfikar Arse Sadikin (Golkar): 118.331 Sumail Abdullah (Gerindra): 109.846 Nasim Khan (PKB): 120.884 Dina Lorenza Audria (Demokrat): 52.983 Ina Ammania (PDIP): 60.265
46. Jawa Timur IV
Rivqy Abdul Halim (PKB): 96.475 Bambang Haryadi (Gerindra): 138.990 Arif Wibowo (PDIP): 103.109 Muhamad Nur Purnamasidi (Golkar): 69.864 Charles Meikyandah (NasDem): 124.402 Amin Ak (PKS): 73.148 Ach Ghufron Sirodj (PKB): 88.094 Kawendra Lukistian (Gerindra): 49.835
47. Jawa Timur V
Muh Hassanudin Wahid (PKB): 125.353 Ahmad Basarah (PDIP): 89.769 Moreno Soeprapto (Gerindra): 112.313 Ahmad Irawan (Golkar): 60.471 Gamal (PKS): 110.385 Ali Ahmad (PKB): 86.029 Andreas Eddy Susetyo (PDIP): 81.020 Ma’ruf Mubarok (Gerindra): 88.038
48. Jawa Timur VI
Pulung Agustanto (PDIP): 165.869 Anggia Erma Rini (PKB): 151.118 M Sarmuji (Golkar): 183.045 Endro Hermono (Gerindra): 67.155 Sri Rahayu (PDIP): 111.284 Nurhadi (NasDem): 100.143 Ahmad Rizki Sadig (PAN): 112.443 An’im Falachuddin (PKB): 69.741 Heru Tjahjono (Golkar): 90.569
49. Jawa Timur VII
Edhie Baskoro Yudhoyono (Demokrat): 318.223 Novita Hardini (PDIP): 148.232 A Iman Sukri (PKB): 119.702 Supriyanto (Gerindra): 72.792 Ali Mufthi (Golkar): 76.877 Sartono (Demokrat): 75.309 Budi Sulistyono Alias Kanang (PDIP): 115.425 Riyono (PKS): 38.525
50. Jawa Timur VIII
Rusdi Kirana (PKB): 121.080 Sadarestuwati (PDIP): 102.063 Muhammad Habibur Rochman (NasDem): 136.524 M Yahya Zaini (Golkar): 110.875 Mochamad Irfan Yusuf (Gerindra): 77.433 Meitri Citra Wardani (PKS): 117.957 Guntur Sasono (Demokrat): 53.730 Abdul Hakim Bafagih (PAN): 90.195 Halim Iskandar (PKB): 107.011 Banyu Biru Djarot (PDIP): 54.325
51. Jawa Timur IX
Haeny Relawati Rini Widyastuti (Golkar): 173.444 Anna Mu’awanah (PKB): 142.636 Wihadi Wijanto (Gerindra): 94.530 Abidin Pikri (PDIP): 77.967 Eko Wahyudi (Golkar): 119.381 Ratna Juwita Sari (PKB): 110.885
52. Jawa Timur X
Nasyirul Falah Amru (PDIP): 167.514 Jazilul Fawaid (PKB): 80.974 Ahmad Labib (Golkar): 78.174 Jiddan (NasDem): 94.377 Khilmi (Gerindra): 84.110 Nila Yani Hardiyanti (PDIP): 95.681
53. Jawa Timur XI
MH Said Abdullah (PDIP): 528.815 Eric Hermawan (Golkar): 155.619 Syafiuddin (PKB): 207.478 Slamet Ariyadi (PAN): 154.942 Willy Aditya (NasDem): 142.639 Hasani Bin Zuber (Demokrat): 236.655 Imron Amin (Gerindra): 219.778 Ansari (PDIP): 76.907
54. Banten I
Ahmad Fauzi (PKB): 98.259 Rizki Aulia Rahman Natakusumah (Demokrat): 141.905 Ali Zamroni (Gerindra): 57.524 Tia Rahmania (PDIP): 37.359 Arif Rahman (NasDem): 46.469 Adde Rosi Khoerunnisa (Golkar) 61.848
55. Banten II
Edison Sitorus (PAN): 113.815 Furtasan Ali Yusuf (NasDem): 144.950 Annisa MA Mahesa (Gerindra): 122.470 Tubagus Haerul Jaman (Golkar): 81.362 Jazuli Juwaini (PKS): 82.685 Sarifah Ainun Jariyah (PDIP): 83.150
56. Banten III
Airin Rachmi Diany (Golkar): 302.878 Rano Karno (PDIP): 149.397 Habib Idrus Salim Aljufri (PKS): 184.407 Sufmi Dasco Ahmad (Gerindra): 119.692 Rano Alfath (PKB): 125.853 Okta Kumala Dewi (PAN): 65.106 Zulfikar Hamonangan (Demokrat): 105.657 Wahidin Halim (NasDem): 104.946 Andi Achmad Dara (Golkar): 102.009 Marinus Gea (PDIP): 74.909
57. Bali
I Nyoman Parta (PDIP): 281.688 I G Ngurah Kesuma Kelakan (PDIP): 218.539 Gde Sumarjaya Linggih (Golkar): 100.747 I Dewa Gde Agung Widiarsana (Gerindra): 80.658 I Wayan Sudirta (PDIP): 169.776 I N Adi Wiryatama (PDIP): 165.374 Tutik Kusuma Wardhani (Demokrat): 54.713 I Nengah Senantara (NasDem): 51.563 I Ketut Kariyasa Adnyana (PDIP): 84.510
58. Nusa Tenggara Barat I
Mahdalena (PKB): 173.144 Mori Hanafi (NasDem): 67.727 Johan Rosihan (PKS): 65.445
59. Nusa Tenggara Barat II
Lale Syifaun Nufus (Gerindra): 135.619 Abdul Hadi (PKS): 78.765 Sari Yuliati (Golkar): 119.444 Muazzim Akbar (PAN): 48.827 Nanang Samodra (Demokrat): 60.366 Lalu Hadrian Irfani (PKB): 71.941 Fauzan Khalid (NasDem): 59.569 Rachmat Hidayat (PDIP): 73.679
60. Nusa Tenggara Timur I
Andreas Hugo Pareira (PDIP): 173.295 Ahmad Yohan (PAN): 84.103 NM Dipp Nusantara (PKB): 73.249 Benny Kabur Harman (Demokrat): 79.335 Julie Sutrisno Laiskodat (NasDem): 57.522 Melchias Markus Mekeng (Golkar): 67.809
61. Nusa Tenggara Timur II
Emanuel Melkiades Laka Lena (Golkar): 95.138 Ratu Ngadu Bonu Wulla (NasDem): 76.331 Esthon L Foenay (Gerindra): 43.115 Anita Jacoba Gah (Demokrat): 131.396 Yohanis Fransiskus Lema (PDIP): 72.833 Usman Husin (PKB): 29.886 Gavriel P Novanto (Golkar): 58.176
62. Kalimantan Barat I
Cornelis (PDIP): 158.088 Maman Abdurrahman (Golkar): 203.514 Yuliansyah (Gerindra): 74.405 Syarief Abdullah Alkadrie (NasDem): 166.115 Daniel Johan (PKB): 63.946 Maria Lestari (PDIP): 82.378 Alifudin (PKS): 50.391 Boyman Harun (PAN): 83.769
63. Kalimantan Barat II
Lasarus (PDIP): 201.475 Gulam Mohamad Sharon (NasDem): 101.214 Paolus Hadi (PDIP): 64.616 Adrianus Asia Sidot (Golkar): 40.806
64. Kalimantan Tengah
Agustiar Sabran (PDIP): 97.773 Mukhtarudin (Golkar): 92.192 Iwan Kurniawan (Gerindra): 38.802 Nadalsyah (Demokrat): 92.311 Muhammad Syauqie (PAN): 106.516 Andina Thresia Narang (NasDem): 41.298
65. Kalimantan Selatan I
Bambang Heri Purnama (Golkar): 161.985 Rifwinizamy Karsayuda (NasDem): 66.744 Habib Aboe Bakar Alhabsyi (PKS): 80.688 Muhammad Rofiqi (Gerindra): 42.577 Sandi Fitiran Noor (Golkar): 106.724 Pangeran Khairul Saleh (PAN): 66.198
66. Kalimantan Selatan II
Endang Agustina (PAN): 116.266 Hasnuryadi Sulaiman (Golkar): 73.489 Mariana (Gerindra): 56.949 Rahmat Trianto (NasDem): 52.476 Sudian Noor (PAN): 103.365
67. Kalimantan Timur
Rudy Mas’ud (Golkar): 168.778 G Budisatrio Djiwandono (Gerindra): 131.569 Safaruddin (PDIP): 68.314 Nabil Husien Said Amin Alrasydi (NasDem): 82.033 Hetifah Sjaifudian (Golkar): 146.062 Aus Hidayat (PKS): 34.969 Syafruddin (PKB): 86.064 Edi Oloan Pasaribu (PAN): 34.129
68. Kalimantan Utara
Rahmawati (Gerindra): 78.168 Deddy Yevri Hanteru Sitorus (PDIP): 59.335 Hasan Saleh (Demokrat): 28.813
69. Sulawesi Utara
Rio AJ Dondokambey (PDIP): 194.209 Hillary Brigitta Lasut (Demokrat): 310.780 Christiany Eugenia Paruntu (Golkar): 88.520 Felly Estelita Runtuwene (NasDem): 52.889 Yasti Soepredjo Mokoagow (PDIP): 85.091 Christovel Liempepas (Gerindra): 33.258
70. Sulawesi Tengah
Muhidin Mohamad Said (Golkar): 154.301 Nilam Sari Lawira (NasDem): 178.791 Anwar Hafid (Demokrat): 121.524 Longki Djanggola (Gerindra): 113.826 Matindas Janusanti (PDIP): 62.814 Sarifuddin Sudding (PAN): 43.318 Beniyanto (Golkar): 90.078
71. Sulawesi Selatan I
Fatmawati Rusdi (NasDem): 106.806 Hamka B kady (Golkar): 119.558 Meuty Rahmatia (PKS): 97.783 Azikin Solthan (Geirndra): 54.667 Ashabul Kahfi (PAN): 92.606 Ridwan Andi Wittiri (PDIP): 80.364 Syamsu Rizalmi (PKB): 48.794 Rudianto Lallo (NasDem): 97.597
72. Sulawesi Selatan II
Andi Amar Ma’’ruf Sulaiman (Gerindra): 187.919 Nurdin Halid (Golkar): 70.681 Teguh Iswara Suardi (NasDem): 60.232 Andi Muzakkir Aqil (Demokrat): 50.935 Andi Yuliani Paris (PAN): 122.929 Andi Iwan Darmawan Aras (Gerindra): 161.560 Ismail (PKS): 63.688 Andi Muawiyah Ramly (PKB): 47.524 Taufan Pawe (Golkar): 57.955
73. Sulawesi Selatan III
Rusdi Masse Mappasessu (NasDem): 161.301 Unru Baso (Gerindra): 88.683 Muhammad Fauzi (Golkar): 99.690 Frederik Kalalembang (Demokrat): 51.664 Eva Stevany Rataba (NasDem): 73.910 La Tinro La Tunrung (Gerindra): 73.600 Muslimin Bando (PAN): 78.578
74. Sulawesi Tenggara
Bahtra (Gerindra): 85.596 Tina Nur Alam (NasDem): 68.683 Ahmad Safei (PDIP): 58.466 Rusda Mahmud (Demokrat): 62.078 Ridwan Bae (Golkar): 84.440 Jaelani (PKB): 116.426
75. Gorontalo
Rachmat Gobel (NasDem): 195.322 Rusli Habibie (Golkar): 95.379 Elnino M Husein Mohi (Gerindra): 126.129 76. Sulawesi Barat Ratih Megasari Singkarru (NasDem): 122.194 Agus Ambo Djiwa (PDIP): 64.731 Suhardi Duka (Demokrat): 85.420 Ajbar (PAN): 60.785
77. Maluku
Widya Pratiwi (PAN): 163.315 Saadiah Uluputty (PKS): 93.119 Mercy Chriesty Barends (PDIP): 100.703 Hendrik Lewerissa (Gerindra): 99.911
78. Maluku Utara
Irine Yusiana Roba Putri (PDIP): 105.137 Alien Mus (Golkar): 70.595 Izzuddin Alqassam Kasuba (PKS): 32.424
79. Papua
Benhur Tomi Mano (PDIP): 61.434 Yan Permenas Mandenas (Gerindra): 80.844 Tonny Tesar (NasDem): 66.722
80. Papua Barat
Alfons Manibui (Golkar): 41.782 Cheroline Chrisye Makalew (NasDem): 25.309 Obet Rumbruren (PDIP): 19.638
81. Papua Selatan
Edoardus Kaize (PDIP): 42.822 Sulaeman (NasDem): 26.255 Kristosimus Yohanes Agawemu (PKB): 19.267
82. Papua Tengah
Kamarudin Watubun (PDIP): 278.024 Soedeson Tandra (Golkar): 197.995 Natalus Tabuni (NasDem): 154.177
83. Papua Pegunungan
Roberth Rouw (NasDem): 259.063 suara Wempi Wetipo (PDIP): 163.775 suara Paulus Ubruangge (PAN): 94.823 suara
84. Papua Barat Daya
Robert Joppy Kardinal (Golkar): 53.578 suara Faujia Helga Br Tampubolon (Demokrat): 35.856 suara Rico Sia (NasDem): 32.926 suara
Data Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II 2025 Dianggap Janggal, Begini Tanggapan Menko Airlangga Hartarto |
![]() |
---|
Pandangan Gerindra, NasDem, Hingga PDIP Soal Bendera One Piece |
![]() |
---|
Ini 4 Merek Beras Premium yang Terbukti Oplosan Temuan Satgas Pangan Polri |
![]() |
---|
Akhirnya Pemerintah Buka 122 Juta Rekening yang Diblokir, Ini Alasan PPATK |
![]() |
---|
Orang Tua Wajib Tahu, Pemerintah Larang Anak-anak Main Game Roblox |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.