Pemilu 2024
Meski Elektabilitas Hanya 5 Persen, PDIP Disebut Tunggu Langkah Politik Kaesang untuk Pilkada DKI
Meski Elektabilitas Hanya 5 Persen, PDIP Disebut Tunggu Langkah Politik Kaesang untuk Pilkada DKI Jakarta
Penulis: Fitriyandi Al Fajri | Editor: Dwi Rizki
Meski berpotensi menjadi rival politik di Jakarta, tapi PDI Perjuangan tetap bisa duet dengan Anies Baswedsan dalam Pilkada Jakarta 2024.
Duet ini akan terjadi jika putra bungsu Presiden RI Jokowi, Kaesang Pangarep mengikuti Pilkada di Jakarta.
Pengamat politik dari UIN Jakarta Ahmad Fauzi meyakini, Anies tidak akan dibiarkan melawan kotak kosong alias tidak ada lawan politiknya di Jakarta.
Diketahui, baru tiga parpol yang sepakat mengusung Anies di Pilkada Jakarta yakni PKS, PKB dan NasDem.
“Saya kira tidak akan dibiarkan oleh parpol bahwa Anies ini akan melawan kotak kosong. Dia harus ada penantangnya, dan besar kemungkinan penantangnya itu datang dari PDIP,” kata pria yang akrab disapa Ray Rangkuti ini pada Senin (29/7/2024).
Menurut Ray, elektabilitas kader PDIP yaitu Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok masih tetap tinggi di Jakarta. Meski sudah vakum di dunia politik selama lima tahun, tapi namanya masih berkesan bagi warga Jakarta karena pernah menjadi Gubernur periode 2014-2017 lalu.
“Ahok kan dia tinggi suaranya, saya kira mereka bisa berkoalisi dengan Partai Gerindra dan nanti mungkin ditopang oleh partai-partai lain, tapi garis besarnya Gerindra dengan PDIP,” ucap Ray.
Baca juga: Temui Sandi Usai Video Damkar Gagal Selamatkan Gereja Viral, Ini Instruksi Wakil Wali Kota Depok
Baca juga: Nama Anies Masih Terkuat Jadi Cagub Jakarta Dibanding Kaesang Dipasangkan dengan Heru Budi Hartono
Sementara untuk Golkar, lanjut dia, posisinya tidak memiliki daya tawar yang kuat karena figur yang dicalonkan kurang populer.
Belakangan Partai Golkar mengumumkan sosok pengusaha tol, Jusuf Hamka atau Babah Alun sebagai Bacawagub Jakarta 2024.
“Golkar saya kira akan ke Anies, nggak sama Babah Alun, kalau Golkar itu kan mereka punya daya tawar kalau sama Ridwan Kamil, tapi kalau bukan Ridwan Kamil calonnya, yah dia nggak punya daya tawar. Jadi besar kemungkinan mereka hanya mendukung, bukan pengusung,” imbuhnya.
Walau begitu Ray juga ragu PDIP akan bergabung dengan Anies Baswedan karena mereka memiliki kader potensial sebagai Bacagub Jakarta sendiri, yakni Ahok.
Apalagi langkah koalisi dengan Anies ini akan menimbulkan rasa jengkel di kalangan kader PDIP di tingkat bawah.
Sulitnya duet ini terjadi karena disebabkan dua faktor. Pertama apabila PDIP melihat tidak ada ancaman dari luar yang memungkinkan harus duet dengan Anies.
“Ancaman itu misalnya Kaesang ikut Pilkada Jakarta. Itulah alasan bagi mereka untuk bertemu, dan alasan kedua karena ada kader mereka yang bagus kok tapi nggak bisa loncat, namanya Ahok,” tuturnya.
“Oleh karena itu saya melihatnya sulit bagi PDIP untuk gabung dengan Anies, sebab kalau nggak yah warga PDIP yang jengkel sendiri karena kalau bukan darurat betul, yah lebih terhormat bagi PDIP bersaing dengan Anies dibanding bersekutu dengan Anies. Kecuali ada campur tangan dari luar, yang harus mereka hadapi bersama misalnya Kaesang,” lanjutnya.
Sekretaris KPU Jakarta Dirja Abdul Kadir Ungkap Pekerjaan KPUD Jakarta Belum Selesai |
![]() |
---|
Sempat Khawatir pada Kerawanan, KPU Jakarta Apresiasi Kinerja Polri Amankan Pelaksanaan Pilkada 2024 |
![]() |
---|
DKPP Prihatin Masih Banyak Penyelenggara Pemilu Tidak Netral di Pemilu 2024 |
![]() |
---|
Bawaslu Kabupaten Bekasi Rilis Laporan Akhir Pengawasan Pemilu 2024, Ini Hasilnya |
![]() |
---|
Gugatan Kader PKB Calon Anggota DPR Terpilih yang Dipecat Cak Imin Dikabulkan Bawaslu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.