Berita Jakarta
Heru Budi Hartono Bijaksana, tak Larang Peternakan Sapi di Jakarta, Asal Kelola Limbah Jadi Gas
Pj Gubernur Jakarta Heru Budi Hartono sangat bijaksana dalam melihat persoalan. Seperti mengenai limbah sapi dari peternakan di Jakarta.
Penulis: Miftahul Munir | Editor: Valentino Verry
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Penjabat Gubernur Jakarta Heru Budi Hartono meninjau peternakan sapi potong dan perah di Al-Amin Farm Kelurahan Cikoko, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan, Jumat (12/7/2024).
Heru tiba di lokasi sekitar pukul 08.00 WIB langsung disambut oleh Wali Kota Jakarta Selatan Munjirin, Kepala Dinas KPKP DKI, Suharini Eliawati dan pejabat Pemprov DKI lainnya.
Baca juga: Perhatian Buat Pengusaha! Raperda Pengelolaan Limbah Akan Disahkan, Pelanggar Bisa Didenda Rp50 Juta
Heru langsung meninjau pengolahan limbah kotoran peternakan sapi tersebut untuk memastikan tidak mencemari lingkungan.
Peternakan sapi itu sudah ada sejak tahun 1960-an dan dikelola secara turun menurun.
"Sampai saat ini adalah turunan ketiga. Tidak bisa disalahkan juga mereka ada di sini, karena mereka lebih dulu dari penduduk lain. Sekitarnya masih kosong," ucap Heru.
Heru mengaku, saat masih kecil dirinya juga sering main di peternakan Al-Amin, dan ia ingat belum sepadat sekarang pemukimannya.
Baca juga: Limbah Peternakan Sapi Milik Burhan Dikomplain Berbuntut Konflik dengan Hasan, Lurah Cikoko Bungkam
Pria berkemeja putih itu pun meminta masyarakat tidak menyalahkan pemilik peternakan, karena bau limbah sapi yang sampai ke dalam rumah.
"Pemda Jakarta berkewajiban selesaikan masalah lingkungan yang tentunya cukup bagus," tegasnya.
Menurut Heru, Pemprov Jakarta selesaikan masalah dengan memberi saran agar limbah kotoran sapi dikelola dengan baik.
Dari hasil limbah kotoran sapi itu, masyarakat bisa merasakan energi terbarukan yaitu mendapatkan gas untuk masak.
"Yang pertama bisa mendapatkan gas, gas disalurkan ke warga sampai saat ini sudah 27 rumah," ucapnya.
"Sampai sekarang masih gratis oleh koperasi, ke depan dikenakan tarif Rp 30 ribu satu rumah pakai sepuasnya," imbuhnya.
Heru menilai, biogas yang dihasilkan dari limbah kotoran sapi ini sudah menghemat biaya kebutuhan warga sekitar.
Bahkan salah satu rumah warga diakui Heru sudah menyetok gas dari limbah hewan selama tiga bulan.
"Rumah Dewan Kota sudah hemat Rp 600 ribu. Selain jadi gas, ada dua jenis pupuk, ada pupuk cair dan padat," terangnya.
Pupuk pertama, kata Heru merupakan urin dari sapi yang diolah dan dimasukan dalam botol, satu liter dijual seharga Rp 25 ribu.
Pupuk kotoran cair sapi, dijual seharga Rp 20 ribu dan pupuk padat dihargai Rp 10 ribu per plastik.
"Bisa dibeli juga di online, kalau urin yang agak lebih mahal," ujarnya.
"Di Jakarta Selatan ada 73 peternak, rata-rata satu titik ada 10-15 sapi, ke depan kami akan lakukan seperti ini," imbuhnya.
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News
Ikuti saluran WartaKotaLive.Com di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VaYZ6CQFsn0dfcPLvk09
| Soal Isu Bau, Pakar ITB Sebut RDF Rorotan Dilengkapi Alat Kontrol Polusi Udara |
|
|---|
| Pramono Bakal Ganti 1.000 Sopir JakLingko: Nyetir Kayak Punya Sendiri |
|
|---|
| BREAKING NEWS Kejari Jaktim Geledah Kantor Sudin PPKUKM Jakarta Timur Terkait Dugaan Korupsi |
|
|---|
| Ternyata karena Ini Matel dan Ormas Terlibat Bentrok Sengit di Cengkareng Jakarta Barat |
|
|---|
| Pramono Usulkan Kota Tua dan RS Sumber Waras Jadi Proyek Strategis Nasional |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/wartakota/foto/bank/originals/heru-lihat-limbah-sapi.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.