Berita Nasional
Sempat Dikuntit Densus 88, Jampidsus Febrie Adriansyah Kini Dilaporkan Dugaan Korupsi ke KPK
Jaksa Agung Muda Pidana Khusus (Jampidsus) Kejaksaan Agung Febrie Adriansyah dilaporkan dugaan korupsi ke KPK setelah sempat dikuntit Densus 88.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Jaksa Agung Muda Pidana Khusus (Jampidsus) Kejaksaan Agung (Kejaksaan Agung) Febrie Adriansyah kembali menjadi sorotan.
Sebelumnya nama Febrie Adriansyah sempat jadi perbincangan hangat lantaran diduga dikuntit oleh anggota Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri.
Hanya saja nama Febrie Adriansyah kali ini terkait dengan dugaan kasus korupsi setelah yang bersangkutan dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Adalah Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso yang melaporkan Febrie Adriansyah ke KPK terkait dengan dugaan tindak pidana korupsi.
Febrie Adriansyah dan sejumlah pihak lainnya diduga korupsi pelaksanaan lelang Barang Rampasan Benda Sita Korupsi berupa satu paket saham PT Gunung Bara Utama yang digelar Pusat Pemulihan Aset (PPA) Kejaksaan Agung.
Sugeng mengungkapkan, saham tersebut ditawarkan dengan harga Rp 1,945 triliun dan mengakibatkan dugaan kerugian negara Rp 9,7 triliun.
“Kami telah melaporkan kepada KPK, ST Kepala Pusat PPA Kejagung selaku penentu harga limit lelang; Febrie Adriansyah, Jampidsus Kejagung selaku pejabat yang memberikan persetujuan atas nilai limit lelang,” ungkap Sugeng, Senin (27/5/2024).
Sugeng yang datang ke Gedung KPK, Jakarta Selatan bersama pengacara Deolipa Yumara juga melaporkan pejabat Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kementerian Keuangan dan Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP).
Tidak hanya itu, pihak swasta bernama Andrew Hidayat, Budi Simin Santoso, Yoga Susilo yang diduga menjadi pemilik manfaat (beneficial owner) dari PT Indobara Utama Mandiri (PT IUM), juga dilaporkan ke KPK.
Sugeng mengatakan, dalam kajian Dialog Publik yang digelar pada 15 Mei lalu, sejumlah aktivis dari Koalisi Sipil Selamatkan Tambang (KSST), Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI), Jaringan Advokasi Tambang (Jatam), IPW, ekonom Faisal Basri, dan advokat Deolipa Yumara mengungkap adanya dugaan persekongkolan jahat.
Menurutnya ada penyalahgunaan wewenang dalam kegiatan pelaksanaan lelang PT Gunung Bara Utama oleh PPA Kejaksaan Agung pada 18 Juni 2023 yang dimenangkan oleh PT IUM.
Sebagai informasi, di dalam tanda bukti penerimaan laporan atau pengaduan masyarakat KPK, tertera pihak terlapor atas nama organisasi KSST. Laporan tersebut tercatat dengan Nomor Informasi : 2024-A-01597.
Dalam tanda bukti penerimaan laporan atau pengaduan masyarakat KPK, tertera pihak pelapor atas nama organisasi KSST.
Baca juga: Buntut Jampidsus Dikuntit Densus 88, DPR RI Segera Panggil Kapolri hingga Jaksa Agung
Dibuntuti Anggota Densus 88
Pekan lalu beredar kabar terkait diciduknya seorang anggota Densus 88 Polri di sebuah restoran makanan Prancis di Cipete, Jakarta Selatan.
Anggota Densus itu terciduk saat membuntuti Jampidsus Kejaksaan Agung, Febrie Adriansyah.
Adapun identitas dari anggota Densus yang tertangkap itu disebut-sebut berinisial IM dan berpagkat Bripda.
Saat itu dia diduga menyamar sebagai karyawan perusahaan BUMN dengan menggunakan nama inisial HRM.
Berdasarkan informasi yang diterima, dia saat itu tengah menjalankan misi "Sikat Jampidsus."
Tak sendiri, IM diduga menjalankan misi bersama lima orang lainnya yang dipimpin seorang perwira menengah Kepolisian.
Namun, hanya IM yang berhasil diamankan pengawal Jampidsus saat itu.
Buntut dari diamankannya anggota tersebut, sejak Senin (20/5/2024) Kejaksaan Agung disambangi rombongan kendaraan taktis (rantis), kendaraan pengurai massa (raisa), lengkap dengan motor trail dan senjata laras panjang.
Rombongan itu sempat berhenti cukup lama di depan gerbang Kejaksaan Agung di Jalan Bulungan, Jakarta Selatan pada pukul 23.00 WIB.
Beberapa kali mereka menggeber-geber hingga membuat petugas pengamanan dalam (pamdal) Kejaksaan Agung menutup gerbang.
Tak berhenti di situ, peristiwa serupa terjadi sehari setelahnya, Selasa (21/5/2024).
Saat itu Kejaksaan Agung kembali didatangi empat kendaraan hitam yang diduga milik Brimob dan sempat berhenti di depan gerbang Kejaksaan Agung sekira pukul 22.40 WIB. Saat berhenti, rombongan mobil itu membunyikan strobo beberapa kali.
Begitu empat mobil itu melintas, dua Mobil Polisi Militer yang semula parkir di sisi dalam gerbang Kejagung, langsung maju ke sisi luar gerbang.
Pada Selasa (21/5/2024) malam pula, terdapat kejadian yang lain yang tidak biasa di Kejaksaan Agung.
Sekira pukul 19.00 WIB, berdasarkan pantauan Tribunnews.com, beberapa petugas pengamanan Gedung Kartika Kejaksaan Agung bergegas menuju lapangan di depan.
Mereka kompak berujar ada drone yang baru saja melintas. Namun, belum sempat diketahui identitas drone tersebut lantaran hanya beberapa detik.
Setelahnya, tim penembak drone disiagakan.
Dari pinggir lapangan dekat parkiran Gedung Utama, sekira empat orang berbaju hitam tampak bersiaga, lengkap dengan alat penembak drone.
Tak berhenti di situ, rupanya beberapa petugas pengamanan dalam Kejaksaan Agung yang berjaga di gerbang belakang (Jalan Bulungan) sudah memakai rompi anti-peluru.
Dua Mobil Polisi Militer (PM) pun terparkir di depan gerbang sisi dalam, tak seperti hari-hari biasanya.
Pengamanan Kompleks Kejaksaan Agung pun dipertebal dengan tambahan personel dari berbagai kesatuan militer. Tampak beberapa di antara personel tambahan mengenakan pakaian dinas harian Marinir Angkatan Laut.
Tambahan pengamanan juga tampak dikerahkan dari berbagai unsur, termasuk Polsek Kebayoran Baru. Sebab mobilnya tampak terparkir pula di pinggir jalan depan gerbang Kejaksaan Agung.
Puluhan anggota tak berseragam juga tampak menyebar di sekitar di sekitar Jalan Bulungan pada malam itu.
Pihak Kejaksaan Agung kemudian buka suara terkait peristiwa malam tersebut.
Katanya, peningkatan pengamanan merupakan hal biasa ketika Kejaksaan Agung sedang menangani perkara besar.
Diketahui saat ini Kejaksaan Agung memang sedang menangani beberapa perkara korupsi dengan kerugian negara fantastis dan diduga melibatkan tokoh-tokoh besar.
Di antara perkara tersebut yakni korupsi timah, impor gula, emas, dan lain sebagainya.
"Kalau peningkatan keamanan biasa-biasa saja itu kan. Kita lagi menangani perkara gede. Eskalasi pengamanan harus kita tingkatkan," kata Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung, Ketut Sumedana, Jumat (24/5/2024).
Sedangkan terkait drone yang melintas di atas Kejaksaan Agung sampai disiagakan tim penembaknya, Ketut mengungkapkan bahwa itu sebagai hal yang biasa.
"Mungkin drone yang mutar beberapa kali ya biasalah kita. Itu kan kantor negara atau pemerintah. Pengamanan harus bagus," katanya.
(Kompas.com/Syakirun Ni'am)
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di WhatsApp.
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News.
| Purbaya Bongkar Cara Prabowo Tolak Usulan Aneh: Ngelirik Saya, Disuruh Omong, Saya Hantam di Situ! |
|
|---|
| Ini 3 Menteri yang Dapat PR dari Prabowo untuk Selesaikan Beban Utang Kereta Cepat |
|
|---|
| Alasan Keponakan Prabowo Subianto Ditolak Mengundurkan Diri Dari DPR RI |
|
|---|
| PSI Berubah 180 Derajat, Kini Ngotot Ingin Soeharto Jadi Pahlawan |
|
|---|
| Kisah Kelam Aki Effendi Saleh Dicambuk Buntut Ikan Pari di Era Orde Baru |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/wartakota/foto/bank/originals/febrie-adriansyah1.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.