Pemilu 2024
Isma Gigit Jari Tak Bisa Jadi Petugas Sortir-Lipat di GOR Tanjung Duren karena Kesalip 'Orang Dalam'
Menurut Isma (40), ia dibayar Rp 450 per-lembar surat suara. Apabila ia berhasil melipat satu kardus berisi 500 lembar, ia akan diupah Rp 100.000.
Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Feryanto Hadi
Akan tetapi, alasannya kini tak bisa menjadi petugas sortir lipat adalah karena kapasitas GOR Tanjung Duren yang tidak mencukupi.
Selain itu, ia memandang bahwa ada banyak orang dalam yang membuat Isma tersingkir menjadi petugas sortir lipat.
"Karena kepenuhan, saya kesingkir sama Kebon Jeruk. Banyakan pakai orang dalam. Gigit jari saya, nunggu. Punya name tag (tanda pengenal) belum tentu masuk," ungkapnya.
Padahal, Isma mengaku telah datang ke lokasi pelipatan sejak pukul 07.00 WIB menggunakan ojek online dari rumahnya di Kota Bambu, Palmerah, Jakarta Barat.
"Makanya saya bingung gimana saya pulang harus ada duit," pungkasnya.
Sementara itu, Ketua KPU Jakarta Barat Endang Istianti mengonfirmasi bahwa petugas sortir lipat merupakan mereka yang pernah terlibat dalam pemilihan umum (Pemilu) 2019 lalu.
Selain itu, para petugas itu merupakan orang-orang yang termasuk teman, saudara, serta masyarakat setempat.
"Ini semua sebenarnya bukan orang jauh, pasti ini semua temannya teman dari lingkungan KPU sendiri, baik lingkungan petugas kecamatan, kelurahan, maupun teman-teman dari staff di kecamatan dan kelurahan masing-masing, jadi bukan orang jauh," ungkap Isti.
Hanya saja, Isti menekankan kepada seluruh petugas agar dapat mengikuti gerak kerja di tempat sortir lipat tersebut.
"Karena kami harus gerak cepat nih, tidak bisa hanya melipat sekian ratus sehari, karena kami juga melakukan evaluasi siapa yang melipatnya tidak cepat atau misalnya keluar istirahat tapi lama enggak balik lagi, itu kami evaluasi, kami juga punya hak mengganti petugas yang tidak konsisten menjalankan tugas," ungkapnya.
Adapun saat disinggung soal orang dalam, Isti menyebut jika ia tidak tahu bentuknya seperti apa.
Namun, apabila ada warga yang ingin menjadi petugas sortir lipat dan tidak bisa masuk, hal itu lantaran tempatnya yang terbatas sehingga tidak bisa seluruhnya terakomodir.
"Dan kami juga mengevaluasi kelompok-kelompok yang kami lihat ini kalau kerja bagus, satu hari bisa 10 box, itu mereka kami pertahankan, kami enggak bisa terlalu (penuh) di dalam," pungkasnya.
Nasib miris Lilis
Lilis (51) hanya terduduk lesu di trotoar sekitar Gelanggang Olahraga Remaja (GOR) Tanjung Duren, Jakarta Barat, usai dikeluarkan sebagai petugas sortir lipat surat suara calon presiden dan wakil presiden (capres-cawapres) Republik Indonesia.
Sekretaris KPU Jakarta Dirja Abdul Kadir Ungkap Pekerjaan KPUD Jakarta Belum Selesai |
![]() |
---|
Sempat Khawatir pada Kerawanan, KPU Jakarta Apresiasi Kinerja Polri Amankan Pelaksanaan Pilkada 2024 |
![]() |
---|
DKPP Prihatin Masih Banyak Penyelenggara Pemilu Tidak Netral di Pemilu 2024 |
![]() |
---|
Bawaslu Kabupaten Bekasi Rilis Laporan Akhir Pengawasan Pemilu 2024, Ini Hasilnya |
![]() |
---|
Gugatan Kader PKB Calon Anggota DPR Terpilih yang Dipecat Cak Imin Dikabulkan Bawaslu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.