Pilpres 2024
Relawannya di Boyolali Dihajar Anggota TNI, Tim Hukum TPN Ganjar-Mahfud Minta Perlindungan LPSK
TPN Ganjar-Mahfud mengajukan permintaan perlindungan kepada LPSK karena korban dianggap penting, dan juga untuk mengawal proses hukum
Penulis: Rendy Rutama | Editor: Feryanto Hadi
"Dari tujuh anak yang mengalami, ada dua yang masih dirawat. Satu (korban) saya tidak sempat ngomong karena masih tidur, karena situasinya masih bengkak-bengkak. Sedang, yang satu sudah bisa diajak bicara,” jelas Ganjar.
Ganjar menerangkan bahwa dirinya sempat berdiskusi dengan pihak rumah sakit terkait kondisi dari Slamet Andono dan Arif Diva yang menjadi korban penganiayaan.
Baca juga: Kronologi Korban Pengeroyokan TNI Versi Ganjar Pranowo, Tiba-tiba Dipukul di Lampu Merah
“Hasil pemeriksaan dokter baik dan bagus. Tidak ada gegar otak. Tulang tengkoraknya bagus, terus otaknya bagus, satu memar patah gigi,” tutur Ganjar.
Capres nomor 3 itu menuturkan bahwa dirinya mendengarkan langsung cerita dari para korban mengenai peristiwa penganiayaan.
“Memang mendengarkan cerita dari dia (korban). Jadi kejadiannya dia lagi berhenti di lampu merah. Tiba-tiba dipukul tidak ada cerita. Jadi kalau ada penjelasan lain, rasa-rasa harus pengadilan biar semuanya sama,” tegas Ganjar.
“Pertama menceritakan itu dia ditarik ke dalam dipukuli mereka berseragam,” ucap Ganjar.
Ganjar mengimbau kepada semua pihak dalam menyelesaikan masalah tidak boleh ada kekerasan bahkan sampai main hakim sendiri.
Baca juga: Jenguk Dua Relawan Dianiaya Oknum TNI, Ganjar Pranowo Mendengar Cerita Korban: Dipukuli, Berseragam
“Kalau ada yang melanggar kasih ke aparat. Aparat yang harus menangani. Enggak cerita main hakim sendiri, ini cerita rakyat yang harus bisa diingatkan siapapun tidak boleh mengatasnamakan apapun dengan semena-mena kami akan urus itu dan kami konunikasi,” tutur Ganjar.
Sebelumnya, Kodam IV Diponegoro mengungkap awal mula anggota TNI yang menganiaya dua orang yang diduga relawan Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Boyolali, Jawa Tengah pada Sabtu (30/12/2023).
Kapendam IV Diponegoro Kolonel Inf Richard Harison mengatakan insiden yang terjadi di depan Markas Kompi B Yonif Raider 408/Sbh jalan Perintis Kemerdekaan Boyolali itu karena kesalahpahaman.
"Informasi sementara yang diterima, bahwa peristiwa tersebut terjadi secara spontanitas karena adanya kesalahpahaman antara kedua belah pihak," kata Richard saat dihubungi, Sabtu.
Awalnya, kata Richard, sejumlah anggota Kompi B tengah bermain bola voly sekira pukul 11.19 WIB mendengar adanya suara berisik yang berasal dari kendaraan sepeda motor.
"Tiba-tiba mendengar suara bising rombongan sepeda motor kenalpot brong yang oleh pengendaranya dimain-mainkan gasnya," ungkapnya.
Baca juga: Ganjar Pranowo Akan Jenguk Pendukungnya yang Dihajar Belasan Oknum TNI gegara Knalpot Brong
Saat itu, sejumlah anggota keluar markas untuk mengecek. Setelahnya, terdapat lagi dua orang lainnya yang juga melakukan hal yang sama.
"Lalu dihentikan dan ditegur oleh anggota. Selanjutnya terjadi cek-cok mulut hingga berujung terjadinya tindak penganiayaan oleh oknum anggota," jelasnya.
Tim Sinkronisasi Prabowo-Gibran Tegaskan Pemangkasan Makan Bergizi Rp 7.500 Cuma Isu |
![]() |
---|
Gibran Mundur dari Wali Kota Solo, Mardani Ali Sera Sebut Perlu Banyak Menyerap dan Siapkan Diri |
![]() |
---|
Menko PMK Muhadjir Sebut Transisi Pemerintahan Jokowi ke Prabowo Sudah Dibahas Dalam Rapat Kabinet |
![]() |
---|
AHY Dukung Prabowo Tambah Pos Kementerian dan Tak Persoalkan Berapa Jatah Menteri untuk Demokrat |
![]() |
---|
Prabowo-Gibran Ngopi Santai di Hambalang, Gerindra: Sangat Mungkin Bahas Format dan Formasi Kabinet |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.