Berita Nasional
Wamenkominfo RI Meyakini dengan Data Bisa Mendeteksi Bencana, Nezar Patria: Contohnya di India
Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo) RI Nezar Patria sebut data bisa dimanfaatkan untuk deteksi kemungkinan terjadinya bencana.
Ia merupakan anak dari tokoh pers senior Aceh yang merupakan pemimpin umum harian Serambi Indonesia, Sjamsul Kahar.
Nezar Patria menempuh pendidikan S1 di Fakultas Filsafat, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta pada 1997.
Ia kemudian melanjutkan S2 di bidang History of International Relations di London School of Economics and Political Science (LSE), Universitas London, Inggris pada 2007 dengan gelar M.Sc. Nezar kembali menjalani studi S2 dengan gelar M.B.A. di Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 2022.
Di tahun yang sama, ia juga menempuh pendidikan di Graduate School of Business (GSB), Universitas Sains Malaysia, Penang bergelar ASEAN M.B.A.
Rekam jejak Nezar Patria
Dilansir dari situs resmi Kementerian BUMN, Nezar Patria merupakan Staf Khusus V Menteri BUMN sebelum menjadi Wamenkominfo.
Ia menjabat sebagai staf khusus sejak 7 Juni 2022 sesuai Keputusan Menteri BUMN SK-128/MBU/06/2022 tentang Pengangkatan Staf Khusus V Menteri Badan Usaha Milik Negara.
Sebelum jadi Staf Khusus 5 Menteri BUMN, ia bekerja sebagai Direktur Kelembagaan PT Pos Indonesia (Persero) sejak 23 September 2020-25 April 2022 dan Komisaris Utama PT Dapensi Trio Usaha pada 31 November 2021-13 Juni 2022.
Dikutip dari situs Dewan Pers Indonesia, Nezar merupakan anggota Dewan Pers yang menjabat sebagai Ketua Komisi Hubungan Antar Lembaga pada periode 2016-2019.
Saat menjabat di Dewan Pers, ia menjadi wartawan dengan posisi Digital Editor in Chief di The Jakarta Post. Nezar Patria memang sejak lama terjun ke dunia jurnalistik.
Ia memulai karier sebagai wartawan saat bergabung di majalah DR (1999-2000), kemudian berlanjut di majalah TEMPO hingga 2008.
Ia ikut mendirikan portal berita VIVA.co.id (2008-2014) serta menjadi Wakil Pemimpin Redaksi CNN Indonesia.com (2014-2015).
Ia pernah memenangkan penghargaan Journalism for Tolerance Prize (2003) yang digelar International Federation of Journalist (IFJ) di Manila, Filipina atas liputan investigasi kerusuhan Mei 1998 bersama Majalah TEMPO.
Nezar juga bergabung dalam tim misi pembebasan wartawan RCTI, Feri Santoro yang disandera Gerakan Aceh Merdeka (GAM) pada 2004 di Aceh.
Sebelum menjabat di Dewan Pers, Nezar terpilih sebagai Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia periode 2008-2011.
| Bukan Selingkuh, Ini Maksud Rumah Masa Depan Hamish Daud dan Sabrina Alatas |
|
|---|
| Prabowo Diminta Hati-hati Lunasi Utang Kereta Cepat, Bisa Jadi Senjata Makan Tuan |
|
|---|
| Kantor Fadli Zon Digeruduk Karena Wacana Soeharto Jadi Pahlawan Nasional |
|
|---|
| Muhammadiyah Dukung Soeharto Jadi Pahlawan Nasional, Muhadjir Effendy: Jasa Beliau Besar |
|
|---|
| Sekelas Jusuf Kalla Diduga Jadi Korban Mafia Tanah, Tanah 16 Hektar Diserobot |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/wartakota/foto/bank/originals/Wakil-Menteri-Komunikasi-dan-Informatika-Wamenkominfo-RI-Nezar-Patria.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.