Pemilu 2024

Baliho Kaesang Pangarep Bertebaran di Jakarta, Miranda Merasa Terganggu karena Belum Masa Kampanye

Miranda mengatakan, seharusnya baliho atau papan billboard siapa pun, termasuk Kaesang Pangarep, belum dipajang

Penulis: Nurmahadi | Editor: Feryanto Hadi
Warta Kota/Nurma Hadi
Baliho bergambar Kaesang Pangarep di Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. 

"Politik Riang Gembira," tulis keterangan dalam baliho lainnya yang tak jauh dari lokasi baliho pertama.

Di mana pada baliho kedua, nampak foto Kaesang yang tengah menukikkan tangan berbentuk simbol hati di atas kepalanya.

Ada pula spanduk lainnya yang menampilkan foto dirinya dan sang ayah, Presiden Joko Widodo. 

Baca juga: PDIP Kesal Atribut Partai dan Baliho Ganjar-Mahfud Dicopot, Hasto: Bentuk Politik Diskriminasi

Akan tetapi, spanduk bersama Jokowi itu menampilkan pose yang lebih formal dari dua spanduk lainnya. 

Pewarnaan spanduknya pun dibuat netral berwarna hitam putih, sehingga tak begitu mencolok.

Hanya saja di sudut kanannya, disertakan logo PSI berwarna merah menyala dan keterangan angka '15'.

"Generasi Optim15," tulis keterangan dalam baliho itu.

Terkait terpasangnya banyak baliho di sisi kanan kiri jalan, salah satu pengguna jalan, Zizi (25) mengaku resah.

Menurutnya, terlalu banyak baliho dengan gambar yang sama nan mencolok di sepanjang jalan, membuat kota Jakarta tak lagi estetik.

"Sebagai pengguna jalan yang setiap hari lewat jalan itu saya merasa terganggu ya. Karena jalanan kan seharusnya steril," kata Zizi kepada Warta Kota, Kamis (9/11/2023).

"Setahu saya, pemasangan atribut parpol juga ada aturannya. Apalagi kan itu di fasilitas umum," lanjutnya mengeluh.

Wanita berambut bondol itu juga turut menyoroti soal kehadiran pemerintah kota (Pemkot) Jakarta Barat kala dihadapkan dengan situasi tersebut.

"Ada baiknya, dari Pemkot juga bertindak dengan adanya atribut parpol di sepanjang jalan yang mengganggu pengguna maupun estetika ruang publik," katanya

Baliho Kaesang Makan Korban di Bali

Saat ini masyarakat Indonesia sedang dipaksa melihat wajah jenaka putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep.

Tingkah konyolnya bisa dilihat lewat baliho yang terpasang di seluruh Indonesia.

Mulai dari jalan raya hingga gang sempit, baliho berukuran besar itu bisa dijumpai.

Baca juga: Baliho Kaesang Ramai Mejeng di Kawasan Tanjung Duren Jakarta, Warga: Rusak Keindahan Kota

Namun, akibat maraknya baliho Kaesang ini, akhirnya makan korban.

Sebuah baliho ukuran besar bergambar Kaesang dan Presiden Jokowi itu menimpa seseorang di seputaran Jalan Srikandi , Semarapura, Klungkung, Kamis (9/11/2023).

Baliho Ketua Umum PSI itu roboh, entah ditiup angin, atau pemasangan yang tak kuat.

Berdasarkan ulasan Tribun-Bali.com, warga yang tertimpa baliho itu sempat dilarikan ke faskes (fasilitas kesehatan), dan peristiwa ini sempat diunggah di media sosial (medsos).

Mengetahui hal ini, Ketua DPD PSI Klungkung I Dewa Gede Alit Saputra langsung mendatangi warga yang tertimpa baliho jatuh tersebut ke rumahnya di Jalan Srikandi VI Klungkung.

Baca juga: Baliho Kaesang Bertebaran di Indonesia, Rocky Gerung Suudzon: Penguasa yang Pasang, Mana Mungkin PSI

"Awalnya kami tidak tahu posisi, di mana semua baliho-baliho itu terpasang. Dengan mengetahui kejadian ini, saya langsung mencari tau rumah korban dan mendatanganginya."

"Menyampaikan maaf atas kejadian ini dan sedikit memberikan bingkisan sebagai ungkapan rasa bersalah," ungkap Dewa Gede Alit Saputra, Jumat (10/11/2023).

Dewa Gede Alit Saputra mengatakan, baliho PSI yang ada di wilayah Klungkung dipasang oleh vendor, bukan oleh kader PSI.

Meskipun demikian, robohnya salah satu baliho yang ada logo PSI, menjadi tanggung jawab PSI di wilayah baliho terpasang.

Ketua DPD PSI Klungkung I Dewa Gede Alit Saputra saat bertemu dengan warga yang tertimpa baliho PSI roboh di Klungkung, Jumat (10/11/2023). Dewa Gede juga memberikan bingkisan agar pria itu tak marah.
Ketua DPD PSI Klungkung I Dewa Gede Alit Saputra saat bertemu dengan warga yang tertimpa baliho PSI roboh di Klungkung, Jumat (10/11/2023). Dewa Gede juga memberikan bingkisan agar pria itu tak marah. (tribun-bali.com)

"Masalahnya sudah selesai secara kekeluargaan. Saya selaku ketua DPD PSI Klungkung bertanggung jawab atas peristiwa yang tidak diinginkan ini. Kejadian ini murni musibah," ungkap Dewa Gede Alit Saputra.

Ia juga mengatakan, pertemuan dengan warga yang tertimpa baliho itu penuh dengan rasa kekeluargaan.

Pihak korban dan seluruh keluarga sangat memaafkan secara tulus.

"Warga tersebut sebenarnya sangat ngefans dengan tokoh gambar di baliho itu. Jadi sebenarnya tidak terlalu masalah."

"Mereka menyadari namanya musibah. Memang dikatakan sempat dibawa ke puskesmas. Tapi keadaan yang bersangkutan baik-baik saja. Tidak terlalu parah," jelas pria yang juga seniman ternama di Klungkung tersebut.

Pasca musibah tersebut, kader PSI Klungkung melakukan pengecekan sekaligus mencabut semua baliho. Sesuai arahan Bawaslu agar semua APK (alat peraga kampanye) milik parpol wajib dibersihkan.

"Karena momentumnya kebetulan hampir berbarengan. Ini sudah kami lakukan (penurunan baliho) mungkin sekitar 80 persen. Karena masih melacak di mana saja posisi baliho yang dipasang vendor, karena kami tidak tau pasti," jelas Dewa Gede Alit Saputra.

Komentar Rocky Gerung

Pengamat politik Rocky Gerung menyoroti baliho Kaesang Pangarep yang beredar luas di Indonesia.

Pengamat yang cukup berani ini menyatakan ada tangan penguasa yang bermain, sehingga baliho anak bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini masif bertebaran di Indonesia.

Rocky Gerung sedikit kepo, dia menyoroti sumber dana di balik pemasangan baliho Kaesang.

"Apakah PSI punya dana sebesar itu, di mana dia (baliho dicetak) sehingga dalam satu hari sudah ada 1,5 juta itu?" ujar Rocky seperti dilansir dari video YouTubenya.

Rocky kemudian menghitung berapa banyak uang yang dikeluarkan PSI hanya untuk membuat baliho Kaesang Pangarep.

"Bahkan dikatakan di situ akan disebar di seluruh Indonesia, saya menghitung akan ada 10 juta baliho disebar," ujarnya.

"Di Indonesia ada 74 ribu lebih desa, kalau satu desa ada 20 (baliho). Jadi akan ada 1,5 juta baliho dipasang di desa-desa. Dari mana uangnya, kalau satu baliho Rp100 ribu?" lanjut Rocky.

"Jadi Anda bayangkan, satu anggota keluarga difasilitasi sedemikain masif oleh kekuasaan, uang dan aparat. Saya bisa menduga itu dipasang polisi. Mana mungkin PSI sebanyak itu bisa pasang (baliho) se-Indonesia?" tegasnya.

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News


 

 

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved