Berita Jakarta

Ahmad Obesitas 200 Kg Dievakuasi dari Rumahnya di Kelurahan Ceger Lengan Kiri Tidak Bisa Gerak

Ahmad Juwanto (19) mengalami obesitas parah dengan beban 200 kilogram, hanya pasrah berbaring dan duduk di dalam rumahnya.

|
Penulis: Rendy Rutama | Editor: Dian Anditya Mutiara
Istimewa
Ahmad Juwanto (19) mengalami obesitas hingga 200 Kg dan hanya bisa pasrah berbaring juga duduk di dalam rumahnya kini tengah dilakukan evakuasi oleh petugas. 

Padahal, di dalam dirinya, ia sangat bercita - cita menjadi seorang dokter, sehingga besar harapan dirinya untuk berat badannya segera normal kembali.

"Inginnya badan normal seperti teman-teman. Cita-cita saya ingin jadi dokter agar bisa bantu orang tua sama orang lain," ucapnya.

Pihak keluarga sebelumnya juga sempat berupaya membawa Ahmad ke sejumlah fasilitas kesehatan guna mendapatkan penanganan medis.

Lebih kurang tiga rumah sakit (RS) di kawasan Jakarta Timur diakui nenek Ahmad yakni Lina (54) sudah didatangi, namun juga tidak membuahkan hasil, justru pihak keluarga terbebani atas biaya akomodasi pengobatan.

Hingga kini, Lina pun mengakui belum mengetahui secara pasti penyebab obesitas yang dialami Ahmad.

Hanya sejak duduk di bangku sekolah dasar (SD), cucunya itu sudah nampak mengalami obesitas, dan berat badannya bertambah hingga saat ini.

"Memang badannya gede dari kecil sih, dari SD juga sudah besar badannya. Sudah kelihatan gede," tutur Lina.

Pada Jumat (30/6), petugas medis beserta jajaran Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat ) Jakarta Timur sempat berniat mengevakuasi Ahmad ke rumah sakit.

Namun karena pihak keluarga belum mendapat jaminan pembiayaan perawatan RS untuk Ahmad, terpaksa ditolak.

"Ntar masalah biaya bagaimana. Dua tahun lalu sudah pernah berobat selama enam bulan, dapat bantuan. Tapi enggak ada perubahan. Cuman dibilang pola makan diatur," ujar Lina.

Namun Lina menegaskan, pihaknya tidak menolak Ahmad untuk dirawat di RS, namun ia berharap pemerintah dapat menjamin tanggungan keseluruhan biaya pengobatan serta akomodasi, sebab pihaknya mengaku keterbatasan ekonomi.

"Sebelum-sebelumnya orang Puskesmas dan Kelurahan datang, tapi kontrol kondisi saja. Kita mau bawa ke rumah sakit juga bagaimana, enggak ada biaya," pungkasnya.

Sumber: Warta Kota
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved