Berita Jakarta

Ahmad Obesitas 200 Kg Dievakuasi dari Rumahnya di Kelurahan Ceger Lengan Kiri Tidak Bisa Gerak

Ahmad Juwanto (19) mengalami obesitas parah dengan beban 200 kilogram, hanya pasrah berbaring dan duduk di dalam rumahnya.

|
Penulis: Rendy Rutama | Editor: Dian Anditya Mutiara
Istimewa
Ahmad Juwanto (19) mengalami obesitas hingga 200 Kg dan hanya bisa pasrah berbaring juga duduk di dalam rumahnya kini tengah dilakukan evakuasi oleh petugas. 

WARTAKOTALIVE.COM, CIPAYUNG - Ahmad Juwanto (19) mengalami obesitas parah dengan beban 200 kilogram, hanya pasrah berbaring dan duduk di dalam rumahnya.

Pada Kamis (6/7/2023) pagi Ahmad telah dievakuasi petugas gabungan dari Kecamatan, Kelurahan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Damkar, Satpol PP, hingga Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) menuju RS Adhyaksa, Ceger, Jakarta Timur, guna mendapatkan pemeriksaan kesehatan lanjutan.

Lurah Ceger, Suratno mengatakan, proses evakuasi dijelaskan memang perlu dilakukan, mengingat kondisi Ahmad selain obesitas, kini bertambah kendala pada lengan kirinya yang tidak bisa digerakkan secara normal.

"Tapi Alhamdulillah berlangsung dengan baik baik tadi sudah kita evakuasi, ada sedikit kendala juga karena terdapat masalah di lengan kiri tidak bisa digerakkan," kata Suratno saat ditemui awak media di Jalan SMP 160, Kelurahan Ceger, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur, Kamis (6/7/2023).

Baca juga: RSUD Kota Tangerang Kerahkan 8 Dokter Spesialis untuk Menangani Cipto Raharjo Pria Obesitas 200 kg

Sebelum dilakukan evakuasi, Ahmad terlebih dahulu diberikan pengecekan tensi darah oleh petugas Puskesmas setempat.

Namun, dikarenakan rasa cemas yang dialami Ahmad, hasil pengecekan tersebut terbilang tinggi.

"Cuma tadi agak tinggi karena mungkin banyak orang, jadi 174/120, sehari sebelumnya kita cek normal, mungkin karena efek cemas Ahmad nya," lugasnya.

Terkait pembiayaan perawatan, pihak kelurahan pun juga belum bisa memastikan sepenuhnya ditanggung Pemerintah atau tidak.

Namun, Suratno mengatakan akan berupaya untuk mengajukan permohonan tersebut.

"Kita belum tahu, tapi kita upayakan kesana, tadi kata dokter sudah mengajukan ke Dinas Kesehatan (Dinkes) perihal BPJS Kesehatan akan kita upayakan," pungkasnya.

Baca juga: Setelah Fajri, Kini Bayi 7 Bulan di Kabupaten Bekasi Alami Obesitas, Beratnya Capai 15 Kg

Sebagai informasi, Ahmad yang kini tinggal di kawasan Jalan SMP 160, Kelurahan Ceger, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur kini idak bisa beraktivitas normal karena obesitas yang dideritanya.

"Sejak umur 10 tahun (mulai obesitas). Waktu itu masih bisa beraktivitas sampai umur 17 tahun. Naik drastis (berat badan) umur 18 tahun," kata Ahmad ketika ditemui di kediamannya, Rabu (5/7).

Keterbatasan ekonomi pihak keluarga serta obesitas tersebut berimbas kepada Ahmad terpaksa putus sekolah.

Seusai sekolah swasta yang sebelumnya Ahmad mengenyam pendidikan, kini dirinya belum melanjutkan kembali pendidikan hingga ke jenjang kelas dua SMP.

"Inginnya seperti teman-teman lain, mau sembuh," ujarnya.

Padahal, di dalam dirinya, ia sangat bercita - cita menjadi seorang dokter, sehingga besar harapan dirinya untuk berat badannya segera normal kembali.

"Inginnya badan normal seperti teman-teman. Cita-cita saya ingin jadi dokter agar bisa bantu orang tua sama orang lain," ucapnya.

Pihak keluarga sebelumnya juga sempat berupaya membawa Ahmad ke sejumlah fasilitas kesehatan guna mendapatkan penanganan medis.

Lebih kurang tiga rumah sakit (RS) di kawasan Jakarta Timur diakui nenek Ahmad yakni Lina (54) sudah didatangi, namun juga tidak membuahkan hasil, justru pihak keluarga terbebani atas biaya akomodasi pengobatan.

Hingga kini, Lina pun mengakui belum mengetahui secara pasti penyebab obesitas yang dialami Ahmad.

Hanya sejak duduk di bangku sekolah dasar (SD), cucunya itu sudah nampak mengalami obesitas, dan berat badannya bertambah hingga saat ini.

"Memang badannya gede dari kecil sih, dari SD juga sudah besar badannya. Sudah kelihatan gede," tutur Lina.

Pada Jumat (30/6), petugas medis beserta jajaran Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat ) Jakarta Timur sempat berniat mengevakuasi Ahmad ke rumah sakit.

Namun karena pihak keluarga belum mendapat jaminan pembiayaan perawatan RS untuk Ahmad, terpaksa ditolak.

"Ntar masalah biaya bagaimana. Dua tahun lalu sudah pernah berobat selama enam bulan, dapat bantuan. Tapi enggak ada perubahan. Cuman dibilang pola makan diatur," ujar Lina.

Namun Lina menegaskan, pihaknya tidak menolak Ahmad untuk dirawat di RS, namun ia berharap pemerintah dapat menjamin tanggungan keseluruhan biaya pengobatan serta akomodasi, sebab pihaknya mengaku keterbatasan ekonomi.

"Sebelum-sebelumnya orang Puskesmas dan Kelurahan datang, tapi kontrol kondisi saja. Kita mau bawa ke rumah sakit juga bagaimana, enggak ada biaya," pungkasnya.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved