Kriminalitas

Lima Tahun Beraksi, Pelaku Beberkan Cara Bedakan Tabung Gas Elpiji Oplosan atau Bukan

RS (46), pelaku pengoplosan tabung gas elpiji menjelaskan perbedaan mana tabung gas elpiji yang sudah dioplos dengan yang belum melalui barcode.

Penulis: Nurmahadi | Editor: Junianto Hamonangan
Warta Kota/Nurmahadi
Polres Metro Jakarta Selatan berhasil mengungkap modus penyuntikan gas elpiji di Kebayoran Lama yang dilakukan oleh pria berisi RS (46). 

WARTAKOTALIVE.COM, KEBAYORAN BARU - RS (46), pelaku pengoplosan tabung gas elpiji jelaskan perbedaan gas elpiji yang sudah dioplos dengan yang belum.

Disampaikan RS, tabung gas elpiji yang belum dioplos biasanya terlihat dari barcode yang ada di segel tabung gas.

Biasanya, barcode segel tabung gas elpiji yang belum dioplos, akan muncul logo My Pertamina ketika dipindai. 

“Kalau yang asli kita lihat barcode My Pertamina di scan timbul logo di mana dia pengisiannya. Misalnya pengisiannya di Sawangan tertera di logo,” kata RS kepada wartawan di Polres Metro Jakarta Selatan, Kamis (11/5/2023).

Baca juga: Polda Metro Jaya Tangkap 20 Orang dalam Kasus Pemindahan Isi Gas Elpiji 3 Kg ke 12 Kg

Sementara, untuk gas yang telah dioplos, saat barcodenya di scan maka tidak dapat ditelusuri lokasi pengisiannya. 

“Memang ada barcodenya, tapi kalau di scan tidak tertera tempat pengisiannya,” ucapanya.

Di sisi lain, Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, Kompol Irwandhy mengaku akan terus mengembangkan kasus pengoplosan gas ini. 

Hal ini sebagai bentuk komitmen pihaknya untuk program pemerintah.

“Kami tetap, mengembangkan pemeriksaan terusan sehingga tidak menutup kemungkinan ada tersangka-tersangka lain nanti kita lihat. Karena tabung gas kilogram bersubsidi ini merupakan kebutuhan masyarakat sehingga komitment kami menjaga stabilitas ekonomi dan program pemerintah,” tuturnya.

Baca juga: Bikin Prihatin, Dua Remaja Terlibat Komplotan Begal Sadis, Bacok Sopir Gas Elpiji di Cilincing

Diketahui sebelumnya, Polres Metro Jakarta Selatan mengungkap modus penyuntikan gas elpiji di Kebayoran Lama yang dilakukan oleh pria berisi RS (46).

Modus penyuntikan gas elpiji sudah dilakukan RS selama lima tahun terakhir, untuk meningkatkan penghasilannya.

Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, Kompol Irwandhy menuturkan, modus operandi yang dilakukan RS yakni dengan cara menyuntikan isi tabung gas 3 kilogram ke tabung gas berukuran 5 dan 12 kilogram.

"Modus operandi yang bersangkutan, adalah mengoplos ataupun memindahkan isi dari tabung gas bersubsidi 3 kilogram, dipindahkan ke tabung gas non subsidi dengan ukuran, 12 dan 5,5 kilogram," ucapnya dalam konferensi pers, Kamis (11/5/2023).

Di sisi lain, Wakasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, Kompol Hendrikus Yossy menyampaikan, RS sehari-hari bekerja sebagai agen penjualan tabung gas.

Baca juga: Polisi Bongkar Praktik Oplos Gas Elpiji di Kebayoran Lama, Sudah Beraksi Selama Lima Tahun

Di sela-sela penjualan itu, RS pun melakukan cara kotor untuk meningkatkan penghasilannya, dengan cara menyuntikan tabung gas 3 kilogram ke tabung 5 dan 12 kilogram.

"Jadi untuk pengoplosan dari 3 kilogram ke tabung 5,5 kilogram, itu membutuhkan dua tabung melon. Sedangkan, untuk pengoplosan ke gas elpiji 12 kg membutuhkan 4 tabung 3 kilogram melon atau yang hijau," ungkap Hendrikus.

Hendrikus juga menuturkan, saat melancarkan aksinya, RS biasanya memasukkan tabung 12 kilogram yang akan diisi, ke dalam sebuah ember, kemudian ember tersebut diisi oleh es batu.

"Kemudian untuk tabung 3 kilogramnya ditaruh di atas atau di kepalanya. Jadi kepala berhadapan dengan kepala, kemudian disambungkan dengan suntikan," ujarnya.

Tabung gas 12 kilogram yang telah di isi oleh RS, kemudian disegel, sehingga seolah-olah tabung gas itu resmi dari pemerintah.

Kemudian, lanjut Hendrikus, tabung gas elpiji hasil oplosan tersebut dijual kepada masyarakat.

"Ada dua target sasaran yang menjadi sasaran pelaku. Pertama rumah tangga, yang kedua adalah toko, dengan harga yang berbeda," katanya.

Untuk tabung gas 12 kilogram yang dijual ke toko, dibanderol sebesar Rp 165 ribu, sedangkan bagi konsumsi rumah tangga, dijual RS seharga Rp 220.

"Kemudian yang tabung 5,5 kilogram dijual kepada toko dan juga kepada rumah tangga. Kepada toko dijual dengan harga Rp 90 ribu, dan rumah tangga dijual dengan kisaran harga Rp 100 ribu," ucap Hendrikus.

Dari penjualan tersebut, RS disebut mendapatkan keuntungan sebesar Rp 60 hingga Rp 70 ribu per tabung. (m41)

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved