Ramadan

Ustaz Abdul Somad Jelaskan Hukum Sahur Ketika Adzan Subuh Berkumandang, Ditelan atau Dimuntahkan?

Ustaz Abdul Somad Jelaskan Hukum Sahur Ketika Adzan Subuh Berkumandang, Ditelan atau Dimuntahkan?

Penulis: Dwi Rizki | Editor: Dwi Rizki
instagram @ustadzabdulsomad_official
Ustaz Abdul Somad 

Walaupun Al-Azhar pada saat itu diserbu saat kependudukan Perancis, tapi penduduk ini juga membuat Pusat Ilmu Pengetahuan di Mesir.

Kemudian Perancis memulai pencetakan pertama yang berisi mengenai jadwal imsakiyah.

Jadwal imsakiyah dicetak pertama kali dicetak di media yang bernama Bulaq dan dikenal sebagai Imsakiyah Wali Al-Nu’man.
Di mana jadwal tersebut dicetak di kertas yang berwarna kuning yang berukuran 27 cm 17 cm.
Pada waktu itu, jadwal imsakiyah berisi mengenai hari pertama Ramadhan yang jatuh di hari Senin dan Bulan Sabii bisa diamati dengan sangat jelas di Selatan selama 35 menit.
Di dalam media percetakan tersebut dicantumkan juga mengenai Muhammad Ali Pasha, yaitu seorang tokoh sejarah Utsmaniyah. Jadwal imsakiyah juga berisi mengenai jam sholat dan juga puasa setiap hari menurut kalender Arab.
Lalu, jadwal tersebut dibagikan ke semua kantor pemerintahan dan menyebarkannya secara luas kepada setiap pegawai yang ada di perusahaan.

Selama tahun 1920 sampai tahun 1940, jadwal imsakiyah pada bulan Ramadhan lalu dicetak atau dipublikasikan untuk beberapa tujuan.

Awalnya, jadwal imsakiyah dipakai sebagai media iklan untuk dibagikan oleh percetakan Patung Renaisans Mesir yang pada saat itu masih menjadi milik Mahmoud Khalil Ibrahim, tepatnya di bulan Ramadhan tahun 1347 H atau sekitar Bulan Februari tahun 1929 M.

Bahkan di tahun tersebut, imsak juga sempat dicetak sebagai suatu pengumuman resmi dalam bentuk buku yang sangat rapi.

Lalu, pengusaha Yahudi yang bernama Daoud Adas menggunakan jadwal imsak sebagai salah satu bahan dekorasi di toko-tokonya pada saat Bulan Ramadhan.

Pada saat itu, media cetak yang memuat jadwal imsakiyah dihargai cukup mahal karena jadwal tersebut mencakup berbagai macam informasi yang berhubungan dengan puasa, Agama Islam, kebajikan, dan untuk mengiklankan suatu produk komersial.

Jadwal imsakiyah yang dicetak oleh Daoud Ada merupakan sebuah inspirasi mengenai informasi Ramadhan yang beraneka macam, tapi tetap mudah untuk dimengerti.

Kemudian pada tahun 1356 H atau sekitar tahun 1937 M, jadwal imsakiyah juga memuat mengenai informasi puasa, ayat-ayat AlQuran, doa, bacaan pagi dan sore, jadwal harian puasa, dan informasi mengenai zakat fitrah.

Pendistribusian jadwal imsakiyah tersebut dibagikan kepada orang-orang yang lewat dan berlalu lalang.

Sejak saat itu, jadwal imsakiyah selalu mengalami perkembangan status dan menjadi suatu kebutuhan yang sangat penting saat Bulan Ramadhan tiba, termasuk di Indonesia.

Sekarang ini, jadwal imsakiyah digunakan supaya umat muslim lebih berhati-hati lagi saat ingin mengonsumsi makanan ketika sahur mendekati waktu subuh.

Imsak di Indonesia

Di Indonesia sendiri, waktu imsak biasanya akan ditandai dengan suara sirine atau lantunan ayat suci Al-Quran dan bunyi tertentu yang berasal dari masjid.

Di mana hal itu akan dilakukan sebelum waktu subuh tiba.

Fenomena tersebut pada kenyataannya tidak bisa kita temui di negara manapun, selain di Indonesia.

Para ulama Indonesia sendiri menetapkan bahwa waktu imsak digunakan sebagai pengingat bahwa adzan subuh sudah dekat.
Alangkah lebih baik, umat muslim segara menggunakan waktu tersebut untuk membersihkan mulut, menggosok gigi, mandi, dan bersiap untuk segera melakukan sholat subuh.

Waktu imsak yang kerap kita baca di jadwal imsakiyah merupakan waktu yang dibuat oleh para ulama di Indonesia dengan menyesuaikan kaidah yang berlaku.

Itulah yang dianggap sebagai suatu kreativitas ulama Indonesia. Dimana hal itu menjadi sebuah bentuk perhatian dari para ulama.

Karena rasa sayang para ulama kepada umat muslim yang ada di Indonesia, maka mereka menetapkan waktu imsak untuk dijadikan sebagai patokan dalam memudahkan waktu puasa di Bulan Ramadhan.
Dalam situasi tersebut seorang muslim yang melakukan jadwal imsak lebih awal, misalnya 10 sampai 15 menit sebelum adzan subuh dikumandangkan merupakan salah satu bentuk tindakan pencegahan.

Akan tetapi, karena hal tersebut tidak wajib, maka siapapun diperbolehkan untuk mengikuti jadwal imsak atau mempunyai pilihannya sendiri dalam melakukan ibadah puasa Ramadhan.

Namun, pastinya apapun yang kita lakukan harus sesuai dengan aturan puasa yang sudah dijelaskan di dalam Al-Quran dan hadist.

Adapun ketentuan puasa yang menjadi salah satu rujukan utama untuk memulai puasa yaitu ada pada surat Al-Baqarah ayat 187, berikut adalah artinya:

“Makan dan minumlah kalian hingga jelas bagi kalian perbedaan benang putih dari benang hitam yakni fajar” (Al-Baqarah: 187)

Kata “fajar” yang ada di dalam surat di atas sebenarnya masih membingungkan atau ambigu dan samar.
Tapi, melalui sebuah hadist dari HR. Ahmad & al-Hakim dari Abdullah bin Abbas, mengungkapkan bahwa fajar dapat diartikan menjadi dua, yaitu fajar palsu dan fajar asli.
Yang dimaksud dengan fajar palsu adalah masih diperbolehkan makan dan minum serta belum boleh sholat subuh. Itulah yang kita kenal sebagai imsak.
Sedangkan untuk fajar asli adalah sudah tidak diperbolehkan makan ataupun minum dan boleh melakukan sholat subuh.

Oleh karena itu, mengakhiri makan dan juga minum saat sahur sampai benar-benar sebelum masuk waktu subuh merupakan salah satu hal yang sebaiknya kita lakukan.

Karena bagaimanapun, diperlukan jeda waktu untuk mempersiapkan diri melakukan ibadah sholat subuh.

Biasanya, waktu imsak di negara Indonesia memiliki selisih waktu sekitar 10 hingga 15 menit.

Sedangkan di benua lain, mungkin saja jadwal imsak tidak dicantumkan secara tersurat.
Tapi umumnya mereka akan membagikan jadwal sholat selama Bulan Ramadhan dengan selisih waktu yang berbeda-beda.
Hal tersebut didasarkan pada sumber data dari astronomi tertentu yang ditujukan untuk dijadikan rujukan atau panduan bagi umat muslim dalam melaksanakan ibadah puasa pada waktu yang dianggap tepat.

Dengan begitu, jadwal imsak sangatlah berguna untuk meminimalisir adanya kebingungan yang muncul bila seseorang tengah menikmati hidangan sahur, tapi tidak tahu kapan waktu subuh akan tiba.

Oleh karena itu, imsak akan membuat ibadah puasa kita menjadi lebih aman dan teratur. Dengan begitu, kita akan lebih siap secara fisik dan mental dalam melakukan ibadah puasa.

Baca Berita WARTAKOTALIVE.COM lainnya di Google News

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved