Berita Bogor

Pembacok Pelajar SMK yang Tewas Dituntun Syahadat Pedagang Kopi, Seorang Residivis Jambret

ASR (17) pelaku utama pembacokan Arya Saputra pelajar SMK di Kota Bogor, hingga tewas kini buron dan masih terus dalam pengejaran aparat

|
Penulis: Cahya Nugraha | Editor: Budi Sam Law Malau
Istimewa
Bu Euway, penjual kopi, yang merupakan salah satu saksi pembacokan pelajar yang terjadi di wilayah Kota Bogor, Jawa Barat, menuntun korban yang meregang nyawa dengan kalimat Syahadat. ASR (17) pelaku utama pembacokan Arya Saputra pelajar SMK di Kota Bogor, hingga tewas kini buron dan masih terus dalam pengejaran aparat Polresta Bogor Kota. ASR ternyata seorang residivis jambret. 

Namun, naas karena luka yang parah, Arya pun terjatuh. 

Temennya pun berupaya membantu.

Baca juga: Polisi Karawang Tangkap Pelaku Pembacokan Dua Pemuda di Dekat Alun-alun Karawang

Namun nyawa Arya sudah tidak bisa terselamatkan. Ia meninggal saat perjalanan menuju rumah sakit. 

Bu Euway salah satu saksi mata lainnya mengatakan seperti biasa pagi itu ia melakukan rutinitasnya.

Yakni hendak menjual kopi di sekitar lampu merah Pomad. 

Namun betapa terkejutnya dia, ketika melihat dari arah kejauhan nampak kerumunan warga sudah ramai di gang Jalan Mandala ll. 

Gang yang memiliki lebar sekitar 4 meter itu merupakan tempat dimana Arya roboh setelah menerima tebasan senjata tajam.

"Saya engga lihat pas dibacoknya, tapi saya lihat dia (korban) bersama keempat temannya memang mau nyebrang, saya lihat," ungkapnya. 

"Posisi saya saat itu mah di sana (deket rambu lalu lintas) jualan kopi, saya melihat ke sini kok sudah ramai sekali. Pikir saya ada apa ya, saya coba hampiri dan korban sudah terjatuh," sambungnya.

Bu Euway memastikan bahwa saat itu korban masih bernafas.

Baca juga: Kasus Pembacokan Tiga Orang di Sudirman, Minggu (30/1/2022) Ditangani Polres Metro Jakarta Selatan

Hanya saja, kata dia korban sudah tidak dapat berbicara akibat luka yang diterimanya. 

"Dia gak bisa ngomong, cuma erangan aja," tambahnya.

Bu Euway pun sadar, tak banyak yang biasa ia bantu akan kondisi tersebut.

Dirinya hanya bisa memandu Arya untuk mengucap lafaz dua kalimat syahadat. 

"Baca syahadat dulu, terus dia nangis. Tapi kata saya kalau gak bisa keluar suaranya, di dalam hati aja," ucapnya. "Itu saya lakukan, sebelum dateng ambulans saya ajak syahadatnya," sambungnya. 

Tidak lama pun ambulans datang membawa AS ke rumah sakit guna mendapatkan pertolongan,

Namun naas nyawanya tidak dapat terselamatkan di tengah perjalanan. (M33) 

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News

 

 

 

 

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved