Pilpres 2024

Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra Ungkap Sisi Gelap Sistem Pemilu Proporsional Terbuka

Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra ungkap sisi gelap dari penerapan sistem proporsional terbuka pada Pemilihan Umum (Pemilu).

Editor: PanjiBaskhara
ist
Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra mengungkap sisi gelap dari penerapan sistem proporsional terbuka pada Pemilihan Umum (Pemilu). Foto: Yusril Ihza Mahendra 

WARTAKOTALIVE.COM - Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra mengungkap sisi gelap dari penerapan sistem proporsional terbuka pada Pemilihan Umum (Pemilu).

Hal ini disampaikannya saat memberikan keterangan selaku pihak terkait pada sidang uji materiil UU 7/2017 tentang Pemilihan Umum Sistem Proporsional Terbuka, di Mahkamah Konstitusi, Jakarta Pusat, Rabu (8/3/2023).

"Keputusan keterpilihan ke suara terbanyak dalam 4 kali Pemilihan Umum menampilkan banyak sisi gelap dari sistem proporsional terbuka" kata Yusril.

Pakar Hukum Tata Negara ini menyebut sistem proporsional terbuka justru menimbulkan adanya jarak antara pemilih dan wakil rakyat yang dipilih.

Baca juga: Gelar Aksi Penolakan Sistem Pemilu Proporsional Tertutup di MK, PSI Bawa Boneka Kucing Hingga Karung

Baca juga: Sidang Dugaan Pelanggaran KEPP, Ketua KPU Jelaskan Pernyataan Soal Sistem Proporsional Tertutup

Baca juga: Pemilu Pakai Sistem Proporsional Terbuka Atau Tertutup, PDIP Siap Apapun Putusan MK

Padahal, lanjut dia, tujuan awal penerapan sistem proporsional terbuka adalah untuk menghilangkan jarak antara rakyat dengan wakilnya.

Tidak hanya itu, Yusril juga menyebut bahwa sistem proporsional terbuka juga berperan dalam dampak negatif yang cenderung melemahkan posisi partai politik.

Sebab, lanjut dia, dengan sistem ini partai politik tidak lagi fokus mengejar fungsi dasarnya sebagai sarana penyalur, pendidikan dan partisipasi politik yang benar. 

"Partai politk tidak lagi berupaya meningkatkan kualitas program-programnya yang mencerminkan ideologi partai, melainkan sekadar fokus untuk mencari kandidat-kandidat yang dapat menjadi magnet untuk meraih suara terbanyak" ucap dia.

Yusril menilai dengan sistem proporsional tertutup partai politik tak lagi berfokus bina para kader di internalnya untuk kepentingan jangka panjang dan ideologi partai.

Melainkan justru mencari jalan lintas dengan memburu kader-kader populer dan berkemampuan finansial untuk danai kebutuhan partai.

"Di sinilah letak pelemahan partai politik itu terjadi secara struktural" tuturnya.

Proporsional Terbuka Lemahkan Parpol, Pemilih dan Pemilu

Yusril Ihza Mahendra akui sistem pemilu proporsional terbuka pada akhirnya melemahkan partai, pemilih dan pemilu itu sendiri.

Pasalnya penggunaan sistem proporsional terbuka kata Yusril, tidak pernah mencapai cita-cita dalam UUD 1945 terkait pemerintahan dari, oleh dan untuk rakyat.

Hal ini disampaikan Yusril dalam sidang uji materiil UU 7/2017 tentang Pemilihan Umum Sistem Proporsional Terbuka, di Mahkamah Konstitusi, Jakarta Pusat, Rabu (8/3/2023).

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved