Penggusuran Sekolah
Deolipa Yumara Desak Polisi Sediakan Psikolog untuk Atasi Stres Murid SDN Pondok Cina 1
Pengacara kondang Deolipa Yumara minta Polda Metro Jaya menyediakan jasa psikolog untuk membantu mengatasi stres murid SDN Pondok Cina 1.
Penulis: Ramadhan L Q | Editor: Valentino Verry
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Pengacara Deolipa Yumara menyebut konseling psikologi terhadap anak-anak yang terdampak polemik SDN Pondok Cina 1, Depok, perlu dilakukan.
Hal itu disampaikannya saat mendampingi orangtua murid hingga sukarelawan menjalani pemeriksaan di Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Senin (2/1/2023).
Menurut Deolipa, banyak anak yang menangis bahkan trauma karena polemik tersebut.
"Kami berdiskusi dengan pimpinan PPA mengenai apakah perlu konseling psikologis untuk anak-anak," katanya.
"Jawabannya memang harus karena memang dibutuhkan dalam penyidikan," sambung Deolipa.
Ia mengatakan, sejumlah anak-anak SDN Pondok Cina 1 akan mengikuti konseling psikologi di Unit PPA Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Rabu (4/1/2023) atau Jumat (6/1/2023) mendatang
Setelah itu, pihak Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI) akan melakukan pemeriksaan asesmen atau penilaian psikologi pada anak-anak.
"Anak-anak nanti akan dibawa kemari dulu, mungkin Rabu atau Jumat dibawa kemari, tunggu jadwal, untuk dikonseling dulu, setelah itu dibikin surat untuk asesmen di Fakultas Psikologi UI," ujarnya.
Baca juga: Diperiksa Penyidik, Deolipa Yumara Sebut Kondisi Psikologis Siswa SDN Pondok Cina 1 Terguncang
"Jadi kami sudah berkoordinasi dengan Dekan Fakultas Psikologi UI, tadi saya sudah ngobrol dengan beliau via WA sudah oke," tambahnya.
Dalam pemeriksaan kali ini, total ada lima orang yang diperiksa terdiri dari tiga orangtua murid dan dua sukarelawan.
"Jadi dari tadi siang sampai sekarang masih diperiksa di-BAP itu, masih ada tiga orangtua murid yang di-BAP dan belum selesai," katanya.
Baca juga: Relawan dan Orangtua Murid SDN Pondok Cina 1 Segera Mengembalikan Guru agar Kegiatan Belajar Normal
"Mungkin sampai jam 10 malam ini baru selesai. Karena banyak sekali materi yang ditanyakan. Tetapi dua sudah selesai, satu sukarelawan dan salah satu orang tua murid.
Adapun pertanyaan pada pemeriksaan kali ini adalah seputar sejauh mana anak-anak menjadi korban dari kebijakan Wali Kota Depok Mohammad Idris dan jajarannya.
"Jadi sejauh mana ini anak-anak menjadi korban. Pertama, aspek mentalnya ditanya, kedua apakah anak mengalami stres atau depresi," tutur Deolipa.
"Ketiga apakah anak-anak ini semangat belajar atau turun, keempat adalah apakah anak-anak ini niat lagi belajar dan nilainya bagaimana. Itu ditanya juga oleh penyidik, apakah punya dampak untuk anak-anak," sambungnya.
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.