Rusuh Arema Persebaya
125 Korban Meninggal Tragedi Kanjuruhan Masing-masing Dapat Santunan Rp15 Juta dan Paket Sembako
Tim dari Tagana dan Pordam juga melakujan pendataan ahli waris korban meninggal.
Menurut Dedi, dari data tersebut, 125 orang di antaranya meninggal.
"Meninggal dunia 125 orang, luka berat 21 orang, dan luka ringan 304 orang," paparnya.
Sebelumnya, kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang antara suporter dengan aparat, memakan korban jiwa hingga lebih dari 100 orang.
Kerusuhan terjadi usai Arema FC takluk 3-2 dari sang tamu, Persebaya Surabaya, Sabtu (1/9/2022) malam.
Baca juga: Belum Mau Diperiksa KPK, Gubernur Papua Lukas Enembe Syok dan Stres Jadi Tersangka
Setelah itu, suporter mulai masuk ke lapangan dan diadang oleh aparat keamanan.
Kerusuhan terjadi akibat ribuan dari suporter Aremania turun ke lapangan, begitu di lapangan, mereka diadang aparat.
Dalam penanganan itu, polisi menggunakan gas air mata untuk mengurai suporter, yang diduga menjadi penyebab banyaknya korban jiwa berjatuhan.
Baca juga: Legislator Nasdem Bilang Usia 21 Tahun Harusnya Bisa Jadi Capres, Asal Jangan Cuma Lulus SMA
Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta mengatakan, justru penggunaan gas air mata sudah sesuai prosedur.
Pihak kepolisian menggunakan gas air mata, karena suporter sudah bertindak anarkis dan masuk ke area lapangan.
Setelah penembakan gas air mata, suporter berhamburan ke pintu 12, dan membuat area itu mengalami penumpukan orang.
Baca juga: Kasus Ferdy Sambo Segera Disidang, Mahfud MD: Kapolri Sangat Serius Sejak Awal
“Saat terjadi penumpukan, itu jadi banyak yang mengalami sesak napas.”
“Seandainya suporter mematuhi aturan, peristiwa ini tidak akan terjadi, semoga tidak terjadi lagi peristiwa semacam in,” papar Nico Afinta saat konferensi pers, Minggu (2/20/2022). (Fahdi Fahlevi)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/wartakota/foto/bank/originals/Tri-Rismaharini-Santuni-Ahli-Waris-Korban-Tragedi-Kanjuruhan.jpg)