Aksi OPM

Tiga Anak Buahnya Ditembak KKB, Danpos Koramil Gome Ternyata Amankan Proyek Galian Pasir

Andika mengungkapkan kebohongan yang dilaporkan Danpos kepada Danyon tidak hanya saat insiden tersebut terjadi, melainkan juga sebelumnya.

Youtube TNI
Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa mengungkap kebohongan Danpos Koramil Gome, terkait insiden penyerangan yang mengakibatkan tiga prajurit tewas di Pos Koramil Gome Satgas Kodim YR 408/Sbh, Kamis (27/1/2022) lalu. 

WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa mengungkap kebohongan Danpos Koramil Gome, terkait insiden penyerangan yang mengakibatkan tiga prajurit tewas di Pos Koramil Gome Satgas Kodim YR 408/Sbh, Kamis (27/1/2022) lalu.

Danpos Koramil Gome itu kini sedang diproses hukum

Andika mengungkapkan kebohongan yang dilaporkan Danpos kepada Danyon tidak hanya saat insiden tersebut terjadi, melainkan juga sebelumnya.

Baca juga: DAFTAR Lengkap PPKM Jawa-Bali Hingga 4 April 2022: Level 4 Raib, Level 1 Ada Enam Kabupaten/Kota

"Jadi misalnya dikatakan dia mengeluarkan pengamanan pos itu, patroli, ke titik ini, ke titik A, ternyata yang dilakukan itu ke proyek galian pasir."

"Nah, gitu-gitu kan membuat kalau dilaporkan sebenarnya pasti mungkin ada pertanyaan, itu apa di situ?"

"Satu, boleh enggak kamu di situ?" Kata Andika di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (21/3/2022).

Baca juga: Setelah Homolog, Vaksin Sinopharm Kini Juga Jadi Booster Heterolog, Khusus 18 Tahun ke Atas

Terlebih, kata dia, pengerahan personel untuk pengamanan di proyek galian pasir tersebut tidak dilakukan berdasarkan pertimbangan keamanan sama sekali.

Selain itu, kata dia, pengerahan proyek galian pasir tersebut juga tidak dilakukan dengan pertimbangan taktis.

"Ingat, ini kan bukan daerah lain, ini daerah yang memang keamanannya juga agak lebih tidak biasa," tutur Andika.

Baca juga: Tjahjo Kumolo Cabut Larangan ASN Bepergian ke Luar Negeri, tapi Tetap Harus Ada Izin Atasan

Terkait insiden tersebut, kata Andika, pihaknya telah melakukan evaluasi, termasuk soal kejujuran.

Ia mengatakan, hal tersebut juga telah disampaikan oleh seluruh jajaran yang melalukan operasi di Papua.

"Karena kita juga jangan dong sampai terlalu ceroboh, pertimbangan uang untuk pribadi, tetapi kemudian yang jadi korban anak buah," ucap Andika.

Baca juga: Bulan Depan Komisi II DPR Bahas Anggaran Pemilu 2024, KPU Usulkan Rp86 Triliun

Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa mengungkap kejanggalan kasus penyerangan Pos Koramil Gome yang mengakibatkan tiga prajuritnya gugur pada Kamis (27/1/2022) lalu.

Ia mengakui yang melakukan penyerangan dan menewaskan tiga prajurit TNI adalah kelompok bersenjata di Papua.

Namun demikian, kata dia, dalam kejadian tersebut ada peran penggelaran di tempat yang tidak diperhitungkan dan disepelekan oleh Komandan Kompi (Danki), yang saat itu bertindak sebagai Komandan Pos (Danpos).

Baca juga: Mabes Polri Nilai Keputusan Hakim Vonis Bebas Dua Polisi Penembak Anggota FPI Independen

Andika juga mengungkapkan Sang Danpos juga berbohong.

Kebohongan yang dimaksud, kata Andika, apa yang terjadi sebenarnya bukanlah yang dilaporkan Danpos tersebut kepada Komandan Batalyon (Danyon).

Padahal, kata dia, Mabes TNI telah memikirkan dukungan dan perlindungan anggota di lapangan.

Baca juga: Dikabarkan Ada di Amerika Serikat, Polisi Gandeng FBI Kejar Saifuddin Ibrahim

Namun demikian, lanjut dia, Danpos tersebut justru mengambil pertimbangan yang sangat pendek.

Hal tersebut ia ungkapkan di kanal YouTube Jenderal TNI Andika Perkasa yang diunggah pada Jumat (18/3/2022).

"Maksudnya pertimbangan pendek sekali, hanya soal, oh kita dapat uang tambahan untuk pengamanan di situ."

Baca juga: BREAKING NEWS: Haris Azhar dan Fatia Jadi Tersangka Kasus Pencemaran Nama Baik Luhut Pandjaitan

"Dikorbankan semuanya. Jadi saya ingin ada proses hukum terhadap Danpos ini atau Komandan Kompi."

"Dituntaskan supaya jadi pembelajaran juga," perintah Andika.

Diserang Saat Pergantian Jaga

Tiga prajurit TNI gugur dan satu lagi kritis, usai insiden kontak tembak dengan kelompok separatis teroris (KST) Papua di Distrik Gome, Kabupaten Puncak, Kamis (27/1/2022).

Tiga prajurit yang gugur tersebut merupakan personel Pos Koramil Gome Satgas Kodim YR 408/Sbh.

Mereka adalah Serda Rizal, Pratu Tuppal Baraza, dan Pratu Rahman.

Baca juga: UPDATE Covid-19 di Indonesia 26 Januari: Rekor Tertinggi di 2022! Pasien Positif Tambah 7.010 Orang

Sedangkan satu prajurit yang kritis adalah Pratu Saeful.

"Akibat penyerangan brutal KST terhadap Pos Satgas Kodim YR 408/Sbh, mengakibatkan personel TNI berjumlah tiga personel Satgas Kodim YR 408/Sbh meninggal dunia."

"Dan satu personel dalam kondisi kritis," kata Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Aqsha Erlangga, Kamis (27/1/2022).

Baca juga: Cari Kepala Otorita IKN, Jokowi Bentuk Tim Kecil untuk Kasih Masukan dan Pertimbangan

Aqsha menjelaskan, kejadian bermula saat gerombolan KST menyerang prajurit TNI dari Pos Koramil Gome, Satgas Kodim YR 408/Sbh pada pagi hari.

Saat dilaksanakan pergantian jaga, kata dia, tiba-tiba Satgas Kodim YR 408/Sbh mendapatkan tembakan dari Pok KSTP.

Personel TNI Satgas Kodim YR 408/Sbh, kata dia, kemudian melakukan tembakan balasan.

Baca juga: KPK Bilang NFT Berpotensi Dipakai untuk Mencuci Uang Haram

Akibat kejadian tersebur, lanjut dia, terdapat korban dua orang personel Satgas Kodim YR 408/Sbh terkena tembakan, yaitu Serda Rizal luka tembak di bagian pinggang, dan Pratu Tuppal Baraza luka tembak di perut bagian bawah.

Akibat tertembak oleh gerombolan KST, kata Aqsha, kedua prajurit TNI tersebut dievakuasi menuju Puskesmas Ilaga, menggunakan kendaraan.

Serda Rizal, lanjut Aqsha, meninggal dunia saat perjalanan menuju Puskesmas Ilaga.

Baca juga: Setelah Kerangkeng Manusia, Satwa Dilindungi Undang-undang Ditemukan di Rumah Bupati Langkat

Kemudian setibanya di Puskesmas Ilaga, kata dia, korban Pratu Tuppal Baraza mendapat pertolongan pertama oleh dokter Puskesmas Ilaga.

Namun setelah mendapat pertolongan dari dokter Puskesmas, lanjut dia, Pratu Tuppal Baraza dinyatakan meninggal dunia.

Setelah dilaksanakan evakuasi, kata Aqsha, kembali terjadi penyerangan kembali oleh KST terhadap Pos Satgas Kodim YR 408/Sbh.

Baca juga: KPK Tak Bakal Pakai Istilah Operasi Tangkap Tangan Lagi, Ini Alasannya

Akibat penyerangan kembali ke Pos TNI, kata dia, dua personel atas nama Pratu Rahman dan Pratu Saeful terkena tembakan, dan kemudian dievakuasi ke Puskesmas Illaga.

"Setibanya di Puskesmas Ilaga, korban Pratu Rahman dinyatakan meninggal dunia oleh dokter puskesmas," terang Aqsha.

Sebelumnya Wartakotalive memberitakan, dua prajurit TNI di Kabupaten Puncak gugur saat kontak tembak dengan kelompok separatis teroris Papua (KSTP) di Distrik Gome, Kabupaten Puncak, Papua.

Baca juga: Lapor MKD, Masyarakat Penutur Bahasa Sunda Minta Arteria Dahlan Dipecat

Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Aqsha Erlangga menjelaskan, gerombolan KSTP tersebut menyerang prajurit TNI di Bukit Tepuk Kampung Jenggernok, Distrik Gome, Kabupaten Puncak, Kamis (27/1/2022).

Akibatnya, kata Aqsha, kontak tembak antara kedua belah pihak tak terhindarkan.

Akibat dari kejadian tersebut, kata dia, dua orang personel dari Satgas Pamtas Mobile Yonif R 408/SBH terkena tembakan.

Baca juga: Dituding Legislator Demokrat Sembunyikan Kasus, Ketua KPK: Semuanya Transparan

Sampai saat ini, lanjut dia, Satgas Pamtas Mobile Yonif R 408/SBH melaksanakan siaga di Pos Gome dan sedang melaksanakan evakuasi terhadap korban tersebut.

Aqsha mengatakan, kondisi terakhir, satu dari dua personel Satgas Pamtas Mobile Yonif R 408/SBH yang terkena tembakan, meninggal dunia di tempat tersebut.

"Dari dua Prajurit TNI yang tertembak, satu orang meninggal dunia di tempat atas nama Serda Rizal."

Baca juga: Pesan Johan Budi kepada Pimpinan KPK: Kita Harus Lebih Dulu Berintegritas Sebelum Mengajari Orang

"Sedangan Pratu Baraza yang terkena tembakan di bagian perut, setelah mendapat penanganan di Puskesmas Ilaga Kabupaten Puncak, namun tidak tertolong sehingga meninggal dunia," kata Aqsha dalam keterangan resmi Pendam XVII/Cenderawasih.

Aqsha mengatakan, kondisi terakhir di lokasi tersebut saat ini masih terjadi kontak tembak dan tidak ada korban dari masyarakat di sekitar lokasi.

"Kami mohon doanya, semoga aparat TNI yang sedang bertugas diberikan keselamatan untuk melaksanakan tugas melindungi masyarakat dan pengabdian kepada NKRI," ucap Aqsha. (Gita Irawan)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved