Berita Jakarta
Jadi Sumber Penyakit, Sudin SDA Akan Kuras Saluran Phb di Lahan PT Pertamina Pancoran Buntu
Junjung mengatakan, pembersihan sampah di Phb tersebut akan dilakukan dalam waktu dekat.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA- Tumpukan sampah serta bangunan liar yang dikeluhkan warga RW 02 Kelurahan Pancoran, Kecamatan Pancoran Jakarta Selatan, menjadi perhatian Pemerintah Kota Jakarta Selatan.
Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Selatan mengaku siap membersihkan sampah di saluran penghubung yang berada di lahan milik PT Pertamina yang dikenal dengan kawasan Pancoran Buntu II.
Kepala Seksi Pemeriliharaan Sudin SDA Jakarta Selatan, Junjung mengatakan, pembersihan sampah di Phb tersebut akan dilakukan dalam waktu dekat.
Baca juga: Puluhan Tahun Dikuasai Pendatang, Sekarang Lahan Pertamina di Pancoran Buntu II Jadi Lapak Pemulung
"Pengerukan saluran akan kami lakukan untuk mengantisipasi genangan di sekitar lokasi. Juga untuk mencegah sampah-sampah itu menjadi sarang bakteri yang bisa menyebabkan penyakit," ungkap Junjung di Jakarta Selatan, Jumat (18/2/2022).
Selain mencegah timbulnya penyakit, Junjung menyebut, pembersihan sampah dan bangunan liar tersebut guna memperlancar saluran penghubung (Phb) Lemigas yang berada di lahan milik PT Pertamina itu.
Sejauh ini, perawatan Php di lokasi itu disebut terdampak akibat konflik yang terjadi antara warga dan pihak Pertamina.
Sehingga, alat berat sulit untuk mengakses lokasi itu lantaran mengantisipasi terjadinya gesekan.
Akibatnya, lantaran puluhan tahun silam saluran Phb tidak dikeruk, terjadi pendangkalan dan dipenuhi sampah.
"Saluran Phb itu dibangun untuk kendalikan banjir di kawasan Pancoran," ungkap Junjung.
Sebelumnya, kondisi di lahan tersebut dikeluhkan warga.
Salah satunya Niman (43) warga RT 06/02 Kelurahan Pancoran, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan.
Warga yang tinggal persis di sebelah lahan Pancoran Buntu II itu mengeluhkan soal kumuhnya kawasan yang dinilainya berpotensi menimbulkan penyakit bagi warga setempat.
Belum lagi bau hingga asap pembakaran barang bekas yang sering kali tertiup ke arah permukiman warga.
Barang bekas yang diduganya berupa kabel untuk diambil tembaganya itu diungkapkan Niman dapat menyebabkan infeksi pernafasan bagi warga.
"Kalau lagi bakar-bakaran (barang bekas) itu asapnya sampai ke sini (permukiman warga), itu ganggu banget-bisa bikin penyakit juga," ungkap Niman.
