lifestyle
Metode Sunat Semakin Berkembang, Teknik bius tidak Gunakan Jarum Suntik
Tradisi sunat sudah dilakukan sejak lama dengan beragam metode yang berbeda.
Penulis: LilisSetyaningsih | Editor: LilisSetyaningsih
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Tradisi sunat sudah dilakukan sejak lama dengan beragam metode yang berbeda.
Di Indonesia juga banyak dikenal metode sunat secara tradisional.
Salah satu yang membedakan sunat secara modern dan tradisional adalah cara menghilangkan kesakitan ketika dilakukan sunat.
Sunat tradisional masih menggunakan cara-cara tradisional untuk menghilangkan cara sakit, dari hanya disuruh berendam di sungai hingga dilakukan sunat secara cepat dengan buluh bambu yang diharapkan rasa sakit juga bisa dirasakan cepat atau tidak lama.
Baca juga: Sunat Harus dilakukan oleh Tenaga Terlatih untuk Hindari Cedera, Kenali Cedera yang bisa Terjadi
Baca juga: Kapan Sebaiknya Anak disunat? Ini Saran Ahli
Tentu saja di kota besar, sunat secara tradisional sudah ditinggalkan, mengingat cara-cara menghilangkan sakit tetap terasa sakit.
Sunat modern menggunakan anastesi lokal. Namun cara anastesi juga sudah berkembang seiring dengan berkembangnya metode sunat yang digunakan.
Anastesi lokal yang digunakan kebanyakan masih menggunakan jarum.
Saat jarum disuntikan juga bisa membuat rasa sakit.
Baca juga: Kematian Manusia Akibat rabies, 99 Persen ditularkan dari Anjing
Sunat atau sirkumisi adalah tindakan medis untuk membuang sebagian atau seluruh kulup (prepusium) dengan tujuan tertentu.
Sebuah studi dari Saudi Urological Association, mengungkapkan bahwa sekitar 30 persen laki-laki di dunia dan 35 persen laki-laki di negara berkembang telah disunat.
Belakangan sunat dengan metode laser semakin diminati dan dipilih sebagai metode sunat dengan proses yang lebih singkat.
Namun demikian, sebenarnya metode ini memiliki berbagai risiko yang berbahaya bagi kesehatan.
Baca juga: Atur Asupan Gula dan Gizi Anak Sejak Dini Sesuai dengan kebutuhannya
Dikutip dari study Altokhais TI. Electrosurgery use in circumcision in children, apa yang dianggap sebagai sunat laser tidak menggunakan energi cahaya namun menggunakan energi panas dengan menggunakan alat elektrokauter untuk memotong jaringan, koagulasi dan diseksi.
"Anggapan masyarakat tentang sunat laser menggunakan energi cahaya ternyata tidaklah tepat.sunat laser sebenarnya menggunakan energi panas dengan alat elektrokauter untuk memotong jaringan, koagulasi, dan diseksi,” ungkap dr. Asrul Muhadi, Sp.B Dokter Spesialis Bedah dalam webinar bertajuk Sunat Aman dengan Metode Modern yang diselenggarakan Ikatan Dokter Indonesia dan Rumah Sunat dr. Mahdian belum lama ini.
Untuk meminimalisir berbagai risiko yang mungkin terjadi pada tindakan sunat, hadirlah metode Klem yang telah direkomendasikan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) sebagai metode sunat terbaik.
Baca juga: Ini Anjuran Bersepeda Saat Pandemi dari Ahlinya
Dari sekian banyak Klem yang digunakan di Indonesia, Mahdian Klem merupakan satu- satunya produk asli karya anak bangsa yang telah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan Nomor AKD 21103910201.
Dr.Mahdian Nur. Nasution SpBS, Founder Rumah Sunat dr. Mahdian, mengungkapkan bahwa sunat dengan metode Mahdian Klem bisa meminimalisir risiko pendarahan.
Teknik biusnya juga tidak menggunakan jarum suntik sehingga dapat mengurangi rasa takut pada anak dan membuat anak merasa lebih nyaman.
Umumnya sirkumsisi atau sunat dilakukan melalui anastesi lokal.
Baca juga: Hindari Kenaikan Berat Badan Seusai Liburan, Tambahkan Porsi Protein
Saat proses anastesi dilakukan pada posisi yang tepat dan dosis yang adekuat, nyeri dapat terkontrol dengan baik.
Suntikan tanpa jarum (Needle Free Injection) memungkinkan kenyamanan lebih saat proses anastesi dilakukan.
Teknik suntikan tanpa jarum ini menggunakan alat yang bernama Comfort In.
Teknologi ini bekerja dengan cara mengantarkan cairan obat menggunakan mekanisme tenaga pegas berkecepatan tinggi yang dapat menembus kulit dalam waktu kurang dari sepertiga detik.
Baca juga: Deddy Corbuzier Penasaran dengan Sebutan Kadrun, Ini Jawaban Gubernur Anies
“Metode sunat ini tidak memerlukan jahitan dan perban. Selain itu, proses sunat dengan Mahdian Klem ini relatif lebih cepat yaitu kurang dari 7 menit,” ungkap Dr Mahdian.
Mahdian Klem menggunakan peralatan pendukung sunat, Circumcision Kit sekali pakai dan sterilisasi terjamin untuk mencegah terjadinya risiko penularan penyakit.
Semua komponen Mahdian Klem terbuat dari bahan material kristal bening transparan dengan sistem sekrup pengunci yang lebih kuat.
Selain itu, alat ini memiliki pelindung klem yang kuat dan memiliki bentuk serta ukuran yang sesuai dengan anatomis penis anak Indonesia.
Baca juga: Bappenas Usung Digitalisasi Sistem Informasi Lanjut Usia untuk Menghadapi Silver Economy
Setelah tindakan sunat, anak bisa langsung beraktivitas.
Namun, hal lainnya yang juga perlu diperhatikan adalah kontrol pasca sunat.
Kontrol pasca sunat diperlukan agar proses pemulihan luka sunat bisa dipantau dengan baik oleh dokter.
Hal ini juga bertujuan untuk mencegah berbagai risiko yang mungkin terjadi, seperti pendarahan, penis bengkak, hingga infeksi pada penis.
Baca juga: DPRD DKI Usul TPST Bantar Gebang Jadi Lapangan Golf, Begini Jawaban Wagub DKI
dr. Reisa Broto Asmoro, selaku dokter bedah umum mengungkapkan bahwa peran orangtua juga sangat penting dalam menentukan kesiapan fisik dan psikologis anak.
Orangtua sebaiknya berdiskusi terlebih dahulu kapan waktu yang tepat agar anak siap untuk disunat.
Setelah tindakan, selalu dampingi anak secara psikologis dan spiritual dan lakukan perawatan yang tepat setelah sunat untuk mempercepat proses penyembuhan dan mencegah terjadinya komplikasi luka sunat.