Sunat Harus dilakukan oleh Tenaga Terlatih untuk Hindari Cedera, Kenali Cedera yang bisa Terjadi
Dibandingkan dengan zaman dulu, saat ini metode sunat atau sirkumsisi kian beragam
Penulis: Lilis Setyaningsih | Editor: Lilis Setyaningsih
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA – Sunat merupakan tradisi turun temurun yang masih dilakukan hingga kini.
Selain karena keyakinan agama, sunat dilakukan dengan alasan untuk kebersihan dan kesehatan.
Dibandingkan dengan zaman dulu, saat ini metode sunat atau sirkumsisi kian beragam.
Kata sunat atau sirkumsisi diambil dari bahasa latin, circum (berarti memutar) dan caedere (berarti memotong).
Baca juga: Kapan Sebaiknya Anak disunat? Ini Saran Ahli
Baca juga: VIDEO Sunat Pada Pria Ternyata Tidak Pengaruh ke Kepuasan Pasangan di Ranjang, Simak Selengkapnya
Sunat itu sendiri adalah prosedur pembedahan yang dilakukan untuk mengangkat atau memotong preputium (bagian kulit penis yang menutupi glans atau kepala penis).
Mengutip jurnal yang dipublikasikan oleh Saudi Urological Association, sekitar 30 persen laki-laki di dunia dan 35 persen laki-laki di negara berkembang telah disunat.
Beragam metode sunat yang digunakan yaitu mulai dari metode konvensional, laser, stapler dan klem.
Belakangan, beberapa tempat sunat marak menggunakan metode laser untuk tindakan sunat.
Baca juga: Penyembuhan Wasir dengan Ultrasonic dan Radio Frequency, Tanpa Bius Total dan Rawat Inap
Karena alasan waktu tindakan yang lebih singkat, banyak masyarakat yang memilih sunat dengan metode ini.
Padahal, banyak juga yang tidak mengetahui adanya bahaya dan risiko dari sunat laser.
Sunat laser sebenarnya menggunakan energi panas pada alat elektrokauter, yaitu alat yang menyerupai solder.
Menurut Prof. Andi Asadul Islam, Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Indonesia menegaskan bahwa belum ada penelitian secara khusus menjelaskan tentang indikasi untuk sunat laser selain itu juga memiliki risiko kepala penis terpotong lebih tinggi, cedera pada kelenjar penis/ uretra dan luka bakar.
Baca juga: Atur Asupan Gula dan Gizi Anak Sejak Dini Sesuai dengan kebutuhannya
Sementara itu, dr. Arry Rodjani, Sp.U.(K), Dokter Spesialis Urologi, juga mengungkapkan bahwa Badan Kesehatan Dunia WHO merekomendasikan sunat harus dilakukan oleh tenaga yang terlatih dan kompeten.
"Mencegah cedera akibat teknik sunat yang salah, beberapa studi sudah tidak menganjurkan sunat laser untuk dilakukan," kata dr Arry, Selasa (16/11/2021).
Adanya kelalaian pada saat tindakan sunat bisa mengorbankan 'masa depan' anak. Seperti ikut terpotongnya kepala penis, bahkan dikabarkan ada yang harus operasi kelamin.
Harapan keluarga agar dokter bisa menyambung kembali kepala penis korban tidak berjalan dengan baik, sehingga hanya dilakukan perawatan medis untuk menyembuhkan luka tersebut.
Baca juga: Fluktuasi Level Gula Darah Bisa Mengakibatkan Imunitas Tubuh jadi Lemah dan Mudah Terpapar Virus
Pada metode menggunakan laser oleh tenaga yang tidak terlatih dan kompeten, pada penggunaan kauter yang telah dipanaskan, arus listrik langsung menuju ke jaringan penis.
Dan apabila preputium dipotong dengan kauter hal ini juga dapat menyebabkan total phallic loss atau gangguan saraf yang parah karena adanya kontak antara cauter dan clamp. (Lis)