HUT RI
Pembeli Sepi di Masa PPKM, Pedagang Keliling: Tidak Ikut Perang, Masa Beli Bendera Saja Tidak Bisa?
Dayat mengungapkan, pada masa awal PSBB, pendapatannya tidak sampai menyiksa seperti ini.
WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Dayat (30), pedagang bendera keliling, mengeluhkan pendapatannya menurun karena PPKM.
Dayat mengaku sudah berjualan bendera selama 7 tahun.
"Selama saya berjualan bendera keliling, baru tahun 2021 ini omzet pendapatannya saya menurun sekali dibandingkan sebelumnya," ujar Dayat saat ditemui di Jalan Raya Bekasi, Jakarta Timur, Kamis (12/8/2021).
Baca juga: DAFTAR Lengkap 68 Anggota Paskibraka 2021, Dikukuhkan Jokowi di Istana Merdeka
Dayat mengungapkan, pada masa awal PSBB, pendapatannya tidak sampai menyiksa seperti ini.
Ia berjualan bendera keliling mulai pukul 07.00 WIB hingga 18.30 WIB.
"Saat ini, pendapatan normalnya Rp 500 ribu.
Baca juga: Baru Hasilkan 4 Undang-undang, Formappi Sebut Kinerja DPR Periode 2019-2024 Terburuk Sejak Reformasi
"Tetapi, saya pernah mendapatkan Rp 200 ribu karena sepinya pembeli bendera," kata Dayat.
Kemarin hingga pukul 18.00 WIB, ia sudah menjual 5 bendera merah putih dan 7 bambu dengan pendapatan Rp 300 ribu.
Dayat mengambil bendera di Cipinang Muara.
Baca juga: Sempat Takut, Pemulung di Cengkareng Ini Akhirnya Mau Divaksin Covid-19 karena Anak
"Harapan saya sebagai pedagang bendera keliling, minimal warga Indonesia membeli dan memasang bendera merah putih di rumah, sebagai tanda penghormatan kepada para pahlawan."
"Masa tidak ikut perang, beli bendera saja tidak bisa," ucap Dayat.
Ia juga berharap pemerintah mengimbau masyarakat Indonesia untuk menghormati dan memasang bendera Indonesia, sebagai tanda nasionalisme.
"Semoga pandemi juga segera berakhir dan kegiatan dapat kembali normal seperti tahun sebelum," harap Dayat.
Menurun Dibanding 2020
Pedagang bendera merah putih dan pernak pernik 17 Agustus di Pasar Jatinegara, Jakarta Timur, mengeluh karena adanya PPKM, daya beli beberapa instansi menurun.
"Biasanya setiap tahun, kita selalu dapat pesanan dari Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo), Bank BNI, Bank Mandiri, dan Kementeriaan Kesehatan (Kemenkes)," ungkap Leni, pedagang bendera, kepada Tribunnews, Kamis (12/8/2021).
Leni menjelaskan, setiap tahun, instansi-instransi tersebut memesan bendera merah putih minimal 500 meter. Namun, sekarang sangat berkurang.
Baca juga: Hukuman Djoko Tjandra Dikorting Setahun, Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat Ajukan Kasasi
"Untuk tahun 2021, mereka masih pesan di sini, tetapi tidak sama seperti tahun sebelumnya. Paling beberapa ratus meter saja," ujarnya.
Para pedagang mengatakan, HUT Kemerdekaan Indonesia harus tetap dirayakan.
"Walau penjualan berkurang, kita sebagai pedagang harus tetap bersyukur, karena ini merupakan suatu tradisi yang tidak boleh dihilangkan oleh masyarakat Indonesia," ucapnya.
Baca juga: Empat TPU di Jakarta Pusat Masih Terima Jenazah Pasien Covid-19 Pakai Sistem Tumpang
Pantauan Tribunnews, hanya beberapa pembeli yang datang.
"Saya berharap tahun 2021, Kemerdekaan Indonesia harus tetap dirayakan walau dalam suasana pandemi Covid-19," ucapnya.
PSBB Lebih Baik Dibandingkan PPKM
Leni mengatakan omzet penjualannya tahun ini sangat berkurang.
"Semenjak adanya PPKM, omzet penjualan kita menurun dibandingkan sebelumnya."
"Kalau dibandingkan masa PSBB, masih mending waktu tahun 2020," beber Leni.
Baca juga: Upacara HUT ke-76 RI Boleh Dihadiri Maksimal 30 Orang, Lomba yang Timbulkan Kerumunan Dilarang
Leni sudah berjualan bendera merah putih sekitar 23 tahun, di Pasar Jatinegara, Jakarta Timur.
"Kita biasanya jualan bendera dari 15 Juli."
"Tetapi karena Jakarta masih dalam pandemi Covid-19, tahun ini kita baru mulai berjualan pada akhir Bulan Juli."
Baca juga: Berakhir Damai, PPNI Jakut Tak Berikan Sanksi Kode Etik kepada EO yang Lalai Suntikkan Vaksin Kosong
"Untuk saat ini, baru 25 persen dari barang yang saya miliki habis terjual," papar Leni.
Leni mengatakan, bendera yang dijualnya berasal dari Palimanan, Cirebon, Jawa Barat.
Sedangkan pernak-perniknya berasal dari Asemka, Jakarta Barat.
Baca juga: Kasus Suntikan Vaksin Kosong: PB IDI: Bagaimana Jika Peristiwa Ini Tak Terjadi di Satu Tempat Saja?
"Kalau sebelum pandemi, omzet penjualan bendera merah putih bisa mencapai Rp 10 juta dalam sehari."
"Tetapi untuk saat ini, Rp 1,5 Juta saja sulit," akunya.
Ia berharap 2021 menjadi tahun tersulitnya berjualan bendera merah putih, dan tahun ke depannya dapat berjalan kembali normal.
"Saya juga berharap agar bendera merah putih tetap berkibar dan kembali jaya di Indonesia," cetusnya.
Rasa Nasionalisme Harus Tetap Berkibar
Kaus merah putih sudah menjadi tradisi untuk memeriahkan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Indonesia.
Biasanya, kaus merah putih digunakan untuk memperingati Hari Kemerdekaan Indonesiaan sekaligus menunjukkan rasa nasionalisme.
Oleh karena itu, banyak pedagang yang berjualan kaus merah putih di Pasar Jatinegara, Jakarta Timur.
Baca juga: Yusril: Data Kematian Korban Covid-19 Bisa Digoreng Jadi Isu Pelanggaran HAM Berat
"Walau Indonesia masih dalam pandemi Covid-19, kita sebagai warna Indonesia harus tetap memeriahkannya dengan menggunakan kaus merah putih," ujar Imam, ditemui di Pasar Jatinegara, Kamis (12/8/2021).
Imam menjelaskan, selama pandemi Covid-19, penjualan kaus merah putih menurun dibandingkan sebelum pandemi.
Ia menjelaskan, kaus merah putih khusus anak-anak ditawarkan dengan harga Rp 30.000 hingga Rp 35.000.
Baca juga: Rumah Warga Jakarta yang Anggota Keluarganya Belum Divaksin Bakal Ditempeli Stiker
Sedangkan kaus merah putih ukuran dewasa ditawarkan dengan harga Rp 40.000 hingga Rp 45.000.
"Modelnya bervariariasi, mulai dari bergambar burung garuda dan kaus yang hanya berwarna merah dan putih."
"Untuk harganya kita juga bisa kasih diskon jika pembeli mengambil banyak," terang Imam.
Baca juga: Pemerintah Anggarkan Rp 8,8 Triliun untuk Bantuan Subsidi Upah, Ini Sumber Dananya
Imam berharap agar jelang Hari Raya Kemerdekaan Indonesia, omzet penjualannya dapat meningkat.
"Biasanya 2 hingga 3 hari jelang 17 Agustus, omzet naik."
"Saya berharap walau Indonesia masih dalam pandemi, penjualan kaus merah putih dapat menjadi tradisi dari tahun ke tahun," harapnya. (Ferryal Immanuel)