Aksi Terorisme
Korban Selamat: Teroris MIT Poso Minta Makanan Sambil Todongkan Pistol, Pakai Rompi Seperti Polisi
Tidak hanya sekali, P bertemu kelompok teroris yang dipimpin Ali Kalora itu sebanyak dua kali.
WARTAKOTALIVE, PALU - Meski selamat dari aksi pembantaian kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di Poso, Sulawesi Tengah, rasa was-was masih menghantui pikiran pria berinisial P.
P ternyata sempat bertatap muka dengan sejumlah anggota MIT Poso.
Tidak hanya sekali, P bertemu kelompok teroris yang dipimpin Ali Kalora itu sebanyak dua kali.
Baca juga: Tiga Kasatgas KPK yang Pernah Tangani Kasus Dugaan Rekening Gendut Dikabarkan Juga Dinonaktifkan
Pertemuan pertama berlangsung pada Agustus 2020.
Saat itu, P bersama empat kawannya didatangi kelompok MIT saat mereka tengah di kebun, tak jauh dari lokasi kasus pembunuhan belum lama ini.
Saat itu P mengaku belum mengetahui ia sedang bertemu kelompok teroris paling dicari tersebut.
Baca juga: UPDATE Vaksinasi Covid-19 RI 21 Mei 2021: Dosis Pertama 14.606.331, Suntikan Kedua 9.711.246 Orang
Kata P, kelompok MIT berjumlah 13 orang mendatanginya untuk meminta sejumlah bahan makanan.
Seingatnya, dari jumlah tersebut, terdapat dua orang memegang senjata laras panjang.
"Waktu itu kami belum tahu kalau ternyata mereka MIT."
Baca juga: Minta Jokowi Berikan Kepercayaan pada Pimpinan KPK, Fahri Hamzah: Biarkan Mereka Perbaiki dari Dalam
"Mereka meminta makanan sambil menodongkan pistol."
"Jadi kami berikan saja makanan yang ada, seperti beras 5 kilogram, bawang, dan gula," ungkap P, Selasa (18/5/2021).
Para pelaku teror itu, kata P, memintanya tidak menceritakan kepada siapa pun soal keberadaan mereka.
Baca juga: Komnas KIPI Pastikan Tak Ada Warga yang Meninggal Akibat Vaksinasi Covid-19
"Jangan beritahu ke siapa pun kami di sini. Kami ini sudah yang dicari-cari polisi," cerita P menirukan ungkapan seorang anggota MIT, kala itu.
Setelah mendapatkan bahan makanan, kelompok MIT kemudian pergi ke sebuah pondok untuk memasak, sekitar 100 meter dari lokasi P.
Tak hanya meminta makan, Kelompok MIT juga meminta seorang teman P untuk membelikan tambahan makanan.
Baca juga: Warga Cilangkap yang Terpapar Covid-19 Usai Lebaran Bertambah Jadi 80 Orang
"Mereka memberi uang Rp 600 ribu untuk dibelikan tambahan makanan."
"Jadi satu orang di antara kami turun ke kampung membelinya," beber P.
Setelah mendapat tambahan makanan, kelompok MIT kemudian meminta P bersama empat kawannya pulang ke rumah.
Baca juga: Cek Saldo dan Tarik Tunai di ATM Link Kena Biaya, YLKI: Harus Kita Tolak, Mau Menang Sendiri
Pertemuan kedua P dengan kelompok MIT, terjadi tepat di hari pembantaian 4 warga Desa Kalemago, Kecamatan Lore Timur, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Selasa (11/5/2021).
Saat itu, P mengaku sedang dalam perjalanan menuju kebun, berjarak sekitar 2 kilometer dari rumahnya.
Lalu, di tengah perjalanan, sekitar 200 meter sebelum sampai ke kebun, tiba-tiba ia bertemu dengan anggota kelompok MIT yang belakangan ia ketahui bernama Qatar.
Baca juga: UPDATE Covid-19 di Indonesia 21 Mei 2021: 5.746 Pasien Baru, 4.570 Sembuh, 186 Meninggal
Namun berbeda dari tahun lalu, P memilih melarikan diri balik menuju perkampungan.
"Saya yakin dia adalah Qatar, salah seorang yang mendatangi saya tahun lalu."
"Maka saya langsung lari dan Qatar berusaha mengejar," ungkapnya.
Baca juga: Cek Saldo dan Tarik Tunai di ATM Link Kena Biaya, DPR: Dana Sedikit Habis Disedot Administrasi
Dalam kesaksiannya, P melihat sosok Qatar sama dengan saat ia bertemu setahun lalu.
Qatar, kata dia, menggunakan pakaian lengan panjang berwarna hitam ditutupi rompi layaknya aparat kepolisian.
"Tidak ada yang berubah dari penampilan Qatar."
Baca juga: Anggota DPR Punya Pelat Nomor Kendaraan Khusus, Formappi: Bukti Krisis Identitas
"Mulai dari pakaian, warna kulit dan rambutnya persis seperti setahun lalu."
"Wajahnya juga sama dengan foto yang diedarkan," beber P.
Motif Perampokan
Kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso membunuh empat warga sipil di Pegunungan Pohu, Desa Kalemago, Kecamatan Lore Timur, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Selasa (11/5/2021).
Kabid Humas Polda Sulteng Kombes Didik Supranoto mengatakan, selain aksi teror, kejadian itu diduga juga bermotif perampokan.
Karena, di lokasi kejadian beberapa barang berharga lainya ikut diambil.
Baca juga: Tak Lagi di Jawa, Peningkatan Kasus Covid-19 Kini Terjadi di Sumatera, Naik Hingga 27,22 Persen
"Menurut keterangan saksi saat mendatangi TKP, semua beras dan logistik itu ikut diambil pelaku," ungkap Didik kepada media di Mapolda Baru, Jalan Soekarno-Hatta, Kelurahan Tondo, Kecamatan Mantikulore, Rabu (12/5/2021).
"Selain itu juga uang yang berada di kantong dan di dompet korban diambil pelaku," imbuhnya.
Akibat serangan MIT Poso di Desa Kalemago, empat orang meninggal dunia, Selasa (11/5/2021).
Baca juga: Jokowi: Semoga Hari Kemenangan Ini Jadi Momentum Kita Bangkit dan Menang Lawan Pandemi Covid-19
Sebelumnya, empat warga asal Toraja, Sulawesi Selatan, tewas dibantai lima pria tak dikenal.
Selain membunuh dengan sadis, pelaku juga membakar sepeda motor yang berada di lokasi kejadian.
Adapun identitas keempat korban adalah Marten Solon (60), Simson Susah (70), Lese (50), dan Papa (50).
Baca juga: Berlebaran Aman dan Nyaman di Masa Pandemi Covid-19, Jangan Bersalaman Atau Berpelukan
Jenazah keempat pekebun kopi itu ditemukan terpisah.
Satu di antara mayat itu bahkan ditemukan dengan kondisi kepala terpisah dari badan.
Kronologi
Kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso membunuh empat warga Desa Kalemago, Kecamatan Lore Timur, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Selasa (11/5/2021).
Berikut ini kronologi pembunuhan tersebut:
Seorang warga Desa Kalemago berinisial K (25) berangkat ke kebun miliknya sekitar pukul 07.00 WITA.
Baca juga: Kelompok Teroris MIT Pimpinan Ali Kalora Kembali Serang Warga, Dua Orang Tewas
Sebelum sampai di kebun miliknya, K melihat orang tak dikenal (OTK) yang dipimpin Qatar bersama 4 orang, mengarah ke kebun miliknya.
Karena warga berinisial K hapal betul dengan wajah Qatar yang masuk dalam DPO MIT Poso, maka dia langsung melarikan diri ke arah permukiman warga Desa Kalemago.
Kemudian dia singgah di pondok SS (kakek Uban, 61 tahun) dan MS (Papa Dewi, 52 tahun) untuk mengajak mereka lari.
Baca juga: UPDATE Vaksinasi Covid-19 RI 11 Mei 2021: Suntikan Pertama 13.615.313, Dosis Kedua 8.870.424 Orang
Namun keduanya menjawab "tidak usah lari, itu bukan OTK, itu palingan anggota."
Sekitar pukul 09.00 WITA, K sampai di perkampungan Desa Kalemago, dan langsung menyampaikan kepada warga apa yang dilihatnya.
Kemudian warga langsung menghubungi Serka Sukardi sebagai Babinsa Desa Kalemago.
Baca juga: UPDATE Covid-19 di Indonesia 11 Mei 2021: 5.021 Pasien Baru, 5.592 Sembuh, 247 Meninggal
Serka Sukardi merapat ke TKP dan menghubungi Satgas yang ada di Wilayah Napu Poso.
Sekitar pukul 10.00 WITA, Serka Sukardi ditemani warga merapat ke TKP.
Setibanya di perengan sebelah kebun korban, terdapat satu motor Vega R milik K yang tidak jadi dibakar OTK.
Baca juga: Pandemi Covid-19 Belum Landai, Masjid Istiqlal Tak Gelar Salat Idul Fitri 1442 Hijriah
Sekitar pukul 11.00 WITA, dua anggota Densus 88 bersama satu personel Polsek Napu didampingi warga, mengecek pondok milik MS (Papa Dewi, 52 tahun) di sekitar perkebunan.
Mereka mendapati MS dalam kondisi meninggal dunia.
Badan MS berada dalam pondok, sedangkan kepalanya ada di halaman depan pondok kebun.
Baca juga: Jawab Soal Tes Wawasan Kebangsaan, Novel Baswedan Bilang Merasa Dirugikan UU KPK
Selain itu terdapat korban kedua berinisial SS (nenek Uban, 61 tahun), dengan luka di leher.
Sekitar pukul 11.20 WITA, pasukan gabungan tiba di TKP dan masuk menutup jalan yang diperkirakan dilewati anggota MIT Poso.
Pukul 13.40 WITA, heli Caracal tiba di TKP untuk mengevakuasi korban di perkebunan puho pondok milik SS.
Baca juga: LIVE STREAMING Sidang Isbat Penetapan 1 Syawal 1442 Hijriah, Terapkan Protokol Kesehatan Ketat
Pukul 13.45 WITA, proses evakuasi korban selesai, dan korban dibawa menuju lapangan bola Desa Kalemago.
Pukul 14.00 WITA, anggota satgas gabungan melakukan penyisiran di sungai di sekitaran perkebunan pohu Desa Kalemago.
Pada pukul 14.30 WITA, seorang warga Desa Kalemago mengaku ada keluarganya di kebun yang belum pulang.
Baca juga: 3,6 Juta Pemudik Diprediksi Balik ke Jakarta pada 16 Mei 2021, Menhub Usulkan Tes Covid-19 Gratis
Dia mengajak anggota Satgas untuk mengecek ke kebun PP dan LL.
Pada pukul 15.00 WITA, seorang warga menyampaikan kepada petugas yang masih berjaga di TKP pertama, ada warga yang terbunuh di Pegunugan Patiroa.
Pada pukul 15.00 WITA di pegunungan petiroa Desa Kalemago, terdapat korban 2 orang.
Baca juga: Ada Laporan Fotokopi KTP-el dan KK Jadi Bungkus Gorengan, Begini Respons Dirjen Dukcapil
Di mana jarak dari TKP pertama dengan TKP kedua sekitar -+ 2 kilometer.
Adapun Identitas korban di TKP ke- 2 antara lain PP (42) dan LL (50).
Warga Dilarang ke Kebun
Jenazah empat korban penyerangan kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso dikebumikan di pemakaman umum Desa Kalemago, Kecamatan Lore Timur, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.
Hal itu disampaikan Kapolsek Lolu Utara Ipda Kurniadi via telepon, Selasa (11/5/2021).
“Saat ini jenazah masih disemayamkan di baruga kantor desa. Besok baru dikebumikan,” kata Ipda Kurniadi.
Dia menambahkan, pihaknya telah meminta keluarga korban untuk tetap tenang dan tidak berlarut-larut dalam kesedihan.
“Untuk sementara kami larang warga ke kebun."
"Sebenarnya, kami sudah menyampaikan larangan ini, cuma karena pandemi warga tetap nekat ke kebun,” jelas Ipda Kurniadi.
Dia menjelaskan, Desa Kalemago berada di kaki gunung. Sebagian besar penduduknya berkebun di gunung.
Sejak adanya gerakan kelompok bersenjata di pegunungan Poso, kepolisian mengimbau warga untuk mengurangi aktivitas di kawasan pegunungan.
“Untuk korban tewas hari ini mereka adalah pekebun kopi,” tutur Ipda Kurniadi.
Dia meminta warga untuk tetap tenang dan tidak panik.
“Jangan takut. Dengan adanya peristiwa ini, mari kita bekerja sama dengan memberikan informasi jika melihat gerak-gerik orang mencurigakan,” pinta Ipda Kurniadi.
Polsek Lore Utara menaungi tiga kecamatan.
Selain Kecamatan Lore Utara, juga Kecamatan Lore Timur, dan Lore Poere.
Sebelumnya, Camat Lore Timur Ferdyanto Tarakolo mengimbau warganya tidak beraktivitas di kebun yang berbatasan dengan hutan.
Imbauannya itu menyusul tragedi pembunuhan yang terjadi di Desa Kalemago, Kecamatan Lore Timur, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Selasa (11/5/2021).
Pembunuhan oleh kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso itu menelan empat korban nyawa desa setempat, satu korban tewas dengan kondisi kepala terpisah dari badan.
“Saya bersama Kapolsek dan Damdim mengimbau warga tidak masuk hutan atau ke kebun untuk waktu yang tidak ditentukan,” kata Ferdyanto Tarakolo via WhatsApp.
Dia mamastikan tidak ada evakuasi warga di Desa Kalemago pasca-kejadian tersebut.
“Situasi aman dan terkendali."
"Polisi dan TNI berada di lokasi, menenangkan warga dan mengendalikan situasi,” ucap Ferdyanto Tarakolo. (*)
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunPalu.com dengan judul Kesaksian Warga 2 Kali Bertemu Teroris MIT Poso: Mereka Minta Makanan Sambil Todongkan Pistol, https://palu.tribunnews.com/2021/05/18/kesaksian-warga-2-kali-bertemu-teroris-mit-poso-mereka-minta-makanan-sambil-menodongkan-pistol?page=all.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/wartakota/foto/bank/originals/korban-selamat-dari-pembantaian-mit-poso.jpg)