Berita Nasional

Pameran Lukisan Bertajuk ‘Literasi Lukisan Menjawab Pandemi’ Digelar di Jakarta

Pameran bertemakan Literasi Lukisan Menjawab Pandemi ini digelar di Ruang Gallery Perpustakaan Nasional RI Lt. 4, dan berlangsung hingga 10 Juni

Editor: Feryanto Hadi
Istimewa
Kepala Perpustakaan Nasional RI, Muhammad Syarif Bando saat membuka pameran bertemakan “Literasi Lukisan Menjawab Pandemi” ini digelar di Ruang Gallery Perpustakaan Nasional RI Lt. 4, dan berlangsung hingga 10 Juni 2021 nanti. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA-- Karya lukis merupakan salah satu bentuk ekspresi manusia. Seni lukis menjadi bentuk ekspresi jiwa dan emosi dari pelukisnya.

Lukisan sebagai bentuk manifestasi seni rupa memiliki fungsi religius, estetis, simbolis, maupun komersial.

Sebagai bentuk hasil budaya, setiap lukisan yang tercipta selalu terselip literasi secara tersirat dan tersurat. Literasi atau kemampuan mengolah pengetahuan untuk kecakapan hidup bisa diperoleh dari mana saja.

Situasi pandemi Covid-19 tidak dipungkiri mengusik sisi kreativitas manusia.

Baca juga: Diajukan SBY, Begini Proses Pendaftaran Merek dan Lukisan Partai Demokrat ke DJKI Kemenkumham

Desakan, himpitan karena keadaan seringkali membuat kreativitas buntu jika tidak didayagunakan.

Seperti pada kesempatan Kamis, (20/5), pemustaka dan masyarakat bisa menyaksikan 74 lukisan karya Syafruddin Nisyam, Staf Ahli Bidang Reformasi Birokrasi di Kementerian Sekretariat Kabinet RI.

Segala keresahan diekspresikanyanya lewat torehan kuas di atas kanvas.

Pameran bertemakan “Literasi Lukisan Menjawab Pandemi” ini digelar di Ruang Gallery Perpustakaan Nasional RI Lt. 4, dan berlangsung hingga 10 Juni 2021 nanti.

Kepala Perpustakaan Nasional RI, Muhammad Syarif Bando, begitu antusias dengan karya lukis sebagai media literasi ini.

Dalam sambutannya, Muhammad Syarif Bando menjabarkan bahwa seiring perkembangan zaman, banyak dikenal aliran dalam seni lukis, seperti aliran naturalis, romantis, surealis, impresionis, abstrak, dan lain-lain.

Baca juga: Survei Perpusnas, Indeks Kegemaran Membaca Masyarakat Banten di Atas Rata-rata Nasional

“Sebagai perwujudan yang mengkomunikasikan pengalaman batin, maka setiap goresan ataupun torehan yang terlukis mampu disajikan secara indah sehingga merangsang timbulnya pengalaman batin pada manusia yang menghayatinya,” katanya dalam Talk show sebelum pembukaan pameran, yang diselenggarakan oleh Pusat Analisis Perpustakaan dan Pengembangan Budaya Baca (PAPPBB) Perpustakaan Nasional.

Talk show ini menghadirkan narasumber Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando, Wakil Menteri Sekretaris Kabinet Fadlansyah Lubis, Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian, Staf Khusus Presiden Putri Tanjung, Pakar Lukisan Imam Ali Wahyudi, dan Pegiat Literasi Lukis Safruddin.

Di katakan Muhammad Syarif Bando bahwa lukisan diartikan sebagai kekuatan budaya dan peradaban manusia karena di dalam aktivitas melukis manusia dilatih untuk selalu jeli, cermat, dan teliti mengamati fenomena alam dan kehidupannya.

“Indonesia memiliki banyak pelukis yang karyanya mendunia, sebut saja Basuki Abdullah, Raden Saleh, maupun Affandi. Dari imajinasi dan kreativitas mereka, ratusan lukisan berhasil dituangkan ke dalam kanvas,” sambungnya.

Baca juga: Perpusnas RI Gandeng Perpusnas Korsel, Sejumlah Pustakawan Akan Magang di Negeri Ginseng

Secara khusus, Perpustakaan Nasional RI menyimpan 533 koleksi lukisan, dan lukisan reproduksi British Library. Lukisan reproduksi berjudul “2 Female Figures Candi Sari” yang dibuat pada Januari 1812, berukuran 41 x 52 cm merupakan salah satu koleksi tertua yang dimiliki Perpustakaan Nasional RI. Pemustaka bisa melihatnya di Lantai 16.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved