Kecelakaan Alutsista
Satu Anggota Awak KRI Nanggala-402 Jadi Pegawai Kementerian Sosial, Risma: Bulan Depan Mulai Kerja
Peluang mendapatkan pekerjaan ini menambah panjang apresiasi pemerintah terhadap keluarga para patriot.
WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Kementerian Sosial menerima satu anggota keluarga awak KRI Nanggala-402 sebagai pegawai.
Menteri Sosial Tri Rismaharini mengatakan, hal ini merupakan bentuk apresiasi dan penghargaan pemerintah melalui Kementerian Sosial, atas perjuangan, jasa, dan patriotisme para prajurit yang gugur dalam tugas.
"Ya salah satu anak dari prajurit yang gugur, yakni seorang putri, diterima bekerja di Kementerian Sosial."
Baca juga: 4 Jam Geledah Ruang Kerja Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin, Penyidik KPK Bawa Tiga Koper
"Mulai Mei nanti bekerja,” kata Risma melalui keterangan tertulis, Jumat (29/4/2021).
Mantan Wali Kota Surabaya ini mengatakan, kesempatan mendapatkan pekerjaan juga terbuka bagi keluarga prajurit KRI Nanggala-402 lainnya.
Risma sudah berkomunikasi dengan berbagai instansi, termasuk Pemerintah Kota Surabaya, agar bisa dibuka peluang pekerjaan bagi keluarga lainnya.
Baca juga: THR PNS 2021 Tidak Dibayar Penuh, Ini Daftar Komponen yang Tak Diberikan
"Kalau yang di Surabaya sudah saya komunikasikan dengan pemkot."
"Untuk daerah lain tentu menyesuaikan dengan daerahnya," ucap Risma.
Peluang mendapatkan pekerjaan ini menambah panjang apresiasi pemerintah terhadap keluarga para patriot.
Baca juga: UPDATE Vaksinasi Covid-19 RI 29 April 2021: Suntikan Pertama 12.280.765, Dosis Kedua 7.566.371 Orang
Pemerintah telah menyerahkan santunan kematian kepada 53 ahli waris dengan nilai masing-masing Rp 15 juta.
Selain santunan, Risma juga menyerahkan bantuan pendukung pemenuhan kebutuhan dasar untuk anak dan bayi dalam kandungan yang ditinggalkan masing-masing Rp 100 juta.
Ada juga piagam penghargaan atau kehormatan untuk korban.
Baca juga: UPDATE Covid-19 di Indonesia 29 April 2021: 5.833 Pasien Baru, 6.015 Orang Sembuh, 218 Meninggal
“Mudah-mudahan dengan bantuan ini dapat meringankan sebagian beban keluarga yang ditinggalkan,” harap Risma.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan pemerintah bakal membangun rumah untuk keluarga 53 awak KRI Nanggala-402 yang gugur.
Hal itu disampaikan Jokowi saat bersilaturahmi dengan perwakilan keluarga awak KRI Nanggala-402 di Hanggar Lanudal Juanda, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (29/4/2021).
Berikut ini isi lengkap pernyataan Jokowi kepada para keluarga korban, dikutip dari laman setkab.go.id:
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Salam sejahtera bagi kita semuanya,
Om Swastiastu,
Namo Buddhaya,
Salam Kebajikan.
Yang saya hormati Ketua DPR RI, para Menteri, Panglima TNI, Kapolri, Kepala Staf Angkatan Laut, Gubernur Provinsi Jawa Timur, Ibu dan Bapak sekalian dari Keluarga Besar KRI Nanggala-402.
Pertama-tama, atas nama negara, atas nama pemerintah, atas nama rakyat, saya menyampaikan dukacita yang mendalam atas gugurnya para patriot KRI Nanggala-402.
Semoga arwah beliau-beliau diterima di sisi-Nya, diberikan tempat yang terbaik, diampuni dosa-dosanya.
Kemarin sudah saya sampaikan bahwa pemerintahan akan memberikan penghargaan kenaikan pangkat satu tingkat atas pengorbanan beliau-beliau kepada negara.
Juga kemarin sudah kita sampaikan, untuk putra-putri dari Ibu sekalian jadi akan diatur oleh negara, agar bisa sampai kuliah di perguruan tinggi.
Tadi saya sampaikan kepada Panglima maupun kepada KSAL, agar pengaturan dan manajemen mekanismenya semuanya diatur agar semuanya rapi.
Kemudian juga dari kami, nanti Ibu-Ibu sekalian akan juga dibangunkan rumah yang tempatnya kami nanti mengikuti Ibu-Ibu semuanya.
Terserah, bisa di Gresik, bisa di Sidoarjo, atau di tempat lain.
Mekanisme ini tolong nanti juga Pak KSAL dan Panglima TNI bisa mengaturnya sesegera mungkin, sehingga segera nanti bisa ini kita laksanakan.
Saya rasa itu mungkin sedikit yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini.
Kalau misalnya ada keinginan dan masukan-masukan yang ada, saya persilakan disampaikan atau nanti bisa disampaikan lewat Panglima TNI ataupun Pak KSAL.
Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini.
Terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Sebelumnya, Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Marsekal Hadi Tjahjanto menyampaikan, Kapal Selam KRI Nanggala-402 dipastikan tenggelam dan 53 awak kapal telah gugur.
Baca juga: Pondok Pesantren Rizieq Shihab Tak Berizin karena Belum Didaftarkan ke Kementerian Agama
Bagian KRI Nanggala-402 telah ditemukan setelah dilakukan upaya pemindaian oleh KRI Rigel.
"KRI Rigel telah melakukan pemindaian secara lebih akurat di lokasi tersebut."
"Menggunakan multibeam sonar dan magnetometer," ungkapnya dalam konferensi pers, Minggu (25/4/2021), dikutip dari siaran langsung YouTube Kompas TV.
Baca juga: Prabowo-Puan Diprediksi Unggul di Pilpres 2024 Versi Survei Indomatrik, Anies Baswedan-AHY Runner Up
"Telah menghasilkan citra bawah air yang lebih detail," imbuhnya.
Tim pencarian berhasil menemukan sejumlah bagian dari KRI Nanggala-402.
Panglima TNI lalu menyampaikan, KRI Nanggala-402 dipastikan tenggelam dan seluruh awak kapal gugur.
Baca juga: Lebih dari 72 Jam Belum Ditemukan, Kadispenal Yakin 53 Kru KRI Nanggala-402 Menghemat Oksigen
"Meliputi kemudi vertikal belakang, jangkar, bagian luar badan tekan, kemudi selang timbul, bagian kapal yang lain termasuk baju keselamatan awak kapal."
"Berdasarkan bukti-bukti autentik tersebut, dapat dinyatakan bahwa KRI Nanggala-402 telah tenggelam dan seluruh awaknya telah gugur," ucap Marsekal Hadi.
Kronologi Hilang Kontak
Bukti autentik KRI Nanggala 402 tenggelam sejak hilang kontak saat latihan di Perairan Bali pada Rabu (21/4/2021) dini hari kemarin hingga Kamis (22/4/2021) siang, belum ditemukan.
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono mengatakan, hingga kini keberadaan kapal selam yang membawa 53 awak itu belum diketahui.
"Jadi sampai sekarang belum ada bukti autentik, artinya belum terdeteksi di mana posisinya."
Baca juga: Singapura dan Malaysia Bantu Cari Kapal Selam KRI Nanggala-402, TNI Mohon Doa
"Sehingga belum kita isyaratkan untuk sub-sunk (tenggelam).
"Ini kronologi KRI Nanggala yang sampai saat ini masih dalam pencarian," kata Yudo saat konferensi pers, Kamis (22/4/2021).
Dalam kesempatan itu, Yudo menjelaskan kronologi kapal selam tersebut hilang kontak.
Baca juga: Basarnas, KNKT, dan BPPT Ikut Cari Kapal Selam KRI Nanggala-402, KSAL Juga Pantau
Rencananya kapal tersebut dan unsur TNI AL lainnya akan melaksanakan latihan menembak rudal D802 dan torpedo, sebagai bagian dari pembinaan kemampuan dan kekuatan TNI AL.
Kemudian, kata dia, pada Rabu 21 April 2021, dilaksanakan dahulu latihan penembakan torpedo dari KRI Nanggala.
Pada pukul 02.30 WITA kemudian latihan dimulai.
Baca juga: Mulai 22 April 2021 Aturan Diperketat, Pelaku Perjalanan Wajib Tunjukan PCR/Swab Antigen 1×24 Jam
Pada pukul 03:00 WITA, Nanggala izin menyelam pada kedalaman 13 meter dan persiapan untuk penembakan torpedo.
Saat itu, kata Yudo, sea rider penjejak yang diawaki Kopaska dan personel kapal selam, mendampingi penembakan torpedo tersebut.
Kemudian pukul 03.00 WITA sampai 03.30 WITA, geladak haluan KRI Nanggala masih terlihat oleh tim penjejak sea reader dalam jarak 50 meter.
Baca juga: Merck Bantu Pendidikan Anak-anak SOS Children’s Villages Indonesia, Karyawan Jadi Sukarelawan
Pukul 03.30, KRI yang lain menempati posisi untuk mengecek torpedo, dalam hal ini adalah unsur lain yang pada saat itu sedang persiapan untuk torpedo meluncur.
Pada pukul 03.46 WITA, sea raider memonitor lampu pengenal dari KRI Nanggala perlahan-lahan mulai menyelam, dan tidak terlihat untuk penembakan torpedo.
Pada 03.46 WITA sampai 04.46 WITA, personel di permukaan terus menerus memanggil KRI Nanggala, namun tidak ada respons.
Baca juga: Jadi Teladan, Fadjroel Rachman Pastikan Jokowi, Maruf Amin, dan Menteri Tak Ada yang Mudik Lebaran
"Jadi harusnya saat darurat tadi masih ada periskop masih kelihatan."
"Namun demikian ini langsung tenggelam tidak ada periskopnya, dan komunikasi pada saat itu sudah tidak terjalin," ungkap Yudo.
Seharusnya, kata Yudo, saat penembakan mereka minta otorisasi akan melaksanakan penembakan.
Baca juga: Isu Yusril dan TGB Bakal Masuk Kabinet, Akankah Yasonna Laoly dan Tito Karnavian Tergeser?
Namun demikian, kata dia, begitu akan diberikan otorisasi, dipanggil-panggil sudah tidak merespons.
Pukul 04.17 WITA, helikopter diterbangkan dari KRI Gusti Ngurah Rai untuk melaksanakan deteksi visual.
Namun, kata Yudo, hasilnya juga nihil.
Baca juga: Sama-sama Dekat dengan Jokowi, Yusril dan TGB Dinilai Bisa Memperkuat Kabinet Indonesia Maju
Nanggala diperkirakan timbul pukul 05.15 WITA.
"Kemudian pada pukul 05.15 kita adakan prosedur yang dilaksanakan apabila kapal selam hilang kontak dan mengalami permasalahan."
"Ini memang sudah sesuai prosedur untuk kapal selam," jelas Yudo.
Baca juga: Kapan Reshuffle Kabinet Dilakukan? Jubir Presiden: Cuma Jokowi dan Allah yang Tahu
Kemudian pada pukul 06.46 WITA dilakukan isyarat sub-miss atau kapal selam hilang.
"Jadi tiga jam dari waktu hilang kontak, sehingga seluruh unsur-unsur yang melaksanakan pengamanan di luar untuk melaksanaan pencarian, latihan kita tunda."
"Dan nantinya, selanjutnya kita akan lakukan isyarat subsank, apabila kapal selam sudah dipastikan tenggelam dengan bukti autentik," terang Yudo. (Fahdi Fahlevi)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/wartakota/foto/bank/originals/mensos-ri-tri-rismaharini-terima-bekerja-anggota-keluarga-prajurit-nanggala-402.jpg)