Berita Populer
POPULER JABODETABEK: PO Bus Bingung Bayar THR | WN India Dipulangkan | Mayat Kakek di Sawah
Simak dulu berita populer Jabodetabek pagi ini, Senin (26/4/2021) yang mungkin terlewatkan pembaca.
Penulis: Dian Anditya Mutiara | Editor: Dian Anditya Mutiara
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Simak dulu berita populer Jabodetabek pagi ini, Senin (26/4/2021) yang mungkin terlewatkan pembaca.
Adanya larangan mudik pada 6-17 Mei 2021 membuat perusahaan otobus (PO) di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur kesulitan membayar Tunjangan Hari Raya (THR) awak bus.
Warga Kampung Laladon, RT 2/3, Desa Ciampea Udik, Ciampea, Kabupaten Bogor, dikagetkan dengan penemuan mayat laki-laki paruh baya di area persawahan di belakang SPBU Pertamina, Sabtu (24/4/2021).
Sebanyak 32 Warga Negara Asing (WNA) asal India akhirnya dipulangkan kembali ke negaranya. Seperti diketahui, pada Jumat (23/4) puluhan warga India kembali datang ke Indonesia melalui Bandara Soekarno-Hatta.
1. Pemilik PO Bus bingung bayar THR

Seorang perwakilan PO di Terminal Kampung Rambutan, Tatang mengaku pihaknya masih bingung mencar cara agar dapat membayarkan THR bagi para awak bus yang bekerja.
“Tadinya berharap masih bisa untung sebelum larangan mudik, tapi sekarang ada pengetatan, jadi bingung,” kata Tatang, Minggu (25/4/2021). Ketika larangan mudik diterapkan pada Idul Fitri 1441 Hijriah tahun 2020 silam, para PO terpaksa membayar THR ala kadarnya kepada para awak bus karena pemasukan yang minim.
“Tahun ini sih tetap ngasih THR dan bingkisan sembako ke awak, tapi besarnya berapa yang belum tahu. Ucapan terima kasih kita (PO) ke awak yang selama ini bekerja,” ujarnya.
Baca juga: Ada Pengetatan Mudik, Jumlah Keberangkatan di Terminal Tanjung Priok Menurun 30 persen
Baca juga: PO Bus di Terminal Bayangan Cimanggis Bakal Berhenti Beroperasi Gara-gara Larangan Mudik
Penghasilan awak bus ini tergantung dari jumlah penumpang yang dibawa dalam satu bus dan rute perjalanan setiap harinya. Hanya segelintir PO membayar awak mereka dengan gaji bulanan.
“Sebelum ada pengetatan saja satu bus rata-rata isinya cuman lima penumpang, kadang malah satu atau dua,” katanya. Tatang mengatakan dampak pengetatan syarat keberangkatan penumpang sudah terasa pada Jumat (23/4/2021).
Beberapa penumpang yang sudah pesan tiket membatalkan perjalanannya. “Katanya takut di jalan dicegat petugas enggak sampai kampung,” kata Tatang.
Pembatalan keberangkatan itu disinyalir karena pemerintah dianggap mempercepat larangan mudik. Mereka juga khawatir dengan informasi di media bahwa petugas melakukan penyekatan.
“Penumpang yang membatalkan keberangkatan itu tujuan keberangkatan Sumatera. Kalau rute ke Jawa nggak ada membatalkan keberangkatan,” ujarnya.
Selengkapnya klik LINK BERITA
2. Kakek hilang ditemukan meninggal
