Aksi OPM
KSAD Ungkap Prajurit TNI yang Membelot ke OPM Baru Berumur 24 tahun, Masuk Tahun 2015
KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa mengungkap sosok Pratu Lukius, anggota TNI AD yang membelot ke Organisasi Papua Merdeka (OPM).
WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa mengungkap sosok Pratu Lukius, anggota TNI AD yang membelot ke Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Andika mengatakan Pratu Lukius masuk jajaran TNI AD pada 2015.
Lukius, kata Andika, saat ini berusia 24 tahun.
Baca juga: TNI Tegaskan Vaksin Nusantara Bukan Program Mereka, tapi Mendukung Asal Sesuai Kriteria BPOM
"Salah satu prajurit kita memang ini salah satu evaluasi."
"Prajurit kita ini ini masuk tahun 2015 sebenarnya."
"Dia berusia 24 tahun, lahir dan besar di Wamena."
Baca juga: Transformasi Bisnis Waskita Karya di Masa Pandemi Dinilai Langkah Jitu
"Dan ditempatkan setelah bertugas di salah satu Batalyon Infanteri di Jawa Tengah," kata Andika saat konferensi pers di Markas Pomdam Jaya Jakarta, Selasa (20/4/2021).
Andika mengatakan, Lukius terdeteksi sejak Februari 2021.
Lukius, kata dia, terdeteksi meninggalkan pos jaganya.
Baca juga: Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin: Masih Banyak Lansia Takut dan Sungkan Ikut Vaksinasi Covid-19
"Nah, sebetulnya terdeteksinya pada Bulan Februari yang lalu di mana dia meninggalkan pos."
"Saat ini batalyon itu sedang bertugas di Papua, bertugas operasi yang memang di-manage langsung oleh Mabes TNI," jelas Andika.
Sebelumnya, seorang prajurit TNI bernama Lucky Matuan dikabarkan bergabung dengan pasukan Tentara Nasional Pembebasan Papua Barat (TPNPB), organisasi sayap militer OPM.
Baca juga: Menkes: Rebutan Vaksin di Dunia Makin Keras, Alhamdulillah Indonesia Punya Empat Sumber
Dia bergabung dengan TPN OPM sejak Februari lalu. Hal itu diungkapkan Juru Bicara OPM Sebby Sembon.
“Ada seorang prajurit TNI yang telah bergabung dengan TPN sejak Februari lalu, dan saat ini bersama pasukan TPNPB,” ujar Sebby Sembon melalui pesan singkat, Jumat (16/4/2021).
Baca juga: Protes Trotoar Daan Mogot Cengkareng Kerap Dijadikan Tempat Kencan Waria PSK, Warga: Bikin Risih!
Lanjut Sebby, prajurit TNI yang bergabung dengan TPNPB karena kesadaran sendiri.
“Lucky Matuan mantan anggota TNI yang bergabung dengan Tentara pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), bertugas di pos TNI Bulapa Kabupaten Intan Jaya."
"Bahkan dia juga menyerang pos TNI Bulapa,” ungkapnya.
Baca juga: Dihitung Ulang, Utang Obligor BLBI kepada Pemerintah Bertambah Jadi Rp 110,4 Triliun
Dalam serangan itu, lanjut Sebby, TPNPB berhasil menembak tiga anggota TNI di pos.
Ditanya apakah prajurit TNI yang bergabung dengan TPNPB membawa senjata api, Sebby mengatakan, masih akan melakukan pengecekan.
“Bagian itu belum dilaporkan kepada kami,” kata Sebby.
Baca juga: UPDATE Vaksinasi Covid-19 RI 15 April 2021: Dosis Pertama 10.596.373, Suntikan Kedua 5.713.404 Orang
Sebby mengklaim, ini bukan kali pertama prajurit TNI bergabung dengan OPM.
“Bukan pertama, dulu-dulu juga ada yang bergabung, tahun 1970-an, 80-an banyak yang bergabung ke TPNPB,” ungkapnya.
Termasuk, deklarator 1 Juli 1971 Seth Jafet Rumkorem, mantan anggota Kostrad.
Baca juga: UPDATE Covid-19 di Indonesia 15 April 2021: Pasien Baru Tambah 6.177, Sembuh 6.362 Orang, 167 Wafat
“Elieser Awom dari Brimob Kotaraja Papua di Tahun 1980-an, Surabut dari Batalyon 753 Arfai Manokwari tahun 1990-an,” bebernya.
Bahkan hingga kini, sambung Sebby, banyak yang mendukung perjuangan OPM.
“Sekarang juga banyak yang undur diri dari anggota TNI-Polri."
Baca juga: MK Batalkan Kemenangan Orient Patriot Riwu Kore di Pilbup Sabu Raijua NTT, Perintahkan Pemilu Ulang
"Ada polisi Yikwa yang jual senjata dan amunisi, dan baru-baru ini ditangkap."
"Itu termasuk yang mendukung TPNPB, dan mendukung perjuangan Papua untuk merdeka dari penjajahan Indonesia,” paparnya.
Sebby kembali menegaskan agar pasukan keamanan Indonesia TNI dan Polri jangan melibatkan warga sipil sebagai mata-mata.
Baca juga: DAFTAR Barang yang Dibeli Edhy Prabowo dan Istri Pakai Uang Eksportir Benur, Habiskan Rp 833 Juta
“Saya ingatkan lagi kepada aparat TNI/POLRI jangan menggunakan tenaga masyarakat sipil dan masyarakat pendatang untuk memata-matai kami masyakat Papua, dengan berbagai alasan."
"Seperti pendeta di gereja, guru di sekolah, mantri maupun dokter, tukang bangunan, ojek, jual pakaian, dan lain-lain."
“Bila itu cara yang negara Indonesia pakai untuk intelijen, kami sudah tahu cara-cara itu, maka kami tidak segan-segan tembak mati,” ancamnya.
Baca juga: Masih Ada Perusahaan yang Mencicil, Presiden KSPI Dorong Pemerintah Bentuk Satgas THR
Kepala Penerangan Kodam XVII Cenderawasih Kolonel Reza Nur Patria saat dikonfirmasi terkait adanya prajurit TNI bergabung dengan TPNPB OPM, belum memberikan penjelasan.
“Selamat siang, jika ada perkembangan saya sampaikan, terima kasih,” ucap Kapendam melalui pesan singkat. (Gita Irawan)