Virus Corona
Epidemiolog UI: Orang Sudah Lupa dengan Pandemi Covid-19, Indonesia Bisa Alami Gelombang Ketiga
Kejadian lonjakan kasus di beberapa negara merupakan suatu fenomena shifting antara mutasi.
WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Pandu Riono, epidemiolog dari Universitas Indonesia menilai, Indonesia memiliki kemungkinan mengikuti India, yang memiliki kasus Covid-19 drastis.
"Mungkinkah Indonesia mengalami hal ya sama (dengan India atau Eropa), Pak Menteri (BGS) selalu bertanya ke saya ya mungkin (terjadi gelombang ketiga)," ujar Pandu dalam diskusi virtual beberapa waktu lalu.
Ia mengatakan, meski vaksinasi dilakukan, penularan mutasi Covid-19 jauh lebih cepat.
Baca juga: Vaksin Nusantara Tuai Polemik, 105 Tokoh Beragam Latar Belakang Dukung BPOM
Kejadian lonjakan kasus di beberapa negara merupakan suatu fenomena shifting antara mutasi, di mana ada perubahan transisi virus lama ke mutasi yang baru.
"Jadi virusnya mempunyai kemampuan yang cepat, dua kali lebih cepat, sehingga akan jauh lebih tinggi penularannya dan lebih tinggi kasus yang ditemukan," terangnya.
Mutasi virus B117 misalnya, kata Pandu, jika telah menginfeksi di atas 50 persen, maka kasus aktif tidak terbendung lagi.
Baca juga: Jadi Relawan Vaksin Nusantara, Siti Fadilah Supari: Wong Presidennya Mendukung, Kok Kita Menolak?
"Itu yang jadi potensial akan terjadi di Indonesia."
"Indonesia kalau lihat data Jakarta itu observasi semua 3M turun."
"Orang sudah lupa dengan pandemi," ucapnya.
Baca juga: Polemik Vaksin Nusantara, Ketua Umum PB IDI: DPR Boleh Awasi, tapi Jangan Ambil Alih Kinerja BPOM
Meski demikian, potensi tersebut dapat diantisipasi melalui displin protokol kesehatan 3M, serta pembatasan mobilitas yang ketat.
"Apakah kita bisa cegah?"
"Bisa, dengan betul-betul batasi mobilitas penduduk, dan tingkatkan 3M dan surveillance, testing, pelacakan isolasi yang benar."
Baca juga: Digosipkan Bakal Jabat Menteri Investasi, Ahok Malah Dinilai Bisa Hambat Penanaman Modal
"Dengan demikian kita berusaha hambat penularan, penularan terjadinya transisi yang cepat dari virus lama ke virus baru," papar Pandu.
Berikut ini sebaran kasus Covid-19 di Indonesia per 18 April 2021, dikutip Wartakotalive dari laman covid19.go.id:
DKI JAKARTA
Jumlah Kasus: 399.075 (24.9%)
JAWA BARAT
Jumlah Kasus: 266.887 (16.6%)
JAWA TENGAH
Jumlah Kasus: 178.456 (11.1%)
JAWA TIMUR
Jumlah Kasus: 144.426 (9.0%)
KALIMANTAN TIMUR
Jumlah Kasus: 66.762 (4.2%)
SULAWESI SELATAN
Jumlah Kasus: 61.120 (3.8%)
BANTEN
Jumlah Kasus: 45.987 (2.9%)
BALI
Jumlah Kasus: 42.928 (2.7%)
RIAU
Jumlah Kasus: 38.883 (2.4%)
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Jumlah Kasus: 36.980 (2.3%)
SUMATERA BARAT
Jumlah Kasus: 34.137 (2.1%)
KALIMANTAN SELATAN
Jumlah Kasus: 31.593 (2.0%)
SUMATERA UTARA
Jumlah Kasus: 28.605 (1.8%)
PAPUA
Jumlah Kasus: 20.190 (1.3%)
SUMATERA SELATAN
Jumlah Kasus: 19.071 (1.2%)
KALIMANTAN TENGAH
Jumlah Kasus: 18.953 (1.2%)
SULAWESI UTARA
Jumlah Kasus: 15.484 (1.0%)
LAMPUNG
Jumlah Kasus: 14.988 (0.9%)
NUSA TENGGARA TIMUR
Jumlah Kasus: 13.224 (0.8%)
SULAWESI TENGAH
Jumlah Kasus: 11.825 (0.7%)
KALIMANTAN UTARA
Jumlah Kasus: 11.534 (0.7%)
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
Jumlah Kasus: 11.176 (0.7%)
SULAWESI TENGGARA
Jumlah Kasus: 10.347 (0.6%)
ACEH
Jumlah Kasus: 10.300 (0.6%)
KEPULAUAN RIAU
Jumlah Kasus: 10.070 (0.6%)
NUSA TENGGARA BARAT
Jumlah Kasus: 10.042 (0.6%)
PAPUA BARAT
Jumlah Kasus: 8.720 (0.5%)
MALUKU
Jumlah Kasus: 7.486 (0.5%)
JAMBI
Jumlah Kasus: 6.954 (0.4%)
KALIMANTAN BARAT
Jumlah Kasus: 6.946 (0.4%)
BENGKULU
Jumlah Kasus: 6.091 (0.4%)
SULAWESI BARAT
Jumlah Kasus: 5.404 (0.3%)
GORONTALO
Jumlah Kasus: 5.323 (0.3%)
MALUKU UTARA
Jumlah Kasus: 4.381 (0.3%). (Rina Ayu)