Virus Corona

Epidemiolog UI: Orang Sudah Lupa dengan Pandemi Covid-19, Indonesia Bisa Alami Gelombang Ketiga

Kejadian lonjakan kasus di beberapa negara merupakan suatu fenomena shifting antara mutasi.

TRIBUNNEWS/LARASATI DYAH UTAMI
Epidemiolog Universitas Indonesia dr Pandu Riono pada webinar yang diselenggarakan ILUNI UI, Rabu (27/1/2021). 

WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Pandu Riono, epidemiolog dari Universitas Indonesia menilai, Indonesia memiliki kemungkinan mengikuti India, yang memiliki kasus Covid-19 drastis.

"Mungkinkah Indonesia mengalami hal ya sama (dengan India atau Eropa), Pak Menteri (BGS) selalu bertanya ke saya ya mungkin (terjadi gelombang ketiga)," ujar Pandu dalam diskusi virtual beberapa waktu lalu.

Ia mengatakan, meski vaksinasi dilakukan, penularan mutasi Covid-19 jauh lebih cepat.

Baca juga: Vaksin Nusantara Tuai Polemik, 105 Tokoh Beragam Latar Belakang Dukung BPOM

Kejadian lonjakan kasus di beberapa negara merupakan suatu fenomena shifting antara mutasi, di mana ada perubahan transisi virus lama ke mutasi yang baru.

"Jadi virusnya mempunyai kemampuan yang cepat, dua kali lebih cepat, sehingga akan jauh lebih tinggi penularannya dan lebih tinggi kasus yang ditemukan," terangnya.

Mutasi virus B117 misalnya, kata Pandu, jika telah menginfeksi di atas 50 persen, maka kasus aktif tidak terbendung lagi.

Baca juga: Jadi Relawan Vaksin Nusantara, Siti Fadilah Supari: Wong Presidennya Mendukung, Kok Kita Menolak?

"Itu yang jadi potensial akan terjadi di Indonesia."

"Indonesia kalau lihat data Jakarta itu observasi semua 3M turun."

"Orang sudah lupa dengan pandemi," ucapnya.

Baca juga: Polemik Vaksin Nusantara, Ketua Umum PB IDI: DPR Boleh Awasi, tapi Jangan Ambil Alih Kinerja BPOM

Meski demikian, potensi tersebut dapat diantisipasi melalui displin protokol kesehatan 3M, serta pembatasan mobilitas yang ketat.

"Apakah kita bisa cegah?"

"Bisa, dengan betul-betul batasi mobilitas penduduk, dan tingkatkan 3M dan surveillance, testing, pelacakan isolasi yang benar."

Baca juga: Digosipkan Bakal Jabat Menteri Investasi, Ahok Malah Dinilai Bisa Hambat Penanaman Modal

"Dengan demikian kita berusaha hambat penularan, penularan terjadinya transisi yang cepat dari virus lama ke virus baru," papar Pandu.

Berikut ini sebaran kasus Covid-19 di Indonesia per 18 April 2021, dikutip Wartakotalive dari laman covid19.go.id:

DKI JAKARTA

Jumlah Kasus: 399.075 (24.9%)

JAWA BARAT

Jumlah Kasus: 266.887 (16.6%)

JAWA TENGAH

Jumlah Kasus: 178.456 (11.1%)

JAWA TIMUR

Jumlah Kasus: 144.426 (9.0%)

KALIMANTAN TIMUR

Jumlah Kasus: 66.762 (4.2%)

SULAWESI SELATAN

Jumlah Kasus: 61.120 (3.8%)

BANTEN

Jumlah Kasus: 45.987 (2.9%)

BALI

Jumlah Kasus: 42.928 (2.7%)

RIAU

Jumlah Kasus: 38.883 (2.4%)

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Jumlah Kasus: 36.980 (2.3%)

SUMATERA BARAT

Jumlah Kasus: 34.137 (2.1%)

KALIMANTAN SELATAN

Jumlah Kasus: 31.593 (2.0%)

SUMATERA UTARA

Jumlah Kasus: 28.605 (1.8%)

PAPUA

Jumlah Kasus: 20.190 (1.3%)

SUMATERA SELATAN

Jumlah Kasus: 19.071 (1.2%)

KALIMANTAN TENGAH

Jumlah Kasus: 18.953 (1.2%)

SULAWESI UTARA

Jumlah Kasus: 15.484 (1.0%)

LAMPUNG

Jumlah Kasus: 14.988 (0.9%)

NUSA TENGGARA TIMUR

Jumlah Kasus: 13.224 (0.8%)

SULAWESI TENGAH

Jumlah Kasus: 11.825 (0.7%)

KALIMANTAN UTARA

Jumlah Kasus: 11.534 (0.7%)

KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Jumlah Kasus: 11.176 (0.7%)

SULAWESI TENGGARA

Jumlah Kasus: 10.347 (0.6%)

ACEH

Jumlah Kasus: 10.300 (0.6%)

KEPULAUAN RIAU

Jumlah Kasus: 10.070 (0.6%)

NUSA TENGGARA BARAT

Jumlah Kasus: 10.042 (0.6%)

PAPUA BARAT

Jumlah Kasus: 8.720 (0.5%)

MALUKU

Jumlah Kasus: 7.486 (0.5%)

JAMBI

Jumlah Kasus: 6.954 (0.4%)

KALIMANTAN BARAT

Jumlah Kasus: 6.946 (0.4%)

BENGKULU

Jumlah Kasus: 6.091 (0.4%)

SULAWESI BARAT

Jumlah Kasus: 5.404 (0.3%)

GORONTALO

Jumlah Kasus: 5.323 (0.3%)

MALUKU UTARA

Jumlah Kasus: 4.381 (0.3%). (Rina Ayu)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved