MAKIN BRUTAL, Usai Guru SD, Kini KKB Tembak Kepala Tukang Ojek hingga Tewas, di Puncak Papua
Polisi menyebut penembakan terhadap tukang ojek atas nama Udin (41) di Kampung Eromaga Distrik Omukia Papua, dilakukan oleh KKB.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - MAKIN BRUTAL aksi yang dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di wilayah Puncak Papua tepatnya di Kampung Eromaga Distrik Omukia, Rabu (14/4/2021).
Setelah sebelumnya menembak mati seorang guru SD, kali ini sasaran tembaknya tukang ojek bernama Udin (41) warga Pasar Ilaga ibukota Puncak.
Bahkan setelah dilakukan visum di Puskesmas Ilaga, korban tewas akibat dua luka tembakan.
Baca juga: Viral Video Pria Berseragam Dishub Kota Bekasi hendak Tilang Pengendara Pick-Up, Sopir Melawan
Baca juga: Bawa Anak Istri, Pemotor di Bekasi Nekat Curi HP di Dashboard Motor
Baca juga: WADUH Barang Bukti 11 Kg Sabu di Surabaya Hilang, IPW Minta Mabes Polri Turun Tangan
“Ada dua luka tembakan di tubuh korban,dibagian kepala tembus pipi kanan dan dibagian dada kanan tembus pinggang sebelah kiri,” kata Kapolda Papua, Irjen Pol Mathius D Fakhiri, dikutip dari TribunPapua.
Mathius mengatakan, saat ini para pelaku dalam pengejaran.
Di mana korban ditembak saat pulang ke Ilaga usai mengantar penumpang.
Sementara itu Kepala Bidang Humas Polda Papua Komjen Ahmadi Mustofa Kamal menyatakan, penembakan terhadap tukang ojek atas nama Udin (41) dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
Kronologis Kejadian, Rabu 14 April tim gabungan mendapatkan informasi telah terjadi penembakan di Kampung Eromaga Kabupaten Puncak.
“Mendapati laporan tersebut Tim langsung mendatangi TKP,” jelasnya.
Tim gabungan tiba di TKP, selanjutnya tim mengevakuasi korban ke Puskesmas Ilaga menggunakan mobil ambulans.
Pukul 14.35 WIT, korban tiba di Puskemas Ilaga selanjutnya dilakukan Visum Et Repertum.
“Korban ditembak oleh Kelompok Kriminal Bersenjata pada saat perjalanan pulang ke Kota Ilaga setelah mengantar penumpangnya dari pedalaman,” ungkap Kamal.
Korban Udin (41) Laki-laki, warga Kompleks Pasar Ilaga Kabupaten Puncak.
Langkah-langkah Kepolisian yang sedang dilakukan, mengejar Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
Kapolda Papua Irjen Pol. Mathius D. Fakhiri S. I.K menyataka, pelaku penembakan merupakan Kelompok Kriminal Bersenjata pimpinan Legakak Telenggen.
“Kami akan menindak tegas kelompok ini agar tidak terjadi lagi kasus-kasus penembakan yang menimpa warga. Saat ini personil gabungan masih melakukan pengejaran terhadap Kelompok Kriminal Bersenjata,” tegasnya.
Kapolda juga mengiimbau warga Puncak untuk membatasi aktivitas keluar rumah.
“Selain itu, saya mengimbau kepada seluruh masyarakat di Kota Ilaga agar membatasi aktivitas dan tidak keluar dari Kota Ilaga guna mengantisipasi hal hal yang tidak diinginkan,” imbau Kapolda.
Juru Bicara OPM Sebby Sembon saat dikonfirmasi perihal kejadian itu menyatakan, belum menerima laporan secara lengkap dari lapangan.
“Kami belum terima laporan konfirmasi, tapi kemungkinan besar hal itu bisa di lakukan pasukan TPNPB, berdasarkan hasil identifikasi PIS bahwa Tukang ojek semuanya mata-mata TNI Polri,” kata Sebby melalui pesan singkatnya Kamis (15/4/2021).
Ia juga mempertanyakan tukang ojek beroperasi sampai daerah pedalaman.
“Jika itu orang imigran Indonesia. Dan kenapa tukang ojeknya sampai di pedalaman daerah perang? itu menjadi pertanyaan bahwa tukang ojek yang berani di daerah perang itu apakah masyarakat civilians? Tentu tidak, dan yang jelas bahwa tukang ojek di daerah perang adalah intelijen Indonesia,” ucap Sebby.
Jadi kalau ada tukang ojek di wilayah perang wajar ditembak.
“Intel TNI Polri yang menjadi tukang ojek di daerah perang wajar kalau di tembak,” imbuhnya.
Baca juga: Pinkan Mambo Jual Perabotan Rumahnya, Tong Sampah, Cobek, hingga Pengki di IG, Netizen Prihatin
Baca juga: Putus Asa Dihukum Jalan Bugil oleh Sang Istri karena Ketahuan Selingkuh,Pria Ini Minta Ditembak Mati
Baca juga: 4 Teroris Jakarta Mengaku sebagai Simpatisan FPI, Ini Tanggapan Kuasa Hukum Habib Rizieq
Tembak Mati Guru SD
Kelompok bersenjata Papua menembak mati seorang guru di Distrik Beoga, Kamis (8/4/2021) pekan lalu.
OPM menuding guru yang ditembak adalah mata-mata TNI.
“Manajemen markas pusat KOMNAS TPNPB telah terima laporan bahwa guru Sekolah Dasar yang ditembak mati di Beoga itu adalah mata-mata TNI/Polri."
Baca juga: Perusahaan Wajib Bayar THR 2021 Penuh dan Tepat Waktu, yang Terlambat Didenda 5 Persen
"Yang telah lama diidentifikasi oleh PIS TPNPB, oleh karena itu tidak ragu-ragu ditembak oleh pasukan TPNPB,” ujar Juru Bicara OPM Sebby Sembon melalui keterangan tertulis, Selasa (13/4/2021).
Menurutnya, semua orang Indonesia yang bertugas di wilayah Pegunungan Papua, banyak yang menjadi mata-mata pihak keamanan Indonesia.
“Kami perlu sampaikan kepada semua orang Indonesia yang bertugas di daerah perang di wilayah Pegunungan Papua."
Baca juga: Darmizal Tuding Sosok Ini yang Jerumuskan SBY Daftarkan Merek dan Lukisan Partai Demokrat ke DJKI
"Bahwa PIS telah dan sedang identifikasi bahwa semua orang imigran yang bertugas di wilayah Pegunungan Tengah Papua, hampir kebanyakan anggota intelijen atau mata-mata TNI/Polri."
"Yang menyamar sebagai tukang bangunan, tukang sensor, guru, mantri, petugas distrik, dan lain-lain,” kata Sebby.
Untuk itu, katanya, bila bertugas di daerah perang, jangan menjadi mata-mata.
Baca juga: Yakin Menang Gugatan Soal AD/ART Partai Demokrat, Kubu Moeldoko Minta AHY Fokus Siapkan Rp 100 M
“Oleh karena itu kami mengimbau bahwa jangan menjadi mata-mata TNI/Polri, jika anda bertugas di daerah perang,” tegasnya.
Menurut laporan TPNPB Kodap VIII Intan Jaya pimpinan Gusby Waker, guru SD yang ditembak di Distrik Beoga Kabupaten Puncak adalah intelijen TNI-Polri.
“Gusby Waker melaporkan bahwa pasukannya menembak mati seorang guru di Beoga karena murni intelijen (mata-mata) TNI POLRI."
Baca juga: Pleidoi Tak Digubris Hakim, Djoko Tjandra Banding Vonis 4 Tahun 6 Bulan Penjara
"Ini sesuai laporan PIS TPNPB Kodap VIII Intan Jaya,” ungkap Sebby.
TPNPB, katanya, tidak akan sembarang menembak bila tidak ada informasi mereka adalah mata-mata.
“Kami juga tidak sembarang tembak masyarakat Papua maupun non Papua."
Baca juga: Aktor Intelektual Kasus Penyiraman Air Keras Tak Terungkap, Novel Baswedan Nilai Polisi Enggan
"Kami sudah tahu kerja TNI POLRI selalu menggunakan tenaga masyarakat sipil maupun PNS atau apa pun statusnya."
"Sebagai mata-mata untuk melacak keberadaan kami, maka sikap kami jelas bahwa kami akan tembak karena mereka adalah musuh kami,” cetus Sebby.
Perjuangan OPM, katanya, akan terus berjalan sampai Papua Merdeka.
Baca juga: Ingin TMII Berbasis Konsep 4.0, Kemensetneg Buka Kanal Aspirasi Publik
“Perjuangan kami bukan mencari makan dan minum, tetapi perjuangan kami adalah harga diri kami sebagai bangsa Papua Melanesia."
"Kami adalah pemilik tanah Papua, orangnya kulit hitam."
"Indonesia merebut dan membunuh kami, merampas harta dan kekayaan kami, kami TPNPB membela itu dan mau merdeka," paparnya.
Baca juga: Besok Sentra Vaksinasi Bersama BUMN Libur, Beroperasi Hanya Sampai Pukul 14.00 Selama Ramadan
TPNPB adalah Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat, organisasi sayap militer OPM, dan PIS adalah Papua Intelligence Service.
Kepala Penerangan Kodam XVII Cenderawasih Kolonel Reza Nur Patria saat dikonfirmasi via selulernya terkait tudingan tersebut, hanya menyatakan tengah mencari tahu informasi terkait penembakan.
"Kalau ada perkembangan, saya sampaikan,” ucap Reza.
Baca juga: Diajukan SBY, Begini Proses Pendaftaran Merek dan Lukisan Partai Demokrat ke DJKI Kemenkumham
Sebelumnya, Kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua diduga menembak guru SD bernama Oktovianus Rayo (43), di Kampung Julukoma Distrik Beoga, Puncak, Kamis (8/4/2021) pagi.
Kasatgas Humas Nemangkawi Kombes Iqbal Alqudusi membenarkan insiden tersebut.
Akibatnya, Oktovianus Rayo meninggal dunia usai terkena timah panas tersebut.
Baca juga: Daripada Koar-koar, Polri Sarankan Masyarakat Daftar Jadi Saksi di Kasus Kematian 6 Anggota FPI
"Pada Hari Kamis 8 April 2021 sekitar pukul 09.50 WIT, di Kampung Julukoma telah terjadi penembakan oleh kelompok KKB terhadap masyarakat sipil."
"Yang mengakibatkan korban meninggal dunia," kata Iqbal, Kamis (8/4/2021).
Iqbal menjelaskan, Oktovianus Rayo memang dikenal sebagai guru SD di salah satu sekolah di Kampung Yulukoma Distrik Beoga.
Baca juga: Tiga Polisi yang Jadi Tersangka Berada dalam Satu Mobil Saat Tembak 4 Anggota FPI Hingga Tewas
Insiden bermula saat korban didatangi oleh orang tidak dikenal (OTK) di rumahnya, Kamis (8/4/2021) pukul 09.50 WIT.
Saat itu, korban tengah menjaga sebuah kios.
Tiba-tiba, OTK yang diduga kelompok KKB itu menembak ke arah korban.
Baca juga: Kuasai Saham Mayoritas Persis, Kaesang Ingin 50 Persen Pemain Timnas Indonesia Diisi Orang Asli Solo
Dua peluru yang ditembakkan pelaku pun mengenai tubuh Oktovianus Rayo.
"OTK masuk ke dalam rumah langsung melakukan penembakan ke arah korban."
"Dan mengenai rusuk kanan, dan luka lubang sebanyak 2 lubang tidak tembus, dan mengakibatkan korban meninggal dunia," ungkapnya.
Baca juga: Ada Program JKP, Pekerja Kena PHK Bakal Dapat Uang Tunai Selama 6 Bulan
Selanjutnya, kata Iqbal, para tokoh agama atau pendeta dan guru, membawa korban dari TKP.
Lalu, korban ditandu dan dibawa ke Puskesmas Beoga guna tindakan lebih lanjut.
Menurut Iqbal, aparat kepolisian telah mendatangi Puskesmas Beoga dan melakukan visum et repertum terhadap jenazah.
"Kami melakukan penyitaan barang bukti berupa pakaian korban," tuturnya. (Kontributor Tribunnews.com, Banjir Ambarita)