Nadiem Makarim: Kalau Enggak Berani Ambil Risiko Mending Jangan Memimpin
Begitu pula mengemban amanah menjadi menteri di Indonesia, tak pernah menjadi cita-cita Nadiem.
Akan tetapi, dia secara sadar mengaku bosan mengikuti instruksi pemasangan di Lego.
Sehingga, dirinya pun merakit Lego tersebut dengan keinginan sendiri.
"Tapi saya dari kecil selalu ingin membangun sesuatu."
Baca juga: Yaqut Cholil Qoumas Ingin Doa Semua Agama di Indonesia Dipanjatkan di Setiap Acara Kemenag
"Jadi enggak tahu itu apa cita-cita entreprenuerial ya, tapi bawaannya saya dari kecil obsesi dengan Lego."
"Tetapi setiap kali ada instruksi dari Lego-nya saya udah bosen ngikutin instruksinya."
"Kalau udah jadi, saya pretelin lagi Lego-nya, saya mau buat sesuatu yang beda yang mau saya bikin sendiri."
Baca juga: Rebut Hati Pemilih Perlu Effort Sangat Besar, PPP Tak Terganggu Kehadiran Partai Masyumi Reborn
"Jadi dari kecil itu saya bawaannya kepengin mendekonstruksi sesuatu untuk membuat sesuatu yang menurut saya lebih baik," bebernya.
Nadiem mengaku orang tuanya mendidiknya secara ekstrem sejak dirinya kecil.
Dia menceritakan orang tuanya tak memperdulikan nantinya Nadiem mendapat penghasilan atau bekerja sebagai apa.
Baca juga: SUSUNAN Pengurus Partai Masyumi 2021-2026: Ahmad Yani Ketua Umum, TB Massa Djafar Sekjen
Yang terpenting, kata Nadiem, orang tuanya menekankan akan menghormati dirinya sebagai anak jika berkontribusi untuk negara atau masyarakat.
"Jadi apa pun bidang yang kamu lakukan, bisnis, pemerintah, apa pun itu yang penting dampaknya pada masyarakat, positif apa negatif."
"Dan bawaannya itu perjuangan gitu."
Baca juga: SKB Sudah Berlaku, Pembelajaran Tatap Muka Terbatas Tak Perlu Tunggu Juli 2021
"Kakek saya berjuang di independence day, orang tua saya aktivis, Jadi bawaan value system keluarga saya itu sudah berjuang."
"Jadi kalau saya enggak berjuang, dan definisi berjuang di sini nekat, kalau enggak berani mengambil risiko ya enggak usah berjuang," tegasnya.
Nadiem mengatakan, ada sejumlah hal yang penting dimiliki oleh anak-anak muda zaman sekarang, dalam menghadapi perubahan teknologi dan lingkungan.
Baca juga: Kasus Covid-19 Menurun, Pemerintah Optimis Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,6 Persen Tahun Ini