Virus Corona
Sensitivitas RT Lamp Saliva, Alat Tes Covid-19 Menggunakan Air Liur, Tembus 94 Persen
Bambang meminta PT Kalbe Farma melakukan pengamatan dan pengujian terhadap validitas alat ini.
Jika habis masa pakai, bisa diperbaiki untuk pemakaian ulang.
Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro mengatakan, dengan besaran harga tersebut, maka biaya tes menjadi hanya Rp 15 ribu.
Baca juga: Djoko Tjandra: Saya Mencintai Indonesia Sebagaimana Cinta Anak kepada Ibunya
"Perkiraan biaya pemeriksaan dengan menghitung adanya operator."
"Kemudian plastik untuk menampung napas yang punya mereka, sekira Rp 7 ribu atau Rp 8 ribu per plastik sekali pakai."
"Itu maka perkiraannya per tes itu Rp 15 ribu."
Baca juga: Kabar Gembira! Indonesia Sebentar Lagi Punya Alat Deteksi Covid-19 Lewat Embusan Napas
"Jadi, menurut saya ini satu alat deteksi yang termurah, tetapi akurat," ujarnya melalui webinar, Jumat (11/12/2020).
Bambang menjelaskan, peserta tes Covid-19 via napas tersebut juga tidak perlu menunggu lama untuk mengetahui hasilnya, karena hanya butuh 3 menit.
"Waktu pemeriksaannya juga relatif cepat, saya mencobanya sendiri di bawah 3 menit."
Baca juga: Tegaskan Tak Ada Lagi Surat Panggilan untuk Rizieq Shihab Cs, Polisi Bakal Langsung Menangkap
"Kemudian tingkat akurasinya sejauh ini dalam validasi yang mereka lakukan di berbagai rumah sakit, ternyata mencapai di atas 90 persen," bebernya.
Jadi, 90 persen yang mencoba alat deteksi ini hasilnya konsisten dengan hasil yang dilakukan dengan metode tes lain, yakni swab atau PCR.
"Jadi, kita punya harapan ini bisa menjadi pelengkap rapid dan swab."
Baca juga: Kuasa Hukum Rizieq Shihab Minta Surat Pemanggilan Tersangka, Penyidik Bilang Belum Ada
"Bisa menjadi alternatif untuk menyeimbangkan antara pemulihan ekonomi dengan penanganan kesehatan," beber Bambang.
Sebelumnya, Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) mengungkapkan, Indonesia sebentar lagi akan punya alat pendeteksi Covid-19 melalui saluran pernapasan.
Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro mengatakan, alat tersebut merupakan inovasi anak bangsa.
Baca juga: Staf Khusus Jokowi Ayu Kartika Dewi Positif Covid-19, Kemungkinan Tertular Saat Makan Bareng
"Semangat berinovasi belum berhenti."
"Peneliti di UGM melahirkan yang mudah-mudahan sebentar lagi bisa kita pakai secara massal."
"Adalah pendeteksi virus Covid-19 dengan embusan napas."
Baca juga: MAKI Duga Harga Sepaket Bansos yang Dikorupsi Juliari Batubara Rp 33 Ribu, Begini Hitungannya
"Ini menurut kami inovasi yang luar biasa," ujarnya dalam webinar, Jumat (11/12/2020).
Bambang menjelaskan, para peneliti itu pertama kalinya mendeteksi Covid-19 ada di saluran pernapasan.
"Karena penyakit ini menyerang saluran pernapasan."
Baca juga: Novel Baswedan Kembali Ungkap Niat Hengkang dari KPK, Nilai Negara Tak Ingin Lagi Berantas Korupsi
"Artinya, di situ mengandung suatu senyawa yang bisa diindikasikan terpapar oleh virus Covid-19," jelasnya.
Alat deteksi ini siap diproduksi massal, maupun dipakai sesegera mungkin.
Karena, tinggal mengurus tahap akhir perizinan di Kementerian Kesehatan.
Baca juga: Kapolda Metro Jaya: Enggak Ada Gigi Mundur, Hukum Harus Tegak pada Ormas yang Merasa di Atas Negara
"Dari pembicaraan terakhir dengan pengembang di UGM, masih ada 1 final report."
"Di-submit ke Kementerian Kesehatan untuk dapat izin edar," papar Bambang. (Fahdi Fahlevi)
UPDATE Covid-19 di Indonesia 18 Januari 2023: 10 Pasien Wafat, 433 Orang Sembuh, 339 Positif |
![]() |
---|
BNPB Tetap Siagakan Tower 6 Wisma Atlet Kemayoran Meski Tak Ada Pasien Covid-19 |
![]() |
---|
UPDATE Covid-19 di Indonesia 17 Januari 2023: 7 Pasien Meninggal, 572 Sembuh, 357 Orang Positif |
![]() |
---|
UPDATE Covid-19 di Indonesia 16 Januari 2023: 12 Pasien Wafat, 530 Orang Sembuh, 225 Positif |
![]() |
---|
UPDATE Covid-19 di Indonesia 14 Januari 2023: 5 Pasien Meninggal, 522 Sembuh, 389 Orang Positif |
![]() |
---|