Virus Corona

Sudah Jadi Budaya, Orang Indonesia Sulit Jaga Jarak Fisik Saat Pandemi Covid-19

Diharapkan, pihak terkait dapat membuat panduan yang jelas dan rinci terkait kebiasaan adaptasi baru ini

Dok. AP II
Suasana antrean penumpang pesawat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang terlihat saling menjaga jarak, beberapa waktu lalu. 

"Jaga jarak fisik itu sulit sekali, misalnya mengantre di kasir walaupun ada batasnya."

"Padahal sudah ada batasnya, tetap saja orang menempel ke punggung orang di depannya," cetus Daisy.

Sulit Diterapkan Meski Paling Efektif

Demi mencegah penularan Covid-19, penerapan protokol kesehatan 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak) digencarkan oleh pemerintah kepada masyarakat.

Namun, menurut Satuan Tugas Penanganan Covid-19, penerapan jaga jarak paling sulit diikuti.

"Ini saya mengerti, karena tidak berkaitan dengan dia sendiri."

Baca juga: Mahfud MD Bilang Rizieq Shihab Ingin Pulang Terhormat Meski Seharusnya Dideportasi karena Overstay

"Kalau orang mencuci tangan, ya seseorang yang sudah menyadari penting cuci tangan akan mencuci tangan," kata Tim Pakar Satgas Covid-19 Bidang Perubahan Perilaku Turro Wongkaren, dalam dialog di kanal Youtube BNPB, Kamis (5/11/2020).

Begitu juga dengan memakai masker, menurut Turro, hal tersebut tergantung individu dan kesadarannya sendiri.

"Tapi kalau jaga jarak, itu kan enggak cuma tergantung dengan dia, tapi juga orang lain," sambungnya.

Baca juga: Gatot Nurmantyo Dapat Bintang Mahaputera, Mahfud MD: Tak Diberi Curiga, Dikasih Dibilang Mau Bungkam

Akademisi Universitas Indonesia itu menyebut, apalagi jika keseharian individu tersebut memang sulit menghindar dari kerumunan atau menerapkan jaga jarak.

"Jadi enggak cuma satu orang, tapi memang setiap orang harus memahami bahwa menjaga jarak dan menjauhi kerumunan enggak cuma penting."

"Tapi sebenarnya efektivitasnya paling tinggi," tutur Turo.

Baca juga: Mahfud MD: Rizieq Shihab Bukan Khomeini, Pengikutnya Tidak Banyak

Kalau mencuci tangan, lanjut Turro, orang berasumsi virusnya ada di tangan dan akan hilang saat sudah dicuci.

Begitu juga memakai masker, Turro menyebut asumsinya virus ada di orang yang terdekat atau di udara.

"Tetapi menjaga jarak, kalau kita enggak dekat-dekat dengan orang yang sakit baik itu OTG ataupun bergejala, peluang untuk tertularnya akan lebih rendah," paparnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved