Partai Politik

Max Sopacua Cs Dorong KLB, Partai Demokrat: Memangnya Punya Hak Suara? Mungkin Mau Reunian Aja Kali

Herzaky menilai adanya pihak tertentu yang merasa memiliki dan berhak memperbaiki Partai Demokrat, sebagai bentuk kecacatan dalam pola pikir.

KOMPAS.com/Indra Akuntono
Mantan Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Max Sopacua mendorong kongres luar biasa (KLB) di partai pimpinan AHY itu. 

WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Pendiri Partai Demokrat Max Sopacua beserta deklarator lainnya mendorong kongres luar biasa (KLB) di partai berlambang mercy itu.

Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) Demokrat Herzaky Mahendra Putra justru menyinggung gerakan pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat (GPK PD).

Menurutnya, GPK PD yang mendorong adanya KLB tak memiliki hak suara di Partai Demokrat.

Baca juga: Polri Takkan Lakukan Penyelidikan Meski Ada Dugaan Penyimpangan Dana Otsus Papua, Ini Alasannya

"Mendadak, di kala Partai Demokrat sedang naik daun dan diapresiasi luas masyarakat, ada segelintir orang."

"Termasuk pejabat penting pemerintahan, berusaha melakukan Gerakan Pengambilalihan Kepemimpinan Partai Demokrat," kata Herzaky kepada Tribunnews, Selasa (23/2/2021).

"Apalagi, GPK PD ini berencana mengadakan KLB."

Baca juga: Relawan FPI Disuruh Copot Atribut Saat Bantu Korban Banjir, Kuasa Hukumnya Ogah Ambil Pusing

"Lah, KLB itu hak pemilik suara."

"Ini segelintir petualang politik sisa masa lalu dan mantan-mantan kader, mentang-mentang didukung oknum orang dekat Istana, mau mengadakan KLB."

"Memangnya punya hak suara dari mana? Mungkin mau reunian aja kali, nyanyi-nyanyi sambil mengenang masa lalu," tuturnya.

Baca juga: Mantan Ketua KPK Busyro Muqqodas: Ada Kesamaan Orde Baru dengan Sekarang, Buzzer Dilegalkan UU ITE

Herzaky menilai adanya pihak tertentu yang merasa memiliki dan berhak memperbaiki Partai Demokrat, sebagai bentuk kecacatan dalam pola pikir.

Dia menilai orang tersebut memiliki ego yang besar.

"Sekarang, ada orang-orang yang dulu diajak untuk melengkapi syarat administrasi pembentukan partai, tiba-tiba merasa Partai Demokrat ada karena dirinya."

Baca juga: Agar Tak Ada Lagi Korban Seperti Dirinya, Baiq Nuril Berharap Revisi UU ITE Terlaksana

"Besar karena dirinya. Mereka itu bukan saja menderita cacat pikiran, memandang sejarah secara anakronistik, tapi juga punya ego jauh lebih besar dari tubuhnya sendiri," ucapnya.

Herzaky juga merasa heran karena ada pihak tertentu yang terkesan mau menyelamatkan Partai Demokrat.

Dia menyindir pihak tersebut, serta mengungkit sejarah PD pada 2014 yang sempat mengalami krisis elektabilitas.

Baca juga: Banjir Jakarta, Anies Baswedan: Alhamdulillah, Atas Izin Allah Sehari Kemudian Surut 99,9 Persen

Padahal, menurut Herzaky, SBY adalah figur yang mampu menyelamatkan Partai Demokrat.

Terlebih, saat sejumlah kader membuat ulah sehingga menurunkan elektabilitas Partai Demokrat.

"Tanpa SBY, pada Pemilu 2014, elektabilitas partai ini tinggal 3 persen saja."

Baca juga: Anies Baswedan Janji Tingkatkan Kinerja Agar Curah Hujan yang Turun di Jakarta Bisa Jadi Rahmat

"Dirusak oleh ulah kader. Kala itu SBY turun tangan, dan Demokrat mampu mendapat 10 persen."

"Turun, tapi tidak terlalu curam."

"Turun, tapi sebagian karena faktor SBY yang tidak dapat kembali dicalonkan menjadi presiden untuk ketiga kali."

Baca juga: Ketum PSI: Anies Tak Pernah Kerjakan Naturalisasi Sungai, yang Bersifat Kosmetik Justru Didahulukan

"Jadi, bukan SBY yang mengakibatkan partai mengalami krisis elektabilitas. Justru SBY yang menyelamatkan partai dari krisis elektabilitas," paparnya.

Saat ini, Herzaky mengatakan Partai Demokrat mulai naik daun di bawah kepemimpinan Ketum PD Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Elektabilitas AHY juga cenderung terus menaik, dibuktikan oleh berbagai survei.

Baca juga: 4 dari 5 Korban Jiwa Akibat Banjir Jakarta Anak-anak, Anies Baswedan Minta Warga Lakukan Hal Ini

Kata Herzaky, kini AHY ada di urutan 5 besar tokoh yang diperhitungkan bakal jadi pemimpin nasional.

"Bersama AHY pula, di Pilkada 2020, Partai Demokrat menang besar, 48 persen."

"Jumlah kader yang menjadi kepala daerah pun meningkat signifikan," ucapnya.

Baca juga: Kubu Rizieq Shihab Salah Tulis Alamat, Penyidik Polda Metro Jaya Ogah Hadiri Sidang Praperadilan

Sebelumnya, Max Sopacua mengungkapkan, deklarator dan senior partai menginginkan adanya perubahan di Partai Demokrat.

Termasuk dirinya, Max dengan senior partai yang lainnya mendorong digelarnya KLB Partai Demokrat.

"KLB itu sesuatu yang tidak haram, KLB itu terdaftar atau merupakan pasal penting dalam AD/ART semua partai politik di dunia," kata Max saat dihubungi Tribunnews, Senin (22/2/2021).

Baca juga: Sempat Difoto Saat Anies Pamer Cipinang Melayu Tak Banjir, Rumiati Kini Trauma dan Minta Bantuan

Max mengatakan, KLB bisa digelar ketika ada ketidakpuasan terhadap suatu masalah yang ada di dalam partai politik.

Dia menilai, KLB tepat digelar lantaran saat ini arah dari kepemimpinan Partai Demokrat tak sesuai cita-cita para pendiri partai.

"Karena partai politik ini punya semua orang, bukan punya satu keluarga."

Baca juga: Kemampuan Legislasi Dipertanyakan, Baleg DPR: Undang-undang Bukan Kitab Suci, Revisi Hal Normal

"Jadi ya kalau disebut bahwa saya ikut mendorong, ya ikut mendorong," ucap Max.

Bahkan, lanjut Max, kini ada anggapan partai dinasti melekat pada Demokrat.

Menurutnya, kini para deklarator, pendiri, dan senior, seolah-olah 'dibuang' dari partai berlambang mercy itu.

Baca juga: DAFTAR Nama Anggota Tim Pelaksana Kajian UU ITE yang Dibentuk Mahfud MD, Bertugas Sampai 22 Mei 2021

"Jadi ini yang mengakibatkan ketidakpuasan dari kelompok-kelompok, teristimewa pendiri melihat partai ini sudah tidak on the track lagi."

"Dan malah yang disayangkan bahwa para pendirinya maupun para seniornya juga sudah seolah-olah dibuang gitu."

"Ini udah tidak tepat dalam sebuah etika berpolitik di partai politik manapun di dunia," bebernya. (Chaerul Umam)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved