Virus Corona

Airlangga Hartarto Positif Covid-19 tapi Tak Diumumkan, Moledoko: Cukup Beberapa Orang yang Tahu

Menurut Moeldoko, apabila ada menteri yang terpapar Covid-19, maka hanya beberapa orang yang perlu mengetahuinya untuk kepentingan pelacakan.

Tribunnews.com/Irwan Rismawan
Airlangga Hartarto saat wawancara khusus dengan Tribun Network di Kantor Tribun Network, Jakarta Pusat, Selasa (1/9/2020). Ia sempat positif Covid-19 namun tidak diketahui publik. 

WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Kepala Staf Presiden Moeldoko angkat bicara terkait Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang sempat positif Covid-19 namun tidak diketahui publik.

Menurut Moeldoko, apabila ada menteri yang terpapar Covid-19, maka hanya beberapa orang yang perlu mengetahuinya untuk kepentingan pelacakan.

"Sehingga kalau terjadi di menteri, cukup beberapa orang yang tahu."

Baca juga: Airlangga Hartarto Tak Umumkan kepada Publik Saat Positif Covid-19, Arief Poyuono Tetap Salut

"Setelah itu langkah-langkah tindakan kesehatan yang harus dijalankan agar semua hal yang berkaitan dengan tracing bisa berjalan," kata Moeldoko di Kantor Staf Presiden, Jakarta, Rabu (20/1/2021).

Moeldoko mengatakan, para menteri membatasi ruang lingkup kerjanya masing-masing.

Para menteri tidak pernah berada dalam area publik yang terlalu besar.

Baca juga: Bantuan Subsidi Upah Masih Lanjut Atau Tidak di 2021? Ini Kata Menteri Ketenagakerjaan

"Kami ini yang ada di kabinet sangat tahu persis ruang lingkup kerja kami seperti apa, berkomunikasi dengan siapa dan seterusnya."

"Yang jelas kita tidak dalam konteks Covid ini, tidak pernah masuk dalam area publik yang sangat besar. karena kita semua membatasi itu," tuturnya.

Hal itu berbeda apabila para menteri beraktivitas dalam ruang lingkup kerja yang luas.

Baca juga: Tito Karnavian: Listyo Sigit Prabowo Punya Pengalaman yang Saya Tidak Dapat

Apabila terpapar Covid-19, maka harus banyak yang mengetahuinya.

"Kami-kami para menteri ini memiliki tugas yang relatif mudah dikenali dengan baik."

"Kita punya instrumen kesehatan yang bisa setiap saat diberitahu untuk melakukan tracing dan seterusnya dan mudah dikontrol."

Baca juga: Tim SAR Tak Temukan Potongan Besar Pesawat SJ 182 pada Hari Kesebelas, Dua Kapal Sempat Berbenturan

"Jadi dalam konteks ini case yang kita lihat ya," paparnya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mendonorkan plasma konvalesen untuk terapi penyembuhan Covid-19.

Donasi plasma konvalesen untuk penyembuhan Covid-19 hanya bisa dilakukan oleh penyintas, atau mereka yang sudah dinyatakan sembuh dari Covid-19.

Sempat terpaparnya Airlangga dari Covid-19 tidak diketahui publik, sebagaimana pejabat lainnya seperti Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.

Baca juga: Sudah Simulasi, Besok Tenaga Kesehatan di RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet Mulai Divaksin

Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono juga mengaku tidak mengetahui Airlangga sempat positif Covid-19.

Menurutnya, tidak ada pemberitahuan resmi Airlangga sempat positif Covid-19.

"Kami tidak tahu juga kalau positif."

Baca juga: Rumah Sakit Rujukan Penuh, Wisma Atlet Mulai Rawat Pasien Covid-19 Bergejala Berat

"Kalau saya dan jajaran Setpres tidak tahu. Tidak ada pemberitahuan resmi," kata Heru kepada wartawan, Selasa (19/1/2021).

Menurut Heru, pengumuman terpaparnya seorang pejabat atau menteri dari Covid-19 harus berdasarkan persetujuan pejabat tersebut.

Atau paling tidak, diumumkan oleh jubir kementeriannya.

Baca juga: Karena Alasan Ini, Rizieq Shihab Menolak Diperiksa Sebagai Tersangka Kasus RS UMMI

"Harus yang bersangkutan menyampaikannya sendiri bahwa seseorang yang terpapar, kena Covid-19 harus dari yang bersangkutan."

"Harus dari Kemenko jubirnya, yang harus sampaikan ke publik," tuturnya.

Terpaparnya Airlangga Hartarto diungkapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy.

Baca juga: Sore Ini Bakamla dan KRI Rigel Serahkan 2 Kantong Bagian Tubuh Korban dan Serpihan Pesawat SJ 182

Dalam acara Pencanangan Gerakan Nasional Pendonor Plasma Konvalesen yang disiarkan secara virtual, Muhadjir mengatakan Airlangga sebagai seorang penyintas Covid-19.

"Yang saya hormati Menko Perekonomian Bapak Airlangga Hartarto yang pada hari ini menjadi salah satu penyintas yang mendonorkan plasma konvalesennya," kata Muhadjir, Senin (18/1/2021).

Airlangga Hartarto yang juga menjabat Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), mendorong penyintas Covid-19 bersedia mendonorkan plasma konvalesennya untuk membantu pasien yang masih dalam perawatan.

Baca juga: PPATK Sudah Blokir 92 Rekening FPI dan Afiliasinya, Akhir Bulan Ini Analisis Ditargetkan Selesai

Airlangga mengatakan donor plasma konvalesen menjadi upaya lain, selain vaksinasi yang tengah berjalan dari pemerintah.

Donor plasma menjadi bagian dari 3T, metode ini masuk dalam treatment.

Melalui donor plasma konvalesen penyintas, diharapkan dapat menekan angka kematian akibat Covid-19 di Indonesia.

Baca juga: Sakit TBC Usus, Kondisi Maheer At-Thuwailibi Drop, Istri Minta Suaminya Diperiksa di Rumah Sakit

Airlangga sendiri mengaku sudah mendonorkan plasma konvalesennya pada pencanangan Gerakan Donor Plasma, Senin (19/1/2021).

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian itu mengakui pernah terpapar, tetapi sudah dinyatakan sembuh.

Keinginannya untuk mendonorkan plasma ini sebagai bentuk ungkapan syukurnya karena bisa bertahan dari paparan Covid-19.

Baca juga: Dua Alasan Ini Bikin Basarnas Kembali Perpanjang Operasi SAR SJ 182 Hingga 21 Januari 2021

Ia mengaku sebelum melakukan donor plasma, sudah melakukan persiapan.

Antara lain, menerapkan pola hidup sehat, dan menjalani pemeriksaan dokter.

Tanpa status sehat dari dokter, calon pendonor tak bisa menyumbangkan plasma darahnya.

Baca juga: Ada Pembangunan Terowongan Silaturahmi, Ini Rekayasa Lalu Lintas di Sekitar Istiqlal-Katedral

“Ini adalah ungkapan rasa syukur saya, karena termasuk orang-orang yang mampu bertahan dari serangan Covid-19."

"Dengan mendonorkan plasma konvalesen, saya berharap bisa menolong pasien Covid lainnya untuk segera sembuh,” ucap Airlangga, Selasa (19/1/2021).

Ia berharap gerakan donor plasma ini diikuti penyintas Covid-19 lainnya di seluruh Indonesia.

Baca juga: Penyelenggaraan Ibadah Haji 2021 Belum Pasti, Ini Tiga Skenario yang Disiapkan Pemerintah

Gerakan donor plasma konvalesen menjadi upaya lain untuk mengatasi pandemi Covid-19 yang sudah menerjang Indonesia hampir setahun.

Selain gerakan donor plasma, pemerintah sudah menggulirkan program vaksinasi dan seruan untuk disiplin protokol kesehatan.

“Kapan lagi kita bersyukur dan menyelamatkan sesama jiwa manusia."

Baca juga: Positivity Rate Covid-19 di Jakarta Tembus 17,9 Persen Lampaui Standar WHO

"Gerakan donor plasma darah ini sebagai bagian dari bersykur sekaligus menyelamatkan jiwa,” paparnya.

“Kalau 10 persen dari penyintas ikut menyumbang plasma, bisa menyelamatkan 70 ribu jiwa,” tegas Airlangga.

Ia menambahkan, target PMI 5.000 plasma perbulan atau 60 ribu pertahun, dan saat ini satu plasma dari penyintas Covid sudah ditunggu 80 pasien yang sedang dalam perawatan.

Baca juga: Rombongan Jokowi Terjang Banjir Sebetis di Kalimantan Selatan, Terbesar Selama 50 Tahun Terakhir

"Informasi laporan dari Bapak Menko PMK Muhadjir, plasma konvalesen dapat menyembuhkan 100 pasien positif Covid tanpa gejala atau bergejala ringan."

"Sedangkan untuk pasien bergejala berat, plasma dari satu pendonor bisa menyelamatkan 85 pasien bergejala berat,” paparnya. (Taufik Ismail) 

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved