Pemkot Ajukan 2,4 Juta Vaksin Virus Corona untuk Masyarakat Kota Tangerang
Wali Kota Tangerang, Arief R Wismansyah menjelaskan Pemerintah Kota Tangerang telah mengajukan sebanyak 2,4 juta dosis vaksin Covid-19.
• Web https://pedulilindungi.id
• Melakukan panggilan ke *119#
Baca juga: Viral Penjual Surat Tes PCR Palsu 1 Jam jadi, Bebas Pilih Tanggal, Kepergok Dr Tirta Langsung Ngamuk
Baca juga: Risma Blusukan, Warga Kolong Tol Penjaringan Dijanjikan Relokasi ke Tempat Layak Seperti di Surabaya
Baca juga: Pihak Pelapor Minta Gisel Berikan Hak Asuh Anak Pada Gading Marten
Bagi tenaga kesehatan atau tenaga penunjang yang ada di fasilitas pelayanan kesehatan yang belum mendapat SMS atau namanya belum terdaftar saat melakukan cek NIK, dapat melengkapi data, yaitu:
NAMA, NIK, ALAMAT, NO HP, TIPE NAKES dan dilengkapi dengan SURAT KETERANGAN dari Kepala FASYANKES yang menerangkan Anda adalah NAKES dari FASYANKES terkait ke email vaksin@pedulilindungi.id.
Penelusuran Wartakotalive.com, saat membuka https://pedulilindungi.id akan terdapat kanal bertuliskan 'Periksa status NIK Anda (saat ini khusus Tenaga Kesehatan) dalam program vaksinasi di sini. PERIKSA.
Anda cukup klik tombol PERIKSA berwarna biru.
Lalu setelah itu akan muncul tampilan, 'Periksa status data Anda dalam program vaksinasi COVID-19 gratis dari pemerintah. Masukan Nomor NIK Anda.
Anda cukup masukkan NIK di dalam kolom, dan masukkan kode yang ada di layar, dan klik 'selanjutnya'.
Jika status Anda belum masuk dalam calon penerima vaksinasi maka akan muncul keterangan berikut:
"Mohon maaf, Anda dengan NIK 3275************ Saat ini BELUM termasuk calon penerima vaksinasi COVID-19 GRATIS pada periode ini.'
Apa itu PeduliLindungi?
PeduliLindungi adalah aplikasi yang dikembangkan untuk membantu instansi pemerintah terkait dalam melakukan pelacakan untuk menghentikan penyebaran Coronavirus Disease (COVID-19).
Aplikasi ini mengandalkan partisipasi masyarakat untuk saling membagikan data lokasinya saat bepergian agar penelusuran riwayat kontak dengan penderita COVID-19 dapat dilakukan.
Pengguna aplikasi ini juga akan mendapatkan notifikasi jika berada di keramaian atau berada di zona merah, yaitu area atau kelurahan yang sudah terdata bahwa ada orang yang terinfeksi COVID-19 positif atau ada Pasien Dalam Pengawasan.
Vkasin dari Inggris dan ASMenteri Luar Negeri (Menlu RI) Retno Marsuadi menyampaikan Pemerintah Indonesia sedang melakukan komunikasi dengan Pemerintah Inggris dan Amerika Serikat.
Hal tesebut disampaikannya melalui siaran channel Youtube Sekretariat Presiden saat menerima kedatangan 1,8 juta vaksin Sinovac Biotech asal Cina.
Menurutnya komunikasi tersebut dilakukan dalam upaya mendatangkan puluhan juta vaksin AstraZeneca asal Inggris dan Novavax asal Amerika Serikat.
Baca juga: Baru Dilarang oleh Pemerintah, FPI Ganti Nama jadi Front Persatuan Islam, Deklarasi di Jakarta
Baca juga: Polisi yang Bunuh Diri, Tembak Anak dan Istri di Depok Dikenal Tetangga Sosok Pendiam dan Kreatif
Baca juga: Ternyata Pria Berinisial MYD di Video Syur, Seorang Pengusaha dan Kerap Bekerjasama dengan Gisel
"Keduanya telah kita menjalin komunikasi untuk mengamankan suplai tersebut. Keduanya akan didatangkan masing-masing sebesar 50 juta dosis vaksin," ujar Retno Dilansir dari channel Youtube Sekretariat Presiden, Tangerang, Kamis (31/12/2020).
Terjalinnya komunikasi tersebut, kata Retno turut berimbas akan pembicaraan kerjasama Pemerintah Indonesia dengan Amerika Serikat dan Jerman dalam upaya mendatangkan vaksin covid-19 merek Pzifer.
Upaya itu dilakukan bersamaan dengan komunikasi Pemerintah Indonesia dengan dua negara yakni Amerika Serikat dan Inggris terkait vaksin covid-19.
"Iya secara paralel pembicaraan berkesinambungan saat ini juga sedang dilakukan dengan pihak Pfizer. Berharap bisa mendatangkan juga ke Indonesia," katanya.
Diwartakan sebelumnya, Pemerintah Indonesia kembali menerima jutaan vaksin covid-19 Sinovac Biotech yang tiba di Bandara Soekarno Hatta (Soetta) sekitar pukul 12.00 WIB.
Berdasarkan pantauan dari channel Youtube Sekretariat Presiden, sejumlah 1,8 juta vaksin pada tahap II ini didatangkan dari negara asalnya yakni Cina.
Dalam kedatangannya itu, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menyampaikan jutaan vaksin tersebut langsung dibawa ke wilayah Bandung.
"Untuk selanjutnya vaksin ini akan dikirim ke Biofarma Bandung, Jawa Barat, untuk penyimpanan sesuai dengan protokol penyimpanan vaksin secara aman sesuai dengan standar WHO," ujar Retno.
Retno menuturkan kedatangan vaksin tahap II ini merupakan lanjutan dari pengadaan vaksin pada tahap I antara pemerintah Indonesia dengan otoritas pihak Cina.
Tibanya vaksin covid-19 tahap II ini mengartikan sudah terdapat 3 juta vaksin Sinovac Biotech yang diterima Pemerintah Indonesia melalui otoritas Cina.
"Sebelumnya pengiriman pertama sebanyak 1,2 juta dosis pada 6 Desember 2020. Dan dalam waktu dekat diharapkan sebanyak 15 juta dosis vaksin Sinovac yang kemudian akan manufaktur oleh Biofarma akan juga tiba di indonesia," jelasnya.
Vaksin kemudian akan diberangkatkan ke laboratorium PT Bio Farma (Persero) di Bandung, Jawa Barat untuk diamankan sementara dan diperkirakan akan tiba pada pukul 20.00 WIB.
Baca juga: Viral Penjual Surat Tes PCR Palsu 1 Jam jadi, Bebas Pilih Tanggal, Kepergok Dr Tirta Langsung Ngamuk
Baca juga: Risma Blusukan, Warga Kolong Tol Penjaringan Dijanjikan Relokasi ke Tempat Layak Seperti di Surabaya
Baca juga: Pihak Pelapor Minta Gisel Berikan Hak Asuh Anak Pada Gading Marten
Penerima Vaksin Diberitahu Lewat SMS
Kementerian Kesehatan akan mengirimkan pesan singkat atau SMS kepada tiap warga negara untuk melakukan vaksinasi Covid-19.
Dilansir Kontan, berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/Menkes/12757/2020, pengiriman pesan singkat itu akan dimulai pada Kamis (31/12/2020) ini.
Surat keputusan itu mengatur tentang penetapan sasaran pelaksanaan vaksinasi Covid-19 yang diteken Menkes Budi Gunadi Sadikin, Senin (28/12/2020).
"Pelaksanaan vaksin Covid-19 diawali dengan pengiriman pemberitahuan melalui short message service (SMS) blast pada 31 Desember 2020," demikian bunyi peraturan tersebut.
Dalam beleid tersebut dijelaskan bahwa sasaran pelaksanaan vaksinasi Covid-19 merupakan masyarakat kelompok prioritas penerima vaksin sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
Masyarakat yang mendapatkan pemberitahuan melalui SMS wajib mengikuti pelaksanaan vaksinasi Covid-19.
Sementara itu, lewat beleid yang ditandatangani Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dan berlaku sejak 14 Desember 2020, ada aturan mengenai daftar WNI yang akan dilakukan vaksinasi.
Baca juga: Besok Tambahan 1,8 Juta Vaksin Sinovac dari Cina Tiba di Indonesia
Baca juga: Sandiaga Uno Berharap Vaksin Covid-19 Jadi Secercah Harapan Bagi Kebangkitan Pariwisata Indonesia
Kriteria penerima vaksin
Salah satu pasal menyebutkan, kriteria penerima vaksin Covid-19 di Indonesia ditetapkan berdasarkan kajian Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (Indonesian Technical Advisory Group in Immunization) dan/atau Strategic Advisory Group of Experts on Immunization of the World Health Organization (SAGE WHO).
Selain itu, disebutkan pula prioritas penerima vaksin pertama adalah tenaga kesehatan, asisten tenaga kesehatan, tenaga penunjang yang bekerja pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia, aparat hukum, dan petugas pelayanan publik lainnya.
Baca juga: Banggakan 30 Juta Dosis Vaksin Covid-19 Akhir 2020, Ini Pesan Susi Pudjiastuti untuk Erick Thohir
Setelah itu, ada pula tokoh masyarakat/agama, pelaku perekonomian strategis, perangkat daerah kecamatan, perangkat desa, dan perangkat rukun tetangga/rukun warga.
Untuk prioritas berikutnya adalah guru/tenaga pendidik dari PAUD/TK, SD, SMP, SMA, atau setingkat/sederajat, dan perguruan tinggi; aparatur kementerian/lembaga, aparatur organisasi perangkat Pemerintah Daerah, dan anggota legislatif.
Prioritas lainnya adalah masyarakat rentan dari aspek geospasial, sosial, ekonomi dan masyarakat pelaku perekonomian lainnya.
DATA Efektivitas Vaksin Virus Corona China Hasil Uji Klinik 3 Keluar, di Bawah Pfizer dan Moderna
Perusahaan raksasa farmasi Sinopharm dari China mengklaim bahwa efektivitas Vaksin Virus Corona Sinopharm mencapai 79,34 persen.
Hasil uji Vaksin Sinopharm terhadap inumintas tubuh ini di bawah hasil uji Vaksin Pfizer-BioNTech dan Vaksin Moderna.
Seperti diberitakan sebelumnya, efektivitas Vaksin Pfizer-BioNTech sebesar 95 persen dan Vaksin Moderna 94,5 persen.
Kantor berita AFP memberitakan, berdasarkan hasil uji coba klinik tahap ketiga, Vaksin Virus Corona Sinopharm menemukan bahwa vaksin tersebut 79 persen efektif
Demikian disampaikan manajemen perusahaan raksasa farmasi China tersebut pada 30 Desember 2020.
Baca juga: WHO Larang Kebijakan Wajibkan Vaksin Virus Corona, Bagaimana Nasib Perda DKI Jakarta No 2 Tahun 2020
Baca juga: WHO Ungkap Fakta Pengaruh Vaksin Sinovac Terhadap Imun Tubuh Rendah, Bandingkan 9 Vaksin Corona Lain
Hasil Uji Klinik Tahap 3 Sinopharm Beda
Informasi yang diperoleh Warta Kota dari Dailymail.co.uk pagi ini menyebutkan, pembuat obat milik negara China, Sinopharm, mengatakan pada hari Rabu vaksin Covid-19-nya menunjukkan kemanjuran 79,34%.
Sinopharm juga telah meminta persetujuan peraturan ke pemerintah setempat untuk suntikan vaksin tersebut.
Jika langkah itu berhasil, maka Sinopharm akan menjadi vaksin pertama yang disetujui China untuk penggunaan kepada masyarakat umum.
Baca juga: PROMO Tahun Baru Indomaret Dapatkan Diskon Sampai Hemat Beli 2 untuk Snack, Minuman, Susu Anak
Pengumuman tingkat efektivitas Vaksin Virus Corona Sinopharm ini lebih rendah dibandingkan hasil pengumuman yang disampaikan Uni Emirat Arab pada 9 Desember 2020.
Uni Emirat Arab adalah salah satu negara yang melakukan uji coba klinik fase 3 untuk Vaksin Virus Corona Sinopharm.
Perbedaan tingkat kemanjuran untuk vaksin yang sama menimbulkan sejumlah pertanyaan.
Tetapi, seorang juru bicara menolak untuk menjelaskan perbedaan tersebut dan mengatakan hasil rinci akan dirilis nanti, tanpa memberikan garis waktu.
Pakar kesehatan memperingatkan bahwa data yang dikeluarkan sedikit demi sedikit, tanpa detail yang memadai, dapat merusak kepercayaan terhadap vaksin.
Peneliti Turki mengatakan pada hari Kamis hasil sementara mereka dari vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh Sinovac Biotech China menunjukkan tingkat kemanjuran 91,25%.
Tetapi, pada saat yang sama hasil uji klinik fase 3 di Brasil menyebutkan bahwa tingkat kemanjuran Vaksin Sinovac antara 50 persen dan 90 persen.
Sebelumnya, tingkat keberhasilan Pfizer Inc dan mitranya BioNTech SE dan Moderna Inc telah diumumkan dan di atas 90 persen.
Baca juga: 3 VAKSIN Virus Corona Ini Segera Diizinkan WHO Digunakan Darurat, Bagaimana Nasib Sinovac dari China
Vaksin China Jadi Barang Publik
Presiden China Xi Jinping telah berjanji untuk menjadikan vaksinnya sebagai barang publik global.
China telah memenangkan beberapa kesepakatan pasokan besar ke sejumlah negara, seperti Indonesia dan Brasil.
Indonesia dan Brasil adalah negara padat penduduk di Asia Tenggara dan Amerika Latin.
Meski demikian, sampai saat ini belum ada perusahaan farmasi China yang merilis secara lengkap data hasil atau khasiat vaksin mereka secara rinsi ke publik.
"Saya pikir itu berita yang sangat positif. Hasil untuk vaksin Covid lainnya ... juga dirilis pada awalnya dalam siaran pers yang sangat singkat, dan dalam beberapa minggu lebih detail diberikan," kata Benjamin Cowling, seorang profesor kesehatan masyarakat di Universitas Hong Kong, China.
Namun, para ahli memperingatkan bahwa masih terlalu dini untuk menyimpulkan seberapa sukses vaksin Sinopharm.
"Data hanya dapat diinterpretasikan ketika ada data detail, seperti desain penelitian, jumlah peserta, periode observasi dan jumlah kasus, dijelaskan," kata Ooi Eng Eong, seorang profesor imunologi di National University of Singapore.
Vaksin Sinopharm adalah salah satu dari lima kandidat paling maju dari China dalam hal pengembangan dan telah digunakan dalam program penggunaan daruratnya yang telah memvaksinasi ratusan ribu orang sejak Juli 2020.
Pengembangnya, Beijing Biological Products Institute, sebuah unit anak perusahaan Sinopharm China National Biotec Group (CNBG), mengatakan bahwa mereka telah mengajukan permohonan ke Administrasi Produk Medis Nasional untuk persetujuan bersyarat dari vaksin tersebut.
CNBG memiliki vaksin lain dalam uji coba tahap akhir dan keduanya telah disetujui untuk penggunaan darurat di China meskipun penelitian belum selesai.
Permintaan persetujuan di China datang ketika Inggris pada Rabu menyetujui vaksin COVID-19 kedua, suntikan yang dikembangkan oleh Universitas Oxford dan AstraZeneca, ketika negara itu berjuang melawan gelombang musim dingin besar yang didorong oleh varian baru virus tersebut. (m23)
Butuh 3,5 Tahun
Vaksinasi Covid-19 akan dimulai pada pertengahan Januari 2021 sesuai arahan Presiden Jokowi.
Namun dibutuhkan 3,5 tahun untuk bisa menyelesaikan program vaksinasi ini karena dilakukan secara bertahap.
Menkes Budi Gunadi Sadikin mengatakan sudah menyiapkan 426 juta dosis vaksin Covid-19 untuk 181 juta penduduk Indonesia.
Presiden Joko Widodo mengatakan program vaksinasi Covid-19 akan dimulai pada pertengahan Januari 2021.
Menurutnya, pemerintah telah mengamankan sejumlah stok vaksin Covid-19 untuk diberikan secara gratis ke masyarakat.
Baca juga: Jutaan Vaksin Covid-19 Asal Cina Kembali Tiba di Indonesia
Hal itu ia sampaikan melalui akun Twitter pribadinya, @jokowi pada Jumat (1/1/2020).
"Tahun ini, pemerintah akan menggelar vaksinasi massal Covid-19. Indonesia telah mengamankan pasokan vaksin dari Sinovac, Novavax, AstraZeneca, dan BioNTech-Pfizer," kata Jokowi.
Hingga kini, satu di antara vaksin yang berasal dari Cina, Sinovac telah tiba di Indonesia.
Pada (6/12/2020), 1,2 juta dosis vaksin Sinovac telah tiba di Tanah Air.
Kemudian disusul pada Kamis (31/12/2020) sebanyak 1,8 juta vaksin juga tiba di Tanah Air.
Artinya, saat ini Indonesia memiliki 3 juta dosis vaksin Sinovac.

Adapun, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sebelumnya mengatakan, vaksinasi akan dilakukan secara bertahap.
Hal itu ia sampaikan dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (29/12/2020) lalu.
Baca juga: Tenaga Kesehatan Jadi Kelompok Pertama Dapat Vaksinasi Covid-19, Akan Dapat SMS atau Cek Situs Ini
Baca juga: Ini Link Untuk Cek Anda Masuk Daftar Penerima Vaksin Covid-19. Cukup Masukkan NIK
Tahapan Pemberian Vaksin
Tahap pertama, untuk 1,3 juta tenaga kesehatan di 34 provinsi di Tanah Air yang akan divaksin.
"Ini adalah garda terdepan, orang-orang yang paling penting di masa pandemi krisis Covid-19," kata Budi.
Kemudian setelah tenaga kesehatan divaksin, vaksinasi Covid-19 akan dilanjutkan kepada para petugas publik yang berjumlah sekitar 17,4 juta orang.
Lalu vaksin akan diberikan kepada penduduk lanjut usia di atas 60 tahun yang jumlahnya mencapai 21,5 juta orang.
"Sesudah itu nanti masyarakat normal akan mulai diimunisasi," kata Budi.
Sementara itu, Budi Gunadi Sadikin juga mengatakan tentang perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan vaksinasi.
Menurutnya, setidaknya 3,5 tahun dibutuhkan untuk menyelesaikan proses vaksinasi Covid-19 di Indonesia.
Perhitungan tersebut sesuai dengan jumlah sasaran vaksinasi untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity.
"Kira-kira butuh waktu 3,5 tahun untuk vaksinasi semuanya," ujar Budi, dikutip dari Kompas.com.
Budi menjelaskan, untuk mencapai kekebalan kelompok, pemerintah telah menyiapkan sebanyak 426 juta dosis vaksin untuk 181 juta penduduk Indonesia.
Jumlah tersebut sudah sesuai dengan standar dari Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO.
Menurut Budi, nantinya setiap penduduk akan dilakukan dua kali penyuntikan.
"Kami menyiapkan buffer stock sebanyak 15 persen. Jadi total yang kita butuhkan sekitar 426 juta dosis vaksin," kata Budi Gunadi.
TONTON JUGA
"Dengan kalkulasi tersebut, diperkirakan waktu yang diperlukan 3,5 tahun untuk menyelesaikan proses vaksinasi Covid-19 di Indonesia," tuturnya.
Lebih lanjut, pihaknya juga telah merinci pembelian vaksin berasal dari lima jalur.
Sebanyak empat jalur berasal dari kerja sama bilateral dengan empat produsen.
Yaitu Sinovac dari China, Novavax dari Kanada-Amerika, Pfizer dari Jerman-Amerika dan AstraZeneca dari Swiss-Inggris.
Kemudian, satu jalur lain berasal dari kerja sama multilateral yakni COVAX/GAVI dari aliansi vaksin GAVI dengan didukung WHO dan CEPI.
Budi menegaskan, komunikasi terus dilakukan secara intens, mengingat saat ini vaksin menjadi komoditas yang paling diperebutkan oleh seluruh negara di dunia.
"Karena memang ini belum ada barangnya, kita harus siap-siap. Jadi ada isu kemanusiaan di sini,
itu sebabnya kita agresif mencari vaksin."
"Meski vaksinnya belum terbukti kita sudah DP duluan. Kenapa? Karena nanti kita ngak kebagian," jelasnya.
Pemerintah berharap vaksin-vaksin tersebut segera tiba di Indonesia.
Sehingga bisa segera dilakukan penyuntikan bagi 181 juta penduduk Indonesia.
Terutama bagi para tenaga kesehatan yang selama 10 bulan ini telah berjuang di garda terdepan penanganan Covid-19.
(Tribunnews.com/Maliana, Kompas.com/Dian Erika Nugraheny/DIK)
Sebgian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Vaksinasi Mulai Pertengahan Januari, Menkes: Pemerintah Siapkan 426 Juta Dosis untuk 181 Juta Warga dan di Kompas.com dengan judul "Mulai Hari ini, Pemerintah Akan Kirim SMS ke Penerima Vaksin Covid-19"