Aksi Terorisme

Bertahan Hidup di Hutan dan Gunung, Kelompok Teroris Ali Kalora Cs Kerap Rampas Makanan Warga

Menurut Awi, kelompok ini langsung kembali masuk ke dalam hutan menuju pegunungan, setelah merampas bahan makanan penduduk.

Polri
Polri merilis selebaran daftar pencarian orang (DPO) kelompok jaringan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso. 

WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Karo Penmas Humas Polri Brigjen Awi Setyono mengatakan, kelompok jaringan teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso selama ini bertahan hidup dengan merampas makanan penduduk di sekitar Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.

Menurut Awi, kelompok ini langsung kembali masuk ke dalam hutan menuju pegunungan, setelah merampas bahan makanan penduduk.

Aksi ini diduga terus dilakukan berulang kali.

Baca juga: DAFTAR Terbaru 50 Zona Merah Covid-19 di Indonesia: Jawa Tengah Mendominasi, DIY Sumbang Dua

"Sementara ini yang kita ketahui bersama, bahwasanya mereka untuk bertahan hidup dengan turun ke desa ke kampung meminta makanan," ungkap Brigjen Awi di Bareskrim Polri, Jakarta, Rabu (2/12/2020).

Awi menyampaikan, kelompok Ali Kalora Cs ini tidak tinggal menetap di suatu tempat atau daerah dengan tempo waktu yang lama."

Hal inilah yang membuat Satgas Tinombala kerap kesulitan mencari kelompok ini di dalam hutan.

Baca juga: Pasien Covid-19 di Kabupaten Bogor Melonjak 52 Orang, Paling Banyak di Kecamatan Cileungsi

"Karena memang dia bergerak terus, sementara sebenarnya kan istilah kami itu mereka sudah terdesak ini."

"Karena apa? Kehabisan bekal sehingga yang terjadi, dia meneror masyarakat meminta makan."

"Dan terakhir merampok dengan kekerasan atau pembunuhan."

Baca juga: Anies-Ariza Tetap Pimpin Ibu Kota Meski Positif Covid-19, Minta Jajaran Pemprov Giat Layani Warga

"Kemudian ujung-ujungnya mereka ambil beras," jelasnya.

Kendati begitu, kelompok Ali Kalora Cs ini tak akan menyakiti warga sekitar yang tak melawan saat bahan makanannya dirampas oleh mereka.

"Selama ini beberapa hasil penyelidikan yang dikasih dalam tekanan, mereka kasih tidak di aniaya."

Baca juga: Pengesahan APBD DKI 2021 Ditargetkan Tepat Waktu Meski Anies-Ariza Terpapar Covid-19

"Namun kemarin karena ada perlawanan tidak diberi sehingga yang terjadi demikian," jelasnya.

Atas dasar itu, ia meminta seluruh masyarakat sekitar untuk aktif melaporkan jika menemukan pergerakan kelompok ini.

Khususnya, ketika kelompok ini kembali ke luar hutan saat mencari perbekalan ke desa.

Baca juga: UPDATE Kasus Covid-19 di Indonesia 28 November 2020: Melonjak 5.418, Pasien Positif Tembus 527.999

Sebelumnya, pembunuhan terhadap satu keluarga terjadi di Dusun 5 Lewonu, Sigi, Sulawesi Tengah.

Pembunuhan tersebut diduga dilakukan oleh jaringan Mujahidin Indonesia Timur (MIT).

Aparat gabungan dari kepolisian dan TNI kini mengejar jaringan MIT teroris tersebut.

Baca juga: UPDATE Kasus Covid-19 di Indonesia 27 November 2020: Rekor Baru Lagi! Pasien Positif Tambah 5.828

Mabes Polri pun membeberkan kronologi kejadian.

"Jumat, 27 November 2020 pukul 10.30 WITA, anggota Polsek Palolo menerima informasi dari masyarakat."

"Bahwa ada salah satu warga Dusun 5 Lewonu yang dipenggal kepalanya."

Baca juga: Mau Dipanggil Penyidik Rizieq Shihab Sakit, Kapolda: Positive Thinking Saja

"Dan beberapa rumah dibakar oleh orang tidak dikenal," kata Brigjen Awi Setiyono, Karopenmas Divhunas Polri, Sabtu (28/11/2020).

Sesampainya di TKP, ada empat mayat yang ditemukan dan 7 rumah dibakar.

Polisi kemudian melakukan olah TKP dipimpin oleh Kapolres Sigi AKBP Yoga Priyahutama, dan Tim Inafis Polda Sulteng.

Baca juga: Abu Bakar Baasyir Dikabarkan Sakit dan Dirawat, Tak Ada Penjagaan Ketat di RSCM

"Lima saksi yang diinterogasi menyatakan bahwa pelaku kurang lebih 10 orang tidak dikenal."

"3 orang membawa senjata api (laras panjang 1 dan 2 senpi genggam)," ungkap Awi.

Setelah diperlihatkan DPO teroris MIT, Awi mengatakan para saksi yakin identitas tiga orang OTK tersebut adalah teroris kelompok Ali Ahmad alias Ali Kalora.

Baca juga: 52 Warga Kabupaten Bogor Positif Covid-19 per 26 November 2020, Zona Hijau Cuma di Tenjo

"Saat ini sudah ada back up kurang lebih 100 orang pasukan dari Satgas Tinombala, Brimob Polda Sulteng, dan TNI."

"Untuk melakukan pengejaran terhadap kelompok Ali Kalora tersebut," papar Awi.

Kapolri Perintahkan Tembak Mati

Kapolri Jenderal Idham Azis mengaku sudah menerjunkan Satuan Tugas (Satgas) Tinombala ke Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, untuk mencari kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora.

Hal itu terkat pembunuhan satu keluarga dan pembakaran rumah warga, Jumat (27/11/2020) lalu.

Mantan Kepala Bareskrim Polri itu menegaskan, negara tidak boleh kalah dengan kelompok teror yang sudah melakukan tindakan pembunuhan terhadap masyarakat apapun dalihnya.

“Saya sudah bilang ke anggota, tindak tegas mereka."

"Jika ketemu lalu mereka melawan, tembak mati saja,” ujar Idham lewat keterangan tertulis, Senin (30/11/2020).

Menurut dia, selain Polri, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto juga sudah menerjunkan pasukan untuk mencari dan mengepung kelompok Ali Kalora.

“Kita akan cari sejumlah tempat yang selama ini jadi persembunyian kelompok Ali Kalora,” tegas mantan Kapolda Metro Jaya ini.

Respons Jokowi

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengutuk keras aksi biadab terorisme di Sigi.

Hal itu ia sampaikan di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (30/11/2020). Berikut ini isi lengkap pernyataan Jokowi:

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Baca juga: 626 Jenazah Dimakamkam Pakai Protokol Covid-19 di TPU Pedurenan Sejak Maret 2020

Saya mengutuk keras tindakan-tindakan di luar batas kemanusiaan dan tidak beradab yang menyebabkan empat orang saudara-saudara kita meninggal dunia dalam aksi kekerasan yang terjadi di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.

Tindakan yang biadab itu jelas bertujuan untuk menciptakan provokasi dan teror di tengah-tengah masyarakat, yang ingin merusak persatuan dan kerukunan di antara warga bangsa.

Saya menyampaikan dukacita yang mendalam kepada keluarga korban.

Baca juga: Wali Kota Cimahi dan Bos RS Kasih Bunda Jadi Tersangka, Suap Rp 425 Juta Dibawa Pakai Tas Plastik

Ini adalah tragedi kemanusiaan, dan pemerintah akan memberikan santunan kepada mereka yang ditinggalkan.

Saya sudah memerintahkan Kapolri untuk mengusut tuntas jaringan-jaringan pelaku dan membongkar jaringan itu sampai ke akar-akarnya.

Saya juga telah memerintahkan kepada Kapolri dan Panglima TNI untuk meningkatkan kewaspadaan.

Baca juga: Jadi Tersangka, Wali Kota Cimahi: Semata-mata Ketidaktahuan, Saya Pikir Tidak Masuk Pasal Apa-apa

Sekali lagi, saya tegaskan bahwa tidak ada tempat di Tanah Air kita ini bagi terorisme.

Terakhir, saya minta kepada seluruh masyarakat di seluruh pelosok Tanah Air agar semuanya tetap tenang dan menjaga persatuan namun juga tetap waspada.

Kita semua harus bersatu melawan terorisme.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. (Igman Ibrahim)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved