Partai Politik

PKS Dituding Ogah Tampung Massa 212 dan Eks Kader PBB, Ini Kata Hidayat Nur Wahid

HNW membenarkan sempat menjenguk Cholil, namun dia tidak berniat membicarakan hal politik saat menjenguk.

Kompas.com
Hidayat Nur Wahid 

WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Hidayat Nur Wahid (HNW) membantah tudingan A Cholil Ridwan, yang menyebut PKS tak mau menampung massa 212 dan eks kader Partai Bulan Bintang (PBB).

HNW membenarkan sempat menjenguk Cholil, namun dia tidak berniat membicarakan hal politik saat menjenguk.

"Memang benar saya menjenguk Cholil Ridwan senior saya, ketika saya dapat kabar beliau sakit dan dirawat di suatu RS, ya kemudian saya menjenguk beliau."

Baca juga: Hari Ini Partai Masyumi Reborn Dideklarasikan, Banyak Tokoh KAMI Bergabung

"Tentu enggak terpikir urusan politik, karenanya saya ketika menjenguk juga enggak didampingi staf, saya hanya sendiri."

"Dan kemudian biasalah pembicaraan menjenguk orang sakit ya yang ringan-ringan dan menyemangati agar sembuh."

"Tiba-tiba beliau mengangkat masalah itu," ujar HNW ketika dihubungi Tribunnews, Sabtu (7/11/2020).

Baca juga: Fredrich Yunadi Gugat Setya Novanto Bayar Jasa Rp 2 Triliun ke PN Jakarta Selatan, Ini Rinciannya

HNW juga enggan disebut berpikir terlalu lama.

Dia berpikir, memosisikan, dan mempertanyakan apakah Cholil memang mempunyai mandat, baik dari PA 212 dan PBB, untuk menyampaikan hal tersebut.

Karena, Cholilbukan pimpinan PA 212 ataupun PBB.

Baca juga: KISAH Pegawai Pizza Hut Turun ke Jalan Jajakan Dagangan, dari Ruangan AC Kini Harus Panas-panasan

"Jadi kalau beliau tidak mendapatkan mandat, jawabnya juga bagaimana kan?"

"Saya waktu itu memang sampaikan akan kita musyawarahkan."

"Tapi yang saya maksudkan itu juga agar beliau bermusyawarah dengan kawan-kawan dari PBB dan PA 212, bagaimana ke depan terbaiknya," paparnya.

Baca juga: Pasien Covid-19 di Kabupaten Bogor Tambah 22 Orang, Tanjungsari dan Sukajaya Zona Hijau

Wakil Ketua MPR itu juga mengatakan, tudingan PA 212 ditolak oleh PKS, sudah disanggah oleh Sekretaris Umum FPI Novel Bamukmin.

HNW mengatakan, selama ini PKS sangat terbiasa berkomunikasi PA 212 atau FPI.

Faktanya, sebelum menjenguk dan bertemu Cholil, HNW menegaskan PKS sudah mengakomodasi PA 212 dan FPI dalam banyak hal.

Baca juga: Jika Masyarakat Konsisten Terapkan 3M, Bulan Depan Kasus Aktif Covid-19 Bisa Turun Jadi 8 Persen

"Pertama dalam hal advokasi, seperti yang dikatakan Novel Bakmukmin."

"Kami banyak dimintai bantuan soal advokasi dari kepentingan mereka."

"Kedua, dalam hal pencalonan anggota DPR atau DPRD 2019, banyak lho calon PKS dari PA 212 atau FPI."

Baca juga: Beda dari Sebelumnya, Bantuan Subsidi Gaji Termin 2 Disinkronkan dengan Data Wajib Pajak

"Ketiga, dalam hal mengakomodasi mereka terkait dengan masalah pembahasan UU."

"Kami sering mengundang mereka ke DPP atau Fraksi PKS, atau kami diundang oleh mereka."

"Jadi mengakomodasi atau diterima mereka itu sudah begitulah yang terjadi."

Baca juga: Dideklarasikan Lewat Zoom, Partai Masyumi Hidup Lagi, Ini Nama-nama Calon Majelis Syuro

"Seperti yang disampaikan Habib Novel Bamukmin, tidak benar karenanya PA 212 ditolak oleh PKS," jelasnya.

HNW menegaskan pihaknya sangat menghormati keinginan Cholil dan kawan-kawannya untuk membangkitkan kembali Partai Masyumi.

Namun, dia mengimbau akan lebih baik jika alasan pembentukan atau berdirinya kembali partai politik itu tidak dikaitkan dengan satu hal yang tidak faktual.

Baca juga: Musim Hujan Tiba, 50 RPTRA di Jakarta Pusat Disiapkan Jadi Tempat Pengungsian Korban Banjir

"Seolah-olah PKS menolak umat, enggak, PKS menerima umat dan membela kepentingan umat, mengadvokasi, dan itu sudah terbukti."

"Bahwa kemudian beliau memiliki pilihan politik lain ya monggo saja, kan selama ini juga beragam pilihan kita."

"Yang dipentingkan jangan sampai beda pilihan politik kemudian menghadirkan sikap saling membenci atau tidak mau bersilaturahmi."

Baca juga: Dianggap Tak Diperlukan Lagi, Pemerintah Kaji Rencana Pembubaran 10 Lembaga

"Saya sampai mengunjungi beliau di RS, kalau bukan silaturahmi apa dong?"

"Janganlah silaturahmi yang baik itu kemudian balasannya adalah informasi yang tidak akurat," ucapnya.

Sebelumnya, Partai Masyumi hidup lagi setelah dideklarasikan di aula Masjid Furqon, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Sabtu (7/11/2020).

Baca juga: Partai Masyumi Didirikan untuk Tampung Massa 212 dan Mantan Kader PBB

Acara deklarasi disiarkan secara virtual via aplikasi Zoom.

Dalam kesempatan itu, Ketua Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Partai Islam Ideologis (BPU-PPII) A Cholil Ridwan yang memimpin jalannya deklarasi, sedikit bercerita mengapa Partai Masyumi kembali bangkit.

Baca juga: Hari Ini Partai Masyumi Reborn Dideklarasikan, Banyak Tokoh KAMI Bergabung

Awalnya, Cholil menyinggung soal kemenangan Jokowi pada Pilpres 2019, yang didukung oleh ormas Nahdlatul Ulama (NU).

Menurutnya, Maruf Amin sangat berjasa besar dalam kemenangan Jokowi, karena membawa NU mendukung Jokowi.

"75 tahun kita merdeka, ada organisasi NU yang anggotanya puluhan juta, ormas Muhammadiyah anggotanya jutaan."

Baca juga: Dideklarasikan Lewat Zoom, Partai Masyumi Hidup Lagi, Ini Nama-nama Calon Majelis Syuro

"Sampai-sampai kalau ada apa-apa, yang diundang hanya Muhammadiyah dan NU."

"Dulu yang diundang juga Dewan Dakwah. Ketahuan Dewan Dakwah bukan ormas," ujar Cholil, Sabtu (7/11/2020).

"Tapi apa makna dua ormas besar ini, bila sedang berhadapan dengan masalah, Pak Maruf Amin memberikan jasa yang sangat besar pada kemenangan Jokowi."

Baca juga: Mahfud MD Bilang Rizieq Shihab Ingin Pulang Terhormat Meski Seharusnya Dideportasi karena Overstay

"Atas nama ormas NU, jika massa puluhan juta ormas NU mendukung Jokowi, menjadikan Jokowi menang mengalahkan Prabowo, capres dari ulama dan Umat Islam," imbuhnya.

Namun, ketika Jokowi sudah menjabat sebagai Presiden kembali, Cholil mempertanyakan posisi Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, yang tak diisi oleh perwakilan NU dan perwakilan Muhammadiyah.

Posisi tersebut justru diisi oleh Fachrul Razi pada Menteri Agama, dan Nadiem Makarim pada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Baca juga: Gatot Nurmantyo Dapat Bintang Mahaputera, Mahfud MD: Tak Diberi Curiga, Dikasih Dibilang Mau Bungkam

Keduanya dianggap tak memiliki afiliasi, baik kepada NU ataupun Muhammadiyah.

Menurutnya, ada kebiasaan kursi Menteri Agama akan diberikan kepada perwakilan NU.

Sementara, kursi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan diberikan kepada perwakilan Muhammadiyah.

Baca juga: Mahfud MD: Rizieq Shihab Bukan Khomeini, Pengikutnya Tidak Banyak

"Dalam situasi ini, wajib kita mendirikan partai Islam ideologis kaffah," jelas Cholil.

Selain itu, alasan Partai Masyumi bangkit kembali disebut Cholil, tak lepas dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang tak menanggapi permintaan untuk menampung massa 212 dan massa dari eks Partai Bulan Bintang (PBB).

Cholil mengungkap dirinya pernah dijenguk oleh politikus PKS Hidayat Nur Wahid sewaktu sakit.

Baca juga: Jaksa Agung Divonis Bersalah oleh PTUN, Jamdatun: Kami akan Banding Keputusan yang Tidak Benar

Di sana, dia meminta PKS agar menampung kedua massa tersebut.

Namun, lantaran permintaan itu tidak ditanggapi, Cholil percaya Partai Masyumi akan menjadi satu-satunya tumpuan untuk menampung kedua massa itu.

"Insyaallah Masyumi satu-satunya yang menjadi tumpuan kita, karena kita pernah berdiskusi dengan Hidayat Nur Wahid ketika saya sakit."

Baca juga: Jurus Baru Lawan Covid-19, Pemkab Bekasi Ajak Warga Terapkan 3W

"Ngobrol 2 jam dan saya minta PKS menampung massa 212, massa eks PBB."

"Beliau berpikir lama, akan musyawarah, akhirnya sekarang tidak ada kabar."

"Maka saya berkesimpulan PKS tidak bersedia menampung massa umat Islam 212 dan mantan aktivis PBB."

Baca juga: Gatot Nurmantyo Dianugerahi Bintang Mahaputera, Deklarator KAMI: Cara Jinakkan Orang Beda Sikap

"Tidak ada jalan lain, kita mendirikan Partai Masyumi yang dulu pernah berjaya," beber Cholil. (Vincentius Jyestha)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved