Virus Corona
Pembelian Vaksin Covid-19 antara Gerak Cepat dan Kehati-hatian, Sri Mulyani Jamin Aman dan Efektif
Presiden Jokowi mengungkapkan alasan mengapa pemerintah bergerak cepat dalam pengadaan vaksin virus corona. Sri Mulyani pastikan semua aman
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo ( Jokowi) mengungkapkan alasan mengapa pemerintah bergerak cepat dalam pengadaan vaksin virus corona atau vaksin Covid-19.
Bahkan pemerintah telah melakukan finalisasi pembelian vaksin untuk Covid-19 dari tiga perusahaan produsen vaksin, yakni Cansino, G42/Sinopharm, dan Sinovac.
Padahal, vaksin dari ketiga perusahaan itu belum melewati uji klinis fase 3.
Baca juga: Erick Thohir Pastikan Bulan Depan 3 Juta Vaksin Covid-19 Berbagai Merek Tiba di Indonesia
Baca juga: Presiden Minta agar Vaksin Covid-19 yang Beredar di Indonesia Dipastikan Lolos Uji Klinis
"Mengapa perlu kecepatan, karena memang semua negara tengah berlomba-lomba untuk memperoleh vaksin ini secepat-cepatnya. Dan kita tahu ini semua memang kejar-kejaran," kata Jokowi dalam rapat terbatas 'Rencana Pengadaan dan Pelaksanaan Vaksinasi' di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (26/10/2020).
Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati mencoba meluruskan bahwa pengadaan dan pelaksanaan vaksin Covid-19 akan dilakukan secara aman dan efektif sesuai arahan Presiden Joko Widodo.
“Kalau aman itu vaksin harus sudah ikuti tahap uji klinis yang benar. Ini penting untuk memberi keyakinan ke masyarakat,” kata Sri Mulyani dilansir dari Antara, Rabu (28/10/2020).
Baca juga: Arie Untung Geram Presiden Prancis Hina Nabi Muhammad, Siap Buang Ratusan Juta Tas Brended
Sri Mulyani mengatakan pengadaan vaksin secara aman berarti semua aspek yang bersifat ilmiah akan tetap dipenuhi sesuai standar yang sudah dilakukan atau diadopsi secara internasional.
Oleh sebab itu, pengadaan vaksin dan vaksinasi sangat tergantung pada progres uji klinis dan standar keamanan yang sudah ditetapkan secara internasional oleh WHO maupun Indonesia and Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI).
“Jadi Indonesia tidak menggunakan standar berbeda. Kita menggunakan standar sama internasional,” tegas dia.
Menurutnya, penggunaan standar internasional diterapkan dalam rangka memberi keyakinan bahwa pemerintah tidak mempercepat atau melakukan sendiri terkait mekanisme dan standar pengadaan vaksin.
Baca juga: Ditagih Utang Saat Acara Live, Nikita Mirzani Ngamuk Sampai Tendang Meja
“Jadi kehati-hatian dengan standar WHO dan ITAGI adalah agar Indonesia bisa tetap menjalankan proses vaksinasi termasuk pembelian vaksin yang sekarang berbagai brand sudah muncul,” jelas Sri Mulyani.
Di sisi lain, sembari menunggu tersedianya vaksin yang membutuhkan waktu cukup lama karena harus memenuhi kebutuhan 267 juta penduduk Indonesia maka pemerintah telah menyusun rencana secara detil.
“Kita juga sudah lakukan berbagai simulasi di beberapa tempat. Kementerian Kesehatan menyebutkan ada tiga yaitu Bogor, Bali, dan Ambon,” kata dia.
Ia mengatakan simulasi tersebut bertujuan agar pemerintah dapat melihat implementasi dari vaksinasi yang akan dilakukan ketika vaksin telah tersedia.
Baca juga: BEM Nusantara Raih Rekor MURI, Gelar Upacara Virtual Sumpah Pemuda Diikuti 3.500 Peserta
“Karena vaksin harus dijaga dalam suhu yang sesuai treatment yaitu di bawah nol derajat celcius,” kata Sri Mulyani.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/wartakota/foto/bank/originals/vaksin-virus-corona-dan-obesitas.jpg)